[ Chapter 3 ]

4K 318 5
                                    

POV

Sore ini, kelas Gun baru saja selesai. Dengan raut bahagia, Gun keluar dari kelasnya. Dia akan menemui Krist dan New di depan fakultasnya. Senyum Gun tidak luntur sejak tadi. Kalian tahu kenapa Gun bahagia? Tentu karena malam ini mereka bertiga sudah membuat rencana untuk mengunjungi klub favorit mereka dan bersenang-senang.

Mengunjungi klub adalah rutinitas mereka untuk bersenang-senang, entah kapan pun dan hari apa pun. Jika mereka bosan, mereka akan datang ke klub dan bersenang-senang dengan berbagai minuman dan tarian.

Namun, baru saja Gun akan keluar dari gedung fakultasnya, tiba-tiba ada seorang wanita yang menghampirinya secara tiba-tiba.

"Gun, Gun tunggu!" teriak wanita tersebut sambil berlari ke arahnya. Gun pun berhenti dengan raut wajah bingung.

"Hah... hah... akhirnya aku menemukanmu setelah hampir seluruh ruangan di gedung ini aku masuki," ucapnya terengah-engah. Ternyata wanita itu adalah Neen. Mereka adalah mahasiswa satu tingkat, namun mereka mengambil fakultas yang berbeda.

Setau Gun, Neen adalah anak dari fakultas kedokteran. Tapi kenapa jauh-jauh datang ke fakultas psikologi? Bertemu saja jarang karena memang jaraknya yang jauh dari fakultasnya.

"Kau mencariku ke seluruh gedung? Ada perlu apa sampai kau harus menemuiku?" tanya Gun dengan raut wajah yang masih bingung.

"Begini, tadi aku kebetulan berpapasan dengan Khun Off. Dengan wajah datar, dia berbicara, namun tetap saja wajahnya sangat tam-"

"Baiklah, baiklah, langsung pada intinya saja. Aku punya janji dengan New dan Krist. Jika aku telat, mereka akan mengamuk padaku," ucap Gun, memotong ucapan Neen yang dia yakini adalah pujian tentang Off. Tidak akan berakhir singkat, karena mau bagaimana pun, bagi mereka, wajah datar, marah, senyum, bahkan ketusnya Off akan mereka puji sebegitu panjangnya.

"Oke, oke, jadi begini. Khun Off menyuruhku untuk menemui mu agar kau datang ke ruangannya sekarang."

"Hanya itu?" ucap Gun, menaikkan alisnya pada Neen. Neen menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Gun bengong. Hanya itu yang dia ingin sampaikan padanya? Dan dia rela memutari gedung fakultas psikologi. Sungguh gila.

"Oke, aku akan menemuinya, dan terima kasih, Neen, telah menyampaikannya padaku. Bye," Gun mulai beranjak pergi. Dia melambaikan tangannya pada Neen, dan Neen pun membalasnya.

Dia tidak ingin membuang waktunya untuk berpesta malam ini, jadi lebih baik dia cepat-cepat menemui dosennya itu.

"Kalau saja dia bukan dosen dan pemilik universitas ini, ku yakin sekarang aku sudah pulang ke apartemenku," gerutu Gun sambil menaiki lift untuk menuju ke lantai atas, karena tempat Off berada di lantai atas.

Sesampainya di depan pintu ruangan Off, Gun langsung mengutuknya. Namun, sepertinya dia mendengar suara tangisan dari dalam.

Tok tok tok

Gun mengetuk pintunya dan menunggu perintah untuk masuk ke dalam. Dan beberapa menit pun akhirnya dia mendapatkan perintah untuk masuk.

"Masuk," jawab suara bariton dari dalam yang bukan lain adalah suara Off yang menyuruhnya masuk.

Perlahan-lahan, dia membuka pintu lebar yang ada di hadapannya. Dan benar, tangisan itu seperti tangisan bayi saat Gun masuk. Benar saja, itu adalah bayi yang ada di dalam gendongan Off.

"Sawadee khap, Khun Off. Apa Anda memanggilku?" Gun memberikan wai kepada Off.

Off membalik tubuhnya yang tadinya menghadap ke arah jendela lebar yang menunjukkan indahnya kota Bangkok dari atas sini.

Namun yang Gun lihat adalah wajah lelah dari Off, kantung mata yang tergambar jelas di bawah matanya, rambut yang sedikit berantakan, dan tangan kemeja yang dia gulung hingga sampai siku. Tapi, errr, itu sangat berdampak bagi Gun.

"Ya, saya memanggil kamu ke sini. Silakan duduk, ada yang ingin saya bicarakan," Gun langsung menarik kursi dan duduk. Begitupun dengan Off, dia duduk dengan membawa Chimon di gendongannya.

Oe.....Oe.....Oe.......

Mata Gun kini teralih pada bayi yang bernama Chimon. Bayi imut itu sepertinya sudah menangis sejak tadi. Karena saat dia datang saja, telinganya mendengar suara tangisan bayi.

My Dear LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang