Ketujuh Belas

310 30 37
                                    

Setelah seharian tadi membawa dua raksasa setinggi lima dan tujuh meter dalam keadaan hidup-hidup ke gudang markas squad Hange. Kini Erwin, Hange bersama Moblit, Mike bersama Nanaba, dan Levi bersama squadnya tengah duduk bersama mengitari api unggun untuk sekedar bercakap-cakap sambil minum teh.

Mereka membicarakan rencana misi selanjutnya dan perekrutan anggota baru pasukan pengintai saat angkatan 104 lulus nanti. Kemudian kapten Hange mengalihkan topik "Semuanya apakah kalian pernah memimpikan dunia luar tanpa ada raksasa?".

Kapten Hange sudah antusias semenjak membaca catatan Ilse Lagnar, membuatnya merasakan ada secercah harapan dari percobaannya besok.

"Bagaimana kalau dari Hange dulu yang menjawabnya" ucap Komandan Erwin

"Aku akan menyisakan satu raksasa, kemudian aku awetkan dan dijadikan pajangan museum. Ah tidak di markasku saja biar aku melihatnya terus setiap hari. Mencincangnya, mengulitinya dan ..". Hange dengan mata yang berbinar-binar hingga bersimpuh sambil menggerak-gerakkan tangannya kemana-kemana saking semangatnya. Moblit sebagai wakilnya menahan antusias kaptennya dengan wajah was-was takut air liurnya muncrat ke arah komandan Erwin "Kau sudah berlebihan, Ketua"

Komandan Erwin bergantian menjawab, "Aku ingin membuktikan teori ayahku tentang dunia luar. Aku akan menjelajah ke seluruh penjuru hingga puas rasa keingintahuanku"

Mike menyandarkan duduknya dengan kedua tangannya ke belakang "Kalau aku belum memimpikan itu. Tapi kalau itu terjadi, ada satu hal yang ingin aku lakukan" dengan mata Mike menuju pada Nanaba yang tersenyum. Levi memilih untuk diam tak menjawab.

"Yah, meski hanya berandai-andai tapi tak ada salahnya kan" ujar Hange enteng. "Besok aku mau langsung memulai percobaan senjataku. Aku boleh meminta tolong salah satu dari anggota squadmu Levi?"

"Hm, siang aku dan Petra akan ke tempatmu. Nanti dijadwal bergiliran"

"Terimakasih, Levi. Oke baiklah aku pamit dulu mau membaca beberapa referensi sebelum percobaan" Hange bangkit dari duduknya dan diikuti oleh Moblit yang berpamitan "Selamat malam semua"

"Kalian segeralah kembali ke markas. Selamat beristirahat semua" komandan Erwin berpamitan. Diikuti oleh semuanya yang meninggalkan api unggun menyisakan Petra yang membereskan semua gelas dan kapten Levi yang masih duduk menunggu "Petra, bisakah besok pagi mengajariku membuat biskuit. Masih ingat pernah aku minta sebelumnya padamu?"

Petra menoleh ke arah kaptennya, dia ingat saat kapten Levi tertarik minta diajarkan membuat biskuit lapis coklat sebelumnya, hadiah dari Petra buat kapten. "Baik kapten, aku akan menyiapkan bahan-bahannya. Untuk siapa saja kapten membuatnya?"

"Hange dan Erwin, mereka akan sibuk hingga melupakan waktu makannya. Kau pernah bilang kalau makanan manis akan memberikan efek positif dan menambah kekuatan otak"

"Baik kapten" Petra mengangguk. Kapten Levi memang sosok yang peduli dengan teman-temannya meskipun sering berkata kasar.

Keesokkannya, Petra dan kapten Levi berada di dapur untuk membuat biskuit. Petra mengakui kapten Levi sangat telaten dalam melakukan hal apapun termasuk membuat bentuk raksasa pada biskuit dengan sangat rapi meski kali pertama bagi kapten. Menurutnya agar Hange mau memakannya karena tertarik dengan bentuk biskuit. Kapten Levi membungkus menjadi dua bagian toples "Petra, bersiap sekarang. Kita harus segera berangkat"

--

Petra dan kapten Levi terlebih dahulu menuju markas utama dimana komandan Erwin berada dan dilanjutkan ke markas kapten Hange dengan membawa rancangan rencana misi. Petra berjalan menuju laboratorium mencari keberadaan kapten Hange. Petra mengetuk pintu sambil berbicara "Ini Petra, aku ada pesan dari kapten Levi untuk kapten Hange", tidak ada jawaban. Petra memutar knob pintu, ruangan itu terkunci

Untold Story: Petra RalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang