29

22 13 4
                                    

BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN

Yang membuatmu berpikir bahwa suatu hal adalah sebuah kesulitan padahal belum mencoba adalah kamu yang enggan berusaha untuk mencoba.

***

"Pft, payah," ejek Dean pada Langga.

Langga melempar tisu yang sudah ia remas pada Dean yang langsung dengan sigap menghindar.

Setelah mengucapkan kalimat memalukan pada Dasha di tengah keramaian, Langga langsung mundur. Bukan hanya karena malu, tetapi ia juga menyadari bahwa seluruh mata siswa tertuju pada mereka berdua. Bahkan banyak orang yang menggoda Langga dan Dasha di kantin saat ini.

"Harusnya lo kasih tau dong kalau semua orang liat," decak Langga, detakan jantungnya masih berdetak kencang hingga dada Langga terasa sakit saat ini.

"Seru aja gitu, kayak liat drama gratisan," ujar Dirga yang menahan tawanya.

"Lagian kalian kan ada di tengah-tengah kantin, kayak emang bener-bener ngasih liatin drama secara percuma," kata Dean sambil mengecek ponselnya.

"Tuh, liat. Ada yang videoin dari awal banget pas Dasha nabrak lo." Dean menunjukkan sebuah video amatir berdurasi satu menit yang tertera pada akun sosial media komunitas sekolah pada Langga.

Langga meringis, telinganya memerah karena malu. "Nggak ada kerjaan banget yang rekam. Dasha juga pasti bakal nggak nyaman, kan?"

"Dih, justru ini kesempatan lo buat perbaiki yang udah berlalu," ujar Dean dengan nada sang pujangga cinta. "Wahai Anakku, cinta adalah sebuah anugerah yang hanya dimengerti oleh orang-orang yang merasakannya."

"Wahai Anakku, jika engkau cinta maka kejarlah!" Leo yang tiba-tiba datang lalu merangkul bahu Langga, tertawa kecil sambil mengikuti nada sang pujangga Dean. Leo berada di kelas tingkat 7, omong-omong. Satu kelas dengan Dean.

"Duh, gila lo, ya," kata Langga sambil melepas rangkulan Leo.

Leo menyengir dan duduk di samping Dean yang kosong. "Kayaknya seleb sekolah nambah nih."

"Bukan berarti gue mau jadi seleb sekolah, ya!"

Leo hanya membalas Langga dengan tawa.

"Bener kata Leo, lo harus kejar cinta lo kalau lo nggak mau dia kabur terlalu jauh," tambah Dirga yang duduk di samping Langga, ia menepuk bahu Langga sekali.

"Tapi kan nggak gampang."

"Duh lo rumitnya ngelebihin sin cos tan-nya Matematika, deh," cibir Dean. "Nggak ada yang nggak gampang di dunia ini. Yang bikin lo mikir begitu adalah lo yang nggak mau berusaha."

"Contohnya adalah lo yang mau pahami Matematika tapi kerjaan lo adalah rebahan," tambah Leo yang entah kenapa sangat sinkron dengan Dean.

"Hahaha, kok kayak nyindir gue, ya." Dean tertawa renyah.

Believe [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang