27

25 14 1
                                    

BAGIAN DUA PULUH TUJUH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN DUA PULUH TUJUH

Terkadang yang seorang anak butuhkan hanyalah pelukan dari orangtua yang dikasihi.

***

Hari demi hari berlalu, hingga ujian tengah semester akhirnya tiba. Tak ada kata bermain lagi pada para siswa, mereka dituntut untuk belajar dan memperoleh nilai yang memuaskan.

Semua siswa menenggelamkan diri mereka pada buku-buku tebal, mencoba untuk mempelajarinya.
Hanya Langga yang terlihat santai dan menghadapi semuanya dengan tenang. Bahkan ia tak terlihat menyentuh buku di hari ujian hingga berakhirnya ujian.

"Pokoknya gue udah berusaha," komentar Dean, wajahnya tertunduk lesu, bahkan langkahnya lemah.

Langga menggedikan bahunya, tetapi tetap mengikuti langkah Dean.

Ujian tengah semester yang akhirnya sudah selesai membuat banyak siswa menyorakkan suara kemenangan. Meski ragu pada skor akhir dan mungkin saja remedial akan menyusul.

"Nah, ulangan kan udah beres. Lo mau ke mana, Ga?" tanya Dean dengan antusias. Ia melirik Langga, namun cowok itu bahkan tak memberikan Dean atensi, justru ia menatap gerak-gerik seseorang di sana.

"Kasih kesempatan aja." Dean menyikut Langga.

"Maksud lo?" Langga menaikkan sebelah alisnya.

Dean menepuk keningnya. "Lo masih suka sama Dasha, kan? Dengerin gue Ga, cerita lo baru dimulai dan nggak mungkin kan kalau udah berakhir lagi?"

Langga mengangkat bahunya, lalu melangkah mendahului Dean yang menggerutu kesal karena diabaikan.

***

"Dash? Kenapa?" Natari melambaikan tangan kanannya di hadapan Dasha.

Dasha tersentak kecil, lalu menggeleng. "Gapapa," balasnya singkat.

"Oh iya, ulangan kan udah beres. Jadi lo mau pergi ke mana, gitu?"

"Gue ikut aja."

Natari hanya mengangguk, lalu mengoceh soal tempat yang harus mereka kunjungi.

Sementara Dasha kembali melirik punggung yang kian menjauh itu, ia diam-diam berharap bahwa sosok itu membalikkan badannya, lalu memberikan senyuman termanis itu lagi padanya. Namun harapan hanyalah semu.

***

Langga sudah tiba di tempat yang sudah ditentukan beberapa menit yang lalu. Cahaya senja dari sang surya menyirami taman kota sore ini.

Langga duduk di sebuah kursi kayu di dekat sebuah pohon yang rindang, angin sepoi memainkan daun-daunnya yang hijau. Tempat tersebut masih dikunjungi oleh para pengunjung, bahkan anak-anak masih bermain berkejaran sambil tertawa-tawa di sana.

Believe [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang