BAGIAN DUA PULUH SATU
Kamu warna-warni yang tak bisa diprediksi.
***
Aneh. Menurut Dasha, selama dua hari ini ada yang tidak beres. Sudah dua hari Langga tak menemuinya di kelas atau di kantin, bahkan tidak memberinya pesan atau telepon untuk mengucapkan selamat malam.
"Langga sakit," kata Natari setelah memastikannya dengan bertanya pada Dean.
"Kenapa baru ada kabar?" tanya Dasha, penasaran.
Natari mengangkat kedua bahunya. "Dean juga nggak tahu, dia pikir Langga cuma bolos biasa. Pas disamperin, dia baru tahu kalau Langga sakit."
"Oh," balas Dasha singkat. Perasaannya yang resah sudah berkurang ketika mengetahui kabar Langga, namun bukan berarti hilang sepenuhnya karena Dasha pun merindukan cowok itu.
"Dean sama gue mau jenguk, lo mau ikut?" tawar Natari yang langsung disetujui oleh Dasha.
Maka dari itu, saat kelas sudah selesai, Dean, Natari, dan Dasha bersama-sama pergi menuju rumah Langga yang lebih bisa dibilang sebagai mansion dari pada sekadar rumah. Saat tiba di sana, Shita yang pertama kali menyapa mereka dengan hangat.
"Maaf, kamu siapa? Tante baru lihat kamu hari ini," tanya Shita pada Dasha.
"Saya Dasha, Tante, temannya Langga. Sala—"
"Oh! Jadi kamu yang namanya Dasha?" potong Shita antusias, ia mengelus surai Dasha lembut. "Kamu cantik, ya. Tahu nggak, kalau Langga di rumah sering ngomongin kamu, lho. Katanya kamu pacarnya, bener?"
"E-Eh? B-Bukan Tante, cuma temen," balas Dasha gugup. Meski begitu, detak jantungnya menggebu kala mengetahui bahwa Langga sering menceritakan dirinya pada keluarganya.
"Lho, masa cuma temen, sih?" balas Shita kecewa.
"Biasa, Tan. Langga, kan, banyak ngehalu," tambah Dean membuat Shita tertawa.
"Ya udah, kalian duluan, ya. Langga ada di kamar, tahu, kan?" tanya Shita.
"Tahu, kok, Tan," balas Dean. Lalu setelahnya mengajak Natari dan Dasha menuju tempat yang dituju.
Selama perjalanan di lorong-lorong luas dan besar, banyak asisten rumah tangga yang mengerjakan tugas masing-masing di mansion ini. Saking besarnya, bahkan untuk membersihkan satu ruangan pun dibutuhkan banyak orang. Anak tangga dengan bentuk yang melingkar mereka naiki untuk mencapai kamar Langga yang berada di lantai dua.
Dean langsung membuka pintu kamar Langga, bahkan dengan suara keras mengatakan, "Gaga! Temen gantengmu datang!"
Langga tak terkejut, bahkan raut wajahnya datar, seolah mengatakan "sudah biasa". Cowok yang masih mengenakan piyama hitam bergaris itu terlihat tengah memainkan video game kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [COMPLETE]
Teen Fiction[Tidak direvisi sebelum publish karena malas. Apabila ada ratusan typo dan tata bahasa buruk, itu karena tidak direvisi] Kalimat cinta yang Langga utarakan pada Dasha seharusnya merupakan sebuah kebohongan. Meski begitu, seiring waktu berjalan, baik...