Ketiga belas

289 39 17
                                    

Disarankan sambil dengerin lagu Untouchable-Taylor Swift :)

-----------------------------------------------------------

Sekembalinya squad Levi di markas mereka, Kapten Levi langsung menuju kamarnya tanpa berbicara. Petra menuju dapur membuat air hangat untuk kaptennya. Yang lainnya juga sedang kelelahan mengistirahatkan diri ke kamar.

Petra membawa baskom berisi air hangat dan handuk kemudian mengetuk pintu kamar Levi, tak ada suara. Petra langsung masuk mendapati kapten Levi yang sedang tidur duduk di meja kerjanya, tanpa melepaskan peralatan di tubuhnya. Petra mencoba membangunkan, tapi matanya masih terpejam. Nafasnya berderu, pelipisnya mengeluarkan banyak keringat dan pipinya memerah. Petra menyibakkan poni kapten Levi mengecek suhu tubuhnya. Dugaannya benar, kapten Levi sedang sakit demam. Badai salju dan mantelnya yang tadi basah kuyup penyebabnya.

Petra sibuk melepaskan seluruh peralatan di tubuhnya. Tak disangka kapten Levi bangun, "Oi,  kau mencoba menggerayangi ya?"
Petra langsung menarik tangannya "Kapten sedang sakit. Kau mencoba membohongiku tapi aku sudah lebih dulu tau" benar-benar menyebalkan.

"Iya, aku bisa mengurus diriku sendiri" Levi bangkit dari kursinya melepaskan jaketnya. Petra melihat kemeja Levi yang basah kuyup. "Gantilah kemejamu, basuh dengan air hangat ini, kemudian tidur di ranjang" Petra mengalihkan wajahnya ke arah pintu, segera keluar karena yang dilihatnya barusan membuat pipinya memerah
"Kau benar-benar bisa cerewet pada kaptenmu ya"
"Habisnya kapten sok-sokan bisa urus diri sendiri tapi malah membiarkan memburuk"
"Kau tak perlu mencampuri urusanku. Untuk apa kau repot-repot mengurusiku?"
"Aku bawahanmu dan itu menjadi tugasku mengurusmu. Aku akan siapkan sup dulu" Petra membuka pintu keluar dari kamar kapten Levi. Tak perduli dengan kapten Levi yang akan kesal dengannya.

Di dapur, Petra memberingsut sambil memasak. Eld masuk ke dapur mengambil gelas berisi air putih. Melihat temannya sedang mengaduk panci, Eld pun mendekat melihat wajah Petra. "Kenapa kamu berwajah masam sambil memasak, nanti mempengaruhi masakannya loh"
Petra menghela napas mengendalikan dirinya, "Ya itu karena kapten sedang sakit tapi masih memaksa ingin urus dirinya sendiri padahal lihatlah dia malah membuatnya bertambah parah. Tingkahnya masih seperti anak kecil yang susah diberitahu padahal sudah berumur kepala tiga"
"Hey, tingkah laki-laki akan selalu seperti bayi berapapun umurnya makanya perlu sosok wanita yang memarahi dan mengurusnya" sambil menepuk pelan pundak Petra yang sudah seperti adik perempuannya.'Hah apa maksudnya?' Petra tak bisa mencerna perkataan Eld barusan

"Nanti aku akan membuat laporan misi hari ini, urus dengan baik kapten kita ya Petra" Eld pun keluar dapur.
Petra menghela napas lagi 'Aku hanya perlu bersabar' pikirnya.

Supnya sudah jadi, Petra menaruh di mangkuk dan membawanya ke kamar Kapten Levi serta gelas, teko air dan obat. Petra mengetuk pintu dan masuk, kapten Levi ternyata menuruti apa yang dikatakannya tadi. Kini Levi berada diatas ranjangnya tidur dengan kaos lengan panjang.
Petra membangunkan kapten Levi, "Kapten, makanlah dulu supnya"
Kapten Levi membuka matanya perlahan, mungkin karena masih pening. Tak bicara, Levi bangun dan duduk di ranjangnya memakan supnya.
"Setelah makan supnya, minum obat dan segera tidur" Petra mengangkat baskom untuk mengganti airnya dan keluar dari kamar. "Aku akan kembali, untuk mengompres"

--

Levi tak benar-benar memejamkan mata, badannya terus bergerak mencari posisi seperti Levi tidak merasa nyaman "Oi, Petra, kau jangan menunggu seperti aku orang jompo"

"Berarti kau tidak ingin benar-benar sembuh ya"

"Ini hanya sebentar, aku akan membuat laporan misi setelah ini"

"Sedang dikerjakan oleh Eld, Eld kan wakilmu jadi wajar saja kalau kapten sedang sakit, Eld bisa menggantikan. Sudah jangan banyak berpikir, segera tidur"

"Aku tidak menyukai perlakuanmu. Berlebihan bagi seorang bawahan kepada atasannya"

"Baiklah sekarang harus segera tidur biar sehat dan bisa memberi perintah pada bawahannya" Petra tak habis pikir dengan kaptennya yang masih saja bebal. Levi hanya menggeleng pasrah dan memejamkan matanya kembali, mencoba tidur. Levi kini sudah tertidur pulas, efek obat telah bekerja.

Petra terus menunggu di samping ranjang sembari membaca buku sambil sesekali mengganti kompres, mengecek suhu tubuh Levi yang kini sudah membaik. Terdengar ketukan pintu, Eld masuk dengan membawa laporan yang dikerjakan. Petra menoleh dan memberi isyarat untuk memelankan suaranya. Eld mengangguk dan berjalan pelan menuju meja kapten Levi. "Bagaimana kondisinya kapten?" Eld berbisik

"Dia sudah mendingan setelah minum obat, kau istirahatlah"
"Apa perlu bergantian jaga?"
"Aku nggak apa kok"
Eld mengangguk dan berjalan pelan meninggalkan kamar kapten. 

Tengah malam, Levi terbangun. Petra dengan sigap menghampiri, barusan Petra memandang ke arah jendela melihat salju yang turun. "Minumlah air dulu kapten"

Levi hanya diam dan menurut, minum beberapa teguk dan menaruh gelas kembali. "Sudah ku bilang, tindakanmu ini berlebihan. Kembali ke kamarmu dan istirahat" 

Petra menggelengkan kepala, "Aku akan berada disini hingga kapten sembuh. Sekarang cobalah untuk tidur lagi"

"Kau ini keras kepala" Levi memposisikan dirinya untuk tidur lagi. Petra hanya diam dan membetulkan letak selimut kapten Levi.

Petra tak masalah bila dia akan dibenci oleh kaptennya setelah ini. Baginya ini tindakan lumrah bagi bawahan yang memperdulikan kesehatan atasannya, di lain sisi Petra ingin berada di dekat kapten sebagai wanita yang memperhatikannya.

Setelah dua hari, kapten Levi kini sudah pulih kembali dan ikut latihan. Dia tak mau berbicara dengan Petra cenderung cuek hanya pada Petra. Sedingin salju musim ini. Petra hanya bisa berharap dengan bergantinya musim,  'salju' di hati kapten Levi pun ikut meleleh.

================================================================


Untold Story: Petra RalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang