Hari kedua pelatihan semua kadet baru diantar menuju peternakan Blouse untuk diberikan satu per satu kuda yang akan mereka gunakan untuk bertugas. Di sana, para kadet dapat memilih kuda sesuai keinginannya yang akan mereka pelihara dan mencoba untuk menaiki kudanya.
Petra memilih kuda berbulu abu yang sepertinya sudah senang ketika pertama kali mengelus kepala kuda itu. Petra mengajak kuda itu berlari dan sesekali berjalan santai mengelilingi peternakan, ternyata cukup mudah untuk diberikan perintah. Di samping Petra sudah ada Oluo yang menyusul menunggangi kuda berwarna chestnut.
"Kau tadi malam berbicara dengan kapten Levi, ada apa?"
"Itu karena kapten Levi datang ke dapur ingin membuat teh. Karena kita bagian piket, jadi aku yang membuatkannya"
"Kau mencoba merayu kapten Levi ya?"
"A.. Ah tidak. Bicara apa kau ini" jawab Petra gugup
Oluo sudah paham tingkah sahabatnya ini, "Kau menyukai pria cebol itu kan?"
Sontak Petra menoleh kaget, "Aku hanya mengaguminya. Bagaimana bisa kau tarik kesimpulan seperti itu?"
"Kau senyum-semyum sendiri saat kapten Levi pergi meninggalkan ruang makan"
"Hey, kau memata-mataiku ya"
"Jelas tidak, aku kan hanya memeriksa ruang makan dan dapur apa semuanya sudah dibersihkan", jawab Oluo yang sedikit memalingkan wajahnya. "Aku akan ajak kudaku berlari sekali lagi. Sudah dulu". Oluo sudah bergerak menjauhi Petra.
Petra sebenarnya sudah tau sejak di pelatihan akademi Oluo tertarik padanya hanya saja Petra ingin menjadikan Oluo sahabatnya. Terlihat egois, lagipula Petra tidak memiliki perasaan apapun pada Oluo, hanya sebatas sahabat.
Setelah menghabiskan waktu di peternakan Blouse, kadet baru bisa pulang menunggangi kudanya menuju markas Pasukan Pengintai. Hari sudah menjelang matahari terbenam, Petra menaruh kudanya di kandang berpapasan dengan Oluo. Oluo mendadak menjadi pendiam bahkan tak menoleh pun kearah Petra.
'Mungkin butuh waktu untuknya menyendiri'
-----
Petra mencoba berbicara dengan Oluo empat mata setelah makan malam karena Oluo lebih menyendiri di meja yang berbeda dengan Petra, Eld, dan Gunter. Petra mendatangi meja Oluo, "Tak seperti biasanya kau diam. Apakah lidahmu sudah mati"
Petra hanya berdiri menatap Oluo yang masih duduk dengan tangan yang menelungkup di depan mulutnya. "Bukan begitu, aku sedang memikirkan cara agar kita semua masuk ke squad Levi"
"Kita semua? Bagaimana caranya?"
"Iya, kita semua. Kita bisa dalam bentuk tim dalam satu formasi Misi Diluar Dinding mendatang"
Petra mengernyitkan dahi tak mengerti, "Benarkah itu?" tapi seketika mengingat sesuatu, "Bukankah dalam membentuk tim tidak bisa memilih secara individu"
"Itulah yang ingin aku cari lagi informasinya", jelas Oluo
"Akan kupanggilkan Eld dan Gunter agar bisa membantumu", Petra seraya menoleh ke arah Eld dan Gunter
Oluo menahan Petra memanggil teman yang lain, "Benarkah kau hanya mengagumi kapten Levi?"
Petra menunduk, "Aku rasa, aku hanya sekedar mengagumi saja"
Oluo membantah, "Hey, kau wanita yang semangat dan tanpa menyerah. Mental pejuang. Kenapa kamu jadi kalah sebelum berperang. Atau jangan-jangan kau begitu setelah menghadapi raksasa yang beneran"
"Kita kan belum menghadapi raksasanya. Tapi kapten Levi berbeda dengan raksasa itu dan jangan kau samakan, bodoh." jawab Petra kesal
Oluo terkekeh, "Ini baru Petra yang aku kenal"

KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Story: Petra Ral
FanfictionMungkin perasaanku pada kapten Levi bertepuk sebelah tangan. Aku pun tidak berani bertanya untuk memastikannya. Tapi setidaknya aku yakin dengan perasaanku dan terus berada disampingnya hingga nafas terakhirku -- Cerita ini pengembangan dari cerita...