Bukan Petra namanya yang mudah menyerah, Petra mengedarkan pandangannya mencari keberadaan kapten Levi. Di tangannya kini sudah memegang dua tiket menonton pertunjukan sirkus di distrik Ehrmich menyambut datangnya musim semi. Kemarin, Petra seharian mengantre, luar biasa panjang. Antusias warga Paradis ingin menyaksikan pertunjukan yang diadakan setahun sekali selama tujuh hari itu.
'Dengan ini Petra bisa leluasa berbicara berdua dengan kapten Levi'
Petra malah bertemu Oluo yang kini menyeringai sambil menunjukkan hal yang serupa dengan Petra "Katakanlah ya untuk menemaniku menonton sirkus"
Petra mengangkat tangannya memamerkan sambil menyeringai, "Maaf, Oluo. Aku akan mengajak kapten. Jadi aku menolak untuk pergi bersamamu"
"Ayo taruhan, apakah kapten mau menonton sama kamu apa nggak" Oluo meremas tiketnya kesal
"Ayo, lihat saja nanti. Kita ke ruangan kapten Levi" meski sebenarnya Petra tidak yakin bila kapten akan mengiyakan ajakannya tapi daripada pergi sama Oluo. Sampailah mereka di ruangan kapten. Kapten sedang bersantai duduk di sofa menikmati teh.
"Kapten, aku punya dua tiket nonton sirkus. Apakah kapten mau menemaniku pergi?" tanya Petra sedikit ragu
"Aku sudah menontonnya kemarin bersama Hange lagipula sebentar lagi aku mau bertemu dengan Erwin. Malas kalau menonton ulang" jawaban yang sudah Petra duga
"Baiklah kapten. Kami permisi" Petra dan Oluo meninggalkan ruangan kapten. Oluo tertawa terbahak-bahak "Hahaha, wanita pendek dan jelek sepertimu mana bukan tipenya untuk diajak jalan-jalan" Petra menyikut perut Oluo dan membuatnya dia berhenti karena tergigit lidahnya sendiri.
Petra menghela napasnya berat, tak ada pilihan lain "Oluo, nonton bersama Eld dan Gunter saja kalau begitu"
Tibalah mereka di lokasi sirkus, kanan kiri banyak yang berjualan. Akhir musim dingin bila seramai ini tidak terlalu merasa kedinginan karena berdesakan satu sama lain.
Eld rupanya antusias memimpin barisan, menoleh ke belakang agar teman-temannya bisa berjalan lebih cepat "Ayo cepetan, nanti kedapatan bagian kursi belakang". Petra geleng-geleng kepala, Eld memang yang paling tua umurnya dibandingkan lainnya dan dianggap seperti kakak laki-laki, tapi terkadang punya sifat kekanak-kanakan karena dia anak bungsu dari saudara-saudaranya.
Eld sudah mencapai pintu tenda, mencari kursi kosong dekat panggung dan duduk secepatnya memboking empat kursi. "Asik bentar lagi mau dimulai. Hey, Petra, senyum dong wajahnya". Petra tersenyum getir, masih teringat dengan perkataan kapten.
Pertunjukan sirkus berlangsung hampir dua jam. Semua terlihat gembira menyaksikannya dan begitu pula Petra, melupakan kejadian tadi.
Hingga saat keluar dari tenda, mata Petra menemukan kapten Levi bersama komandan Erwin yang berjalan di depannya. Tanpa sadar Petra menunjuk. Teman-temannya menoleh apa yang ditunjuk Petra. Seseorang yang tadi bilangnya malas nonton ulang. "Ayo, samperin aja" ajak Gunter dan diikuti oleh langkah lainnya. Eld seakan paham dengan tingkah Petra karena Petra berjalan pelan paling belakang.
"Nanti waktu pesta pernikahanku, Petra ajak kapten Levi ya kan biar ada temannya" Eld menundukkan kepalanya agar tak terdengar dengan yang lain. "Nggak mau ah. Aku nggak tau juga apa kapten mau ikut apa nggak. Lagipula aku dari awal berencana berangkat sendirian" Petra melangkah lebih cepat menghindari kejaran Eld. "Hey, Petra kenapa jadi aku yang ditinggal"
--
Petra sekarang tidak ingin bertemu dengan kapten Levi. Petra hanya berdiam diri di kamarnya membaca buku untuk mengusir bayangan kapten. Gagal. Petra menatap keluar melalui jendela.
Benarkah Petra mencintainya dan tidak menuntut apapun darinya.
Tapi yang kapten lakukan tadi, berbohong. Sesuatu yang Petra benci.
Atau mungkin Petra lah yang membuat dia benci.
Jelas saat dia sakit berulang kali mengatakan 'tindakan yang berlebihan' seperti memaksanya untuk merasakan perasaan yang sama.
Kalau untuk membuatkan kapten teh adalah termasuk tindakan yang berlebihan, maka Petra harus berhenti melakukannya.
Lebih baik Petra melupakan perasaannya pada kapten.Petra menarik napasnya dalam-dalam. Kesedihannya tidak boleh berlama-lama karena dia adalah seorang prajurit elite di bawah komandonya. Tetap patuh pada perintah kaptennya. Dia harus profesional. Cukup malam ini Petra meluapkan segala kesedihannya, menangis sebanyak-banyaknya agar bisa tersenyum di pagi hari.
================================================================
Disclaimer: Spoof on Titan adalah karya sampingan official yang diawasi oleh Isayama sensei
#Canon: pengembangan cerita dari Spoof on Titan chapter 23 book 1

KAMU SEDANG MEMBACA
Untold Story: Petra Ral
FanfictionMungkin perasaanku pada kapten Levi bertepuk sebelah tangan. Aku pun tidak berani bertanya untuk memastikannya. Tapi setidaknya aku yakin dengan perasaanku dan terus berada disampingnya hingga nafas terakhirku -- Cerita ini pengembangan dari cerita...