Reason Why

966 122 7
                                    


Happy Reading!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Beberapa hari berlalu dan Sunghoon masih terjebak pada perasaannya untuk Jay.

Ia suka Jay itu sudah jelas 'kan?
Tapi Jay yang mengabaikannya dan itu pun juga sudah jelas.

Namun untuk hari ini sepertinya berbeda Jay tak menghindar saat teman-teman mereka meminta berkumpul lengkap tak ada yang beralasan sibuk. Jay juga tak menghindar saat mereka tak sengaja bertemu tatap. Jay juga tak menatap malas saat Jake mulai menggoda mereka berdua seperti beberapa hari yang lalu.

Apa Jay sedang berakting di depan teman-teman mereka?
Apa ia hanya berpura-pura?

"Hun, Lo ngelamun?" Jake menepuk pundak Sunghoon pelan.

"H-hah? Oh, enggak.." Sunghoon tersenyum.

"Lo kenapa Hun?"

"Ck, gue bilang gapapa. Ini gue lagi banyak tugas makanya sampe gak fokus gini."

"Cicilannya juga banyak tuh makanya berat banget hidupnya."

"Kol, lo jahat banget!"

"Lha, bener kok. Muka lo ketekuk mulu dari kemarin. Cuman orang yang punya beban cicilan di mana-mana yang kaya gitu."

"Sumpah.." Sunghoon menggeleng dramatis. "Lo bukan teman gue!"

"Kak Jake setuju gak kalo kak Sunghoon sama kak Nicholas jadian? Mereka kalo debat ternyata lucu banget ya." tebak siapa yang bicara?

Sialan sekali mulut nya..

Ngena sekali ucapannya. Salah satu dari mereka yang ada di sana nyaris saja tersedak minumannya. Bersyukur, ia bisa berpura-pura biasa.

Pulang lewat mana dek? Begitu inner seseorang yang hampir tersedak tadi.

"Matamu memang suka bener, dek"
Jake tertawa. "Noh, Kol, sudah ada yang dukung satu. Gas aja mumpung Sunghoon masih sendiri."
"Kita siap bantu, ye gak Jay?"

Jay mengangkat alisnya bingung.. tiba-tiba di lempari pertanyaan begitu jelas ia bingung.
"Hah?"
"Oh, ha ha haa.. Iya Kol." ia tertawa, tapi matanya telak menatap tajam pada Nicholas.
Yang mana hal itu membuat Nicholas membalas tersenyum pada Jay. Bukan senyuman biasa karena ia merasa tertantang untuk mengerjai Jay balik.
Pikir nya mungkin ini momen baik untuk ia membalas segala kejahatan Jay selama ini padanya.

"Mm.." ia menarik tangannya yang tadinya ada di atas meja menuju kepala Sunghoon.
"Nanti lo masih balik sama gue kan? Jadi kita mungkin bisa pergi jalan-jalan dulu sebelum gue antar Lo sampe apart. Gak apa kan Jay, Gue pinjam Sunghoon nya dulu?"

Sial!

Di sebelah Sunghoon, Jake bersorak ramai di susul oleh yang lainnya minus Jay dan Kyungmin.
"Gila! Nicholas berani cuy!"

"Buru Jay, Izinin! Teman Lo mau pdkt, tuh."

"Ya kan, lo bilang gas aja mumpung dia masih sendiri."

"Gimana Jay? boleh lah ya ini gue ngajak Sunghoon jalan dulu."

"Aaaa! Kak Nicholas keren!" Jungwon merasa bangga melihat itu. Tak menyesal ia memberi saran di awal tadi.
"Kak Jay, Izinin kak Sunghoon pergi sama Kak Nicholas ya.."

Mengabaikan sorakan teman-temannya yang lain Sunghoon malah menatap pada Jay yang ternyata sedang memberikan tatapan datarnya pada Nicholas. Sumpah! Tatapan Jay yang seperti itu kalau di berikan untuknya mungkin Sunghoon akan memutuskan pindah apartemant hari itu juga.

🐧🐧🐧

Something..

"Sial lo! Gak gitu cara mainnya!" Jay menarik kerah baju Nicholas dengan kasar sesaat setelah Nicholas sampai di parkiran. Bersyukur, saat itu area parkiran sedang sepi dan sepertinya memang hanya ada mereka saja.

"Heh! Gue ngikut permainan kalian, loh. Lo juga kan ngikut permainan Jake doang?"

"Ya, tapi kan gak perlu lo iya kan juga!"

"Jay, sorry banget nih, Sunghoon juga masih sendiri apa salahnya gue dekatin dia juga kan?"

"Nicholas lo..! Di perjanjian kita gada yang kaya gini ya?!"

Nicholas melepas cengkraman tangan Jay dari kerah baju nya.
"Kita bisa bersaing sehat Jay. Gue tau langkah gue gak sebesar langkah lo yang sudah sejajar sama Sunghoon, tapi bukannya Sunghoon juga bisa cape? Dan saat itu tiba gue siap membantu dia dari belakang karena jarak nya sekarang gue yang sejajar sama Sunghoon."
Nicholas menepuk bahu Jay pelan.
"Jangan anggap gue jahat karena di sini yang mulai lo. Lo ngasih gue jalan untuk masuk di antara kalian. Dari awal alasan gue bisa bareng Sunghoon juga lo."

"Lagian seingat gue, kita memang gak ada bahas soal ini kan?
"Jay, Lo harusnya ingat.. Lo yang memulai semua ini harusnya Lo lebih teliti lagi, perasaan orang gada yang tau. Kemarin memang Lo minta gue cuman buat jagain Sunghoon selama Lo gak ada di samping dia, cuman itu. Lo gada ngasih gue batasan lain kan?"

Ini jelas sekali berawal dari Jay. Karena saat Jay menjauhi Sunghoon beberapa hari yang lalu ia meminta Nicholas untuk menjaga Sunghoon.
Memang hanya menjaga. Ia lupa pesan lainnya, karena memang tak menyangka atau sekedar menyimpan curiga pada Nicholas sedikit pun.

"Tapi.. memang harus ya Lo sejelas ini?"

"Gue minta maaf untuk hal ini.. gue rasa lebih baik gue jujur dari sekarang kan? dari pada Lo tau di kemudian hari."

"Sorry, Jay, gue duluan. Sunghoon sudah nunggu."

Nicholas sudah hampir pergi meninggalkan Jay di parkiran itu, tapi ia mengingat sesuatu. Ia hanya memastikan Jay tak menangis. Bukan ingin menertawakan, tapi Jay itu temannya mana tau kalau karena ini Jay berubah cengeng kan. Susah kalau ia harus menenangkan Jay yang menangis. Sangat tidak lucu juga.

"Gue bakal pergi kalau Sunghoon minta gue pergi." begitu katanya sebelum benar-benar meninggalkan Jay di sana.

🦅🦅🦅

Apa ini, apa ini?!

Oh my.. Kenapa saya malah buat konflik 😵

Note: Double up untuk 4 chapter ke depan ya 😉

831 [JayHoon On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang