BAGIAN EMPAT BELAS
Jatuh cinta itu bukanlah sebuah kesalahan, manusia memerlukan cinta.
***
“Senang bertemu denganmu, Tuan Puteri. Bolehkah aku mengetahui namamu?” Langga, dengan posisi berlutut dan mengulurkan tangan kanannya pada Dasha, mengharapkan uluran tangannya disambut. Bahkan rambutnya tertata rapi, kostum berwarna putih dan emas yang berkilauan, serta kalimat yang mendalami perannya seolah ia memang benar-benar seorang pangeran.
“Itu ada di scene berapa? Gue pernah baca di naskah,” ujar Tari sambil mengingat-ingat dialog pada naskah drama yang akan dimainkan saat pentas seni nanti.
Langga berdiri tegak, berdeham kecil karena Dasha sama sekali tak bereaksi pada sapaannya. “Scene kelima, pas pangeran dan puterinya ketemu di pesta.”
“Lo ternyata inget, emang nggak salah gue rekomendasiin lo!” Natari tersenyum senang.
“Tari, ikut gue!” Dasha yang sedari tadi tak bersuara akhirnya menarik tangan kanan Natari, membawanya keluar dari ruangan klub. Di depan loker kelas 10 yang kebetulan tempat paling dekat dengan berbagai macam ruangan ekskul, Dasha melepaskan Natari, dan menatap cewek itu untuk meminta penjelasan.
“Apa, sih?” tanya Natari yang ditatap intens oleh sahabatnya. “Jangan liatin gue mulu, dong. Malu, nih,” candanya sembari mengibaskan tangan kanannya.
Dasha menghela napas panjang, sedikit mengerti bahwa ia telah terjebak dalam jebakan milik Natari ketika ia menyetujui untuk membantu Klub Drama berpartisipasi untuk pentas seni. “Lo nggak bilang kalau yang ambil peran pangerannya ternyata Langga, lo sengaja, kan?”
“Tahu dari mana gue sengaja? Pinter banget sih, sahabat gue.”
“Tapi kenapa harus Langga? Nggak ada yang lain lagi apa gimana?”
Natari melemparkan senyuman pada Dasha, lalu memegang kedua bahu Dasha. “Sampai kapan lo mau pura-pura nolak kehadiran Langga, sih? Langga kurang apa lagi buat nunjukkin kalau dia emang beneran mau lo percaya sama dia?”
“Maksud gue—“
“Gue udah tahu semuanya, kok,” potong Natari. “Gue tahu kalau lo sebenernya udah mau coba nerima Langga di kehidupan lo pelan-pelan. Kalaupun nggak, lo nggak bakalan terima ajakan Langga buat pergi atau cuma makan bareng. Dan gue juga yakin kalau Langga itu orang yang tepat biar lo bisa percaya sama orang lagi, biar lo percaya cinta.
"Dash, jatuh cinta itu bukan sebuah kesalahan, kita itu manusia, manusia perlu cinta. Sama halnya gue yang memerlukan Dean di kehidupan gue, dan lo yang memerlukan Langga. Lo butuh seseorang, Dash,” jelas Natari panjang lebar. Ia sangat ingin sahabatnya mengerti kalau Dasha sebenarnya membutuhkan seseorang dalam kehidupannya, dan orang itu adalah Langga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [COMPLETE]
Teen Fiction[Tidak direvisi sebelum publish karena malas. Apabila ada ratusan typo dan tata bahasa buruk, itu karena tidak direvisi] Kalimat cinta yang Langga utarakan pada Dasha seharusnya merupakan sebuah kebohongan. Meski begitu, seiring waktu berjalan, baik...