37

34 13 0
                                    

BAGIAN TIGA PULUH TUJUH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN TIGA PULUH TUJUH

Lo nolak sekarang, tapi sukanya nanti.

***

Langga mengira setelah Teresha meninggalkan ruang kelasnya kemarin dan berhenti menganggu Langga seharian kemarin menunjukkan bahwa Teresha sudah menyerah padanya. Namun perkiraannya salah. Teresha kembali pagi ini dengan senyumannya yang manis, gaya rambut yang sama, dan sweater berwarna soft pink yang kebesaran untuk menghampri Langga di ruang kelasnya.

Udara pagi ini yang dingin dan mendung membuat banyak siswa merapatkan pakaian mereka dan mengenakan pakaian hangat.

"Gue bawain susu panas dari rumah!" seru Teresha sambil mengeluarkan termos kecil dari dalam paperbag-nya. Ia duduk di hadapan Langga dengan memutar kursinya ke belakang.

"Nggak butuh," balas Langga singkat.

"Cuacanya mendung, sih."

Langga bangkit dari bangkunya, ia melirik Teresha dengan dingin sebelum berderap meninggalkan tempatnya.

Di ambang pintu, ia hampir menabrak Dasha yang baru saja datang. Jaket kebesaran berwarna hitam yang Langga yakini merupakan milik Dhika membuat Dasha tampak tenggelam di sana. Sangat menggemaskan. Namun kepalanya dengan cepat mengingat sesuatu mengenai rencana Dean.

Langga melanjutkan langkahnya tanpa menyapa Dasha, bahkan tak menunjukkan senyumannya meski tipis. Meninggalkan Dasha yang menatap punggung Langga yang menjauh dengan kebingungan.

"Langga!"

Dasha menoleh ketika Teresha memanggil nama Langga dan buru-buru mengejar Langga sambil membawa paperbag-nya. Entah mengapa, kehadiran Teresha sungguh mengganggunya. Apa dia juga penyebab perubahan Langga? Menggelengkan kepala, Dasha duduk di bangkunya dengan perasaan yang aneh.

"Lo udah nonton drakor yang baru update kemarin belum?" tanya Natari begitu Dasha memosisikan dirinya di samping Natari.

Dasha hanya mengangkat bahunya membuat Natari mengerucutkan bibirnya. "Teresha, ya?"

"Kenapa dia?" tanya balik Dasha tanpa melirik Natari.

"Dia emang ngeganggu banget. Lo cemburu, kan?"

"Nggak, siapa bilang?" sanggah Dasha cepat yang malah membuat Natari menyipitkan kedua matanya curiga.

"Lo cemburu."

"Nggak!"

"Lo pikir lo bisa ngebodohin gue? Padahal sebelum pensi dimulai, lo udah suka balik ke Langga, kan? Dan lo malah gagal nyatain perasaan lo saat itu di rooftop. Padahal saran gue udah bagus banget," keluh Natari. "Jadi wajar aja kalau lo cemburu pas ada cewek lain yang deketin orang yang lo suka. Jangan ditutupin."

Believe [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang