Kedua

525 52 14
                                        

Tiga tahun masa pelatihan akademi, Petra sudah resmi menjadi Pasukan Pengintai. Kini berada di Markas Pasukan Pengintai berupa kastil tua di dalam dinding Rose. Cukup berjarak dari ketiga lembaga prajurit lainnya agar memang difokuskan dekat dengan dinding luar.

Seragam jubah sayap kebebasan dibagikan kepada kadet yang baru diterima berbaris rapi di depan. Petra merasa senang sebentar lagi akan bertemu sosok pejuang itu.

Terdengar suara Oluo yang sedang membanggakan dirinya di depan setelah menerima seragam Pasukan Pengintai, "Ya aku memang masuk 10 besar prajurit terbaik akademi tapi aku memilih untuk menjadi Pasukan Pengintai karena melindungi kalian tau"

Gunter dan Eld menggeleng-geleng tak habis pikir melihat kelakuan sahabatnya yang pamer, "Kami terharu mendengarnya tapi kami tidak butuh itu" timpal Eld

Oluo merasa tidak dihiraukan "Heh? Apa maksudmu Eld?" Oluo melihat  Petra yang sudah mengambil seragamnya, mendekati Petra. Oluo menopang sikunya di bahu pendek Petra, "Kamu mengikutiku ya untuk masuk Pasukan Pengintai. Jangan harap aku bisa tertarik pada--" terhenti karena lidah Oluo tergigit karena Petra menepis bahunya.

"Makanya jangan berbicara di pundak orang. Oh ya, malah kamu yang jangan mengharapkan aku bisa tertarik padamu" ketus Petra.

Sejak masuk akademi, Oluo selalu berbuat iseng dengan Petra namun Petra tidak merasa terganggu. Oluo memang pandai dan baik hanya saja sikap pamernya yang bikin tepuk jidat yang selalu terhenti dengan lidahnya yang tergigit. Kemudian Gunter dan Eld yang sudah berteman dengan Oluo jadi berteman dekat dengan Petra.

Membentuk pertemanan dengan cewek seorang diri membuat Petra merasa paling diayomi oleh yang lain. Tapi bukan berarti Petra bisa bermanja dengan mereka justru merekalah yang selalu minta diperhatikan dari segi apapun.

Malamnya, ada acara penyambutan bagi kadet yang baru bergabung dengan Pasukan Pengintai. Ruang makan terasa riuh dengan percakapan dan senda gurau. Petra mencari-cari sosok pejuang itu, namun tidak ia temukan. Petra duduk bergabung di meja makan yang sudah disiapkan dengan teman-teman seangkatannya.

Kadet baru berada di satu meja panjang. Mereka berbagi cerita tentang pemilihan prajurit kemarin. Kebanyakan dari kadet yang masuk Pasukan Pengintai secara terpaksa karena tak ada pilihan lain. Hanya posisi sepuluh besar bisa di dalam dinding Sina dan saat itu prajurit Penjaga Dinding juga sudah melebihi kuota. Mereka hanya bisa berandai-andai masuk ke Polisi Militer, itu dari yang Petra dengar. Petra merasa sudah cukup bosan mendengarkan mereka pun bangkit dari duduknya.

Oluo bertanya melihat gestur Petra, "Mau kemana Petra? Teman-teman disini masih berbagi cerita"

"Mencari udara segar sebentar" langkah Petra menjauh dari kerumunan.

Dari jendela terlihat langit malam yang cerah penuh dengan bintang, Petra jadi tertarik untuk naik ke lantai atas menuju balkon untuk melihat langit lebih jelas.

Saat mencapai pintu balkon, betapa terkejutnya Petra menemukan seseorang yang ia cari. Dia sedang duduk di tepian balkon membelakangi Petra yang sedang berdiri terpaku. Dialah kapten Levi, prajurit terkuat umat manusia.

Kapten Levi merasakan seseorang ada di pintu balkon langsung menoleh. Hendak Petra pergi dari balkon karena merasa gugup melihat kapten Levi namun kapten Levi memanggilnya, "Oi, ada apa kadet baru berada disini?"

Petra menjawab dengan gugup, "A.. Aku ingin melihat langit di balkon tapi aku tidak tau ada kapten Levi disini. Mungkin aku pergi ke tempat lainnya saja"

Tanpa melihat Petra, kapten Levi berkata "Balkonnya hanya ada disini"

"O... Oh begitu", Petra bingung harus bagaimana menanggapinya.

"Aku tak merasa terganggu. Tak apa kemarilah", lanjut kapten Levi

Petra berjalan pelan mendekat di tepian balkon. Matanya langsung tertuju pada langit yang penuh dengan bintang dan tanpa sadar Petra berkata, "Indahnya" yang membuat Kapten Levi meliriknya, Petra jadi canggung segera mengatupkan bibirnya.

Petra mencoba mencairkan suasana "Kenapa Kapten Levi tidak ikut masuk ke acara penyambutan di dalam?"

"Aku tidak tertarik dengan keramaian"

"Hmm... begitu. Apakah kapten Levi suka melihat langit?" pertanyaan itu terlontar begitu saja. 'Aduh kenapa jadi banyak bertanya begini nanti kalau kapten Levi terganggu gimana' sedikit melirik ke arah kapten Levi.

Diam sesaatm

Kapten Levi menjawab, "Mereka terlihat sama saja. Tapi tempat ini pertama kalinya aku bisa melihat langit karena aku berasal dari desa bawah tanah"

Petra kaget mendengar jawaban kapten Levi merasa tak percaya. 'Bawah tanah katanya. Bawah tanah itu hanyalah tempat penampungan yang berisi orang-orang jahat dan tempat prostitusi kan? Kalau begitu, kapten Levi adalah anak dari aah sudah jangan terlalu berpikir yang tidak-tidak. Kapten Levi pasti sudah mengalami hal yang cukup berat di masa kecilnya dan sudah berjuang sampai ke permukaan. Kini masih mengemban beban berat itu. Sebagai pejuang umat manusia' Petra mengucapkan itu di dalam pikirannya sambil tertunduk.

Merasa bersalah, Petra meminta maaf dengan tulus, "Maaf aku menanyakan begitu kapten"

"Itu kejadian lama", jawab kapten Levi singkat.

Petra diam-diam memperhatikan kapten Levi, badannya yang kecil namun terlihat kuat dan gagah. Wajah kapten Levi terlihat menawan, garis dagunya yang tegas, hidungnya tinggi, bibirnya yang tipis, dan sorot matanya yang tajam bisa membuat para hati wanita akan tertarik. Namun saat ini matanya seperti terlihat tidak fokus. Mungkin saat aku menyinggungnya, dia jadi teringat masa lalu.

Petra melihat sisi yang berbeda dari yang terlihat selama ini dari anggapan orang. Sisi kelembutan yang tidak diperlihatkan.

'Aku ingin mengenalnya lebih dalam'

Tanpa sadar, kapten Levi melihatnya dan Petra segera mengalihkan wajahnya malu karena terlalu lama memandangnya.

"Disini sudah terasa dingin. Apakah kapten Levi tidak masuk ke kastil saja?" kata Petra untuk mengalihkan

"Kau duluan saja" jawabnya terdengar acuh

"Baiklah kalau begitu kapten. Selamat malam" pamit Petra meninggalkan balkon.

Kejadian tak terduga bagi Petra bisa berdua dengan kapten Levi. 'Hanya berdua'. Petra menutup wajahnya yang bersemu merah. Petra segera menuju kamarnya untuk beristirahat karena esok adalah hari pertama pelatihan menjadi Pasukan Pengintai.

================================================================

#Canon: Saat pertama kali Petra bertemu kapten Levi secara personal, Petra baru menyadari tubuh kapten Levi yang begitu kecil tapi punya energi yang besar dan memliki aura pemimpin - cuplikan dari AoT SmartPass AU 'Round About Midnight - Petra Ral

Untold Story: Petra RalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang