Kedua belas

307 36 7
                                    

Januari, 850. Di ruang makan, teman-temannya sedang berkumpul. Petra membawakan teh panas yang ia racik dengan rempah untuk menghangatkan diri di puncak musim dingin yang menggigit. Tak banyak kegiatan atau misi yang bisa dilakukan. Tapi squad Levi masih berada di markas dengan pakaian lengkap prajurit.

Eld membuka suara, "Akhir maret nanti, aku memutuskan untuk melangsungkan pernikahan"
Sontak semua kaget, hingga Oluo tergigit lidahnya. Jarang ada seorang prajurit pasukan pengintai yang menikah.

"Bukankah kasihan calon istrimu nanti semisal kau tak bisa kembali dari luar dinding" ucap Gunter dengan raut khawatir
"Mungkin terlihat ini keputusan egoku, tapi aku ingin merasakan momen sekali seumur hidupku dengan orang yang sudah lama aku cintai" Eld menundukkan pandangan menatap gelasnya
"Wajar saja Eld ingin menikah, kan dia sudah cukup tua untuk menikah" jawab Oluo yang tak pikir panjang. Petra langsung menyikutnya karena ucapannya takut menyinggung kapten Levi meski kapten Levi berwajah datar tak menanggapi. "Sakit tau" Oluo mengerang.

"Menurutku Elisa juga berpikiran sama denganmu Eld. Dia akan bahagia bila bisa menikah denganmu. Bisa saling mencintai hingga maut memisahkan seperti janji pernikahan" Petra mengalihkan. Eld mengangguk.
"Kau bicarakan itu dengan Erwin. Erwin tak akan keberatan. Meski benar kata Gunter, kau akan diceramahi oleh Erwin sebelum mendapat izin" kapten Levi membuka suara setelah menyesap tehnya.
"Baik kapten" jawab Eld mantap.

Tiba-tiba dari arah pintu, Moblit datang dengan terengah-engah "Kapten Levi, ada perintah dari komandan Erwin. Squad khusus diminta untuk mengevakuasi kadet akademi"
"Kalian segera menyiapkan diri" perintah Levi kepada anggotanya.
Dengan sigap semuanya berhamburan menyiapkan segala perlengkapan dan tak lupa mengenakan mantel.
Tanpa bertanya, mereka pergi menuju markas akademi dengan kecepatan penuh.

Sesampainya di markas akademi, terlihat masih tidak ada yang datang.
"Eld dan Gunter carilah di sisi kiri, aku dan Oluo di sisi kanan. Petra tunggulah di dalam dan cari informasi"
"Siap, Kapten" dan mereka pun berpencar. Kapten Levi memutuskan mencari di sekitar markas terlebih dahulu.
Petra memasuki markas akademi dan mencari informasi tentang kegiatan yang dimaksud.
Cukup jarang misi yang dilakukan oleh akademi dan penanggung jawabnya adalah pasukan pengintai.

--

(Sepekan sebelum kejadian)

Levi dengan squadnya dipanggil oleh komandan Pixis di kantornya, berada di distrik Trost.
Levi sebenarnya malas karena merasa tak ada hubungannya dengan pasukan pengintai tapi bila yang diminta oleh Erwin, dia tak pernah menolak.

Komandan Pixis menunggu dengan asistennya, Anka, di ruangan.
"Silahkan squad Levi untuk duduk" Anka mengarahkan ke meja panjang dengan kursi yang mengitari. Dihadapan sudah ada berkas berjudul "Pelatihan Kerjasama Tingkat Luar Biasa" yang sudah disiapkan. Squad Levi membacanya dengan teliti.

"Apa sebenarnya tujuan dari latihan ini?" ujar Kapten Levi setelah membacanya
Komandan Pixis menenggak minuman keras yang dibawanya sejak tadi dan sepertinya saat ini sedang melantur, "Apa yang kau bicarakan?"
"Jangan berpura-pura bingung, otakmu masih bisa kau jalankan meski kau minum minuman keras" Levi mulai menggertak
"Hm, ini perintah atasanmu. Dilihat dari manapun ini sepertinya sulit untuk bisa diselesaikan hingga akhir oleh prajurit akademi. Pasukan garnisun hanya merencanakan kegiatan ini" jawab komandan Pixis dengan tenang sambil mengecap lidahnya, menikmati sisa minumannya.
"Sudah ku bilang jangan sering minum pak tua" Anka memukul kepala komandannya biar sadar tapi sia-sia malah jatuh tertidur di atas meja.

Tak puas dengan pernyataan komandan Pixis, kapten Levi berdiri diikuti dengan yang lain dan meninggalkan ruangan.
"Maafkan komandan Pixis tapi itulah berkas yang kami kerjakan, sisanya kalian" ujar Anka sebelum kapten Levi dan squad sebelum mencapai pintu.

Untold Story: Petra RalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang