33

26 12 2
                                    

BAGIAN TIGA PULUH TIGA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN TIGA PULUH TIGA

Sebab ia percaya, dia akan kembali padanya lagi. Apa pun yang terjadi.

***

Tugas kelompok berjalan dengan lancar. Berterima kasihlah pada anak-anak kelas unggulan yang tidak tergoda dengan kenikmatan dunia hingga tugas mereka benar-benar selesai.

Pukul lima sore, pekerjaan mereka sudah selesai sepenuhnya. Candra bahkan sudah menghilang entah ke mana, ia mengatakan ia akan berkeliling rumah ini dan mencari harta karun. Langga hanya mengiakan agar Candra cepat-cepat pergi. Sementara Dean, Dirga, dan Natari tentu bisa diandalkan. Mereka langsung angkat kaki dari ruang tamu hingga menyisakan Langga dan Dasha.

Senyap.

Hanya ada suara detik jam yang melaju, dan suara kertas yang dibalik.

"Mau date?"

"Nggak."

Langsung ditolak.

"Dasha, lo bilang kan kalau lo perlu waktu buat maafin gue?"

"Gue nggak pernah bilang gitu ke lo. Sekarang, siapa yang bilang itu ke lo?"

Tatapan instens Dasha mengarah pada Langga yang tengah menatapnya serius. "Itu nggak penting. Yang penting adalah, tolong kasih tahu gue, gue perlu apa biar lo maafin gue?"

Dasha mengalihkan pandangannya kembali pada buku yang dibacanya. Ia juga selalu menyadari bahwa teman-temannya angkat kaki dari sini dengan alasan bahwa ia harus bisa mencari cara untuk memaafkan Langga.

"Gue tahu kalau lo punya alasan di setiap perilaku lo." Dasha membalikkan lembar novel. "Tapi gue perlu waktu."

"Mau seribu tahun pun gue siap tunggu." Langga menghela napas pasrah.

"Lo bakalan mati duluan."

"Itu tahu." Langga menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. "Karena gue nggak mungkin hidup selama seribu tahun, makanya gue butuh kepastian secepatnya."

Dasha diam-diam melirik Langga yang duduk di sofa yang ada di hadapannya. Cowok itu bahkan mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang tengah merajuk, bahkan pandangannya pun lesu. Apa Dasha terlalu keras padanya?

"Lo suka kembang api?"!tanya Langga tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Pengen tahu aja."

"Nggak terlalu, berisik."

Hening lagi.

"Lo marah sama gue nggak?" Langga menegakkan tubuhnya, kedua bola matanya menatap lurus Dasha.

"Sedikit." Dasha tak mengalihkan pandangannya dari novelnya.

"Meski begitu, ternyata lo masih mau ngomong sama gue."

Believe [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang