Pada pagi harinya sebelum berangkat ke Pantai Mawun mereka memilih sarapan di sebuah restoran yang tidak jauh dari hotel yang mereka singgahi.
Sesudah makan mereka semua melanjutan perjalanan. Senja mulai mendekati Mora.
"Ekhem." Senja berdeham karena suasana canggung yang dirinya rasakan.
"Hm, buat yang kemarin aku minta maaf ya karena udah kepo." Senja mulai membuka pembicaraan.
Saat berbicara dengan Mora, pandangan Senja lurus ke depan enggan menoleh kearah Mora yang berada di sebelahnya persis.
Mora tersenyum samar. "Gapapa, seharusnya aku yang minta maaf sama kamu karena kemarin udah ga sopan dan langsung pergi gitu aja."
Senja menoleh sekilas lalu mengalihkan pandangannya kembali kearah depan. "Kalau ada masalah, cerita sama kita. Kita semua ga bakal terbebani sama masalah kamu. Kami justru khawatir kalo kamu ga cerita dan justru malah berdiam diri seperti itu."
"Kita emang ga bakal bisa ngasih saran terbaik untukmu. Tapi setidaknya kamu bisa sedikit lebih lega karena beban yang kamu rasakan sediki berkurang. Kamu ga perlu melukai dirimu hanya untuk mengurangi rasa sakit yang kamu rasakan." lanjut Senja lalu menoleh kepada Mora sembari tersenyum.
"Ada banyak cara untuk kamu mengurangi rasa sakit itu selain menyakiti dirimu sendiri. Bukankah kamu pernah cerita sama aku kalo kamu suka ngedance? kenapa kamu ga ngelampiasin kearah sana saja? tubuhmu bukan talenan yang harus terkena pisau terus. Aku tidak tahu masalahmu, aku harap kamu bisa pulih dan ceria." setelah berbicara seperti itu, Senja kembali berjalan kearah Jineva dan Terra yang sedang berfoto di bawah pohon.
"Kamu sama Senja tadi ngomongin apa?" tanya Nala namun diberi gelengan oleh Mora.
"Ya udah kalo begitu kita kesana yuk?" Nala menunjuk kearah Jirene dan Syenna yang sedang berdiri di depan tukang es krim.
"Ayo kesana." balas Mora, setelah itu Nala menggenggam tangan Mora menuuju Jirene dan Syenna.
Tepat pukul 2 siang, mereka semua baru tiba di Pantai Mawun.
"Waah, cantik banget!" Cherry memandang kagum kearah pantai yang sangat cantik di depannya.
"Fotoin aku dong!" ujar Nala memberi ponsel miliknya kepada Jirene.
Jirene menerima ponsel Nala sembari mendengus. "Awas kalo ga bener lho!" peringat Nala membuat Jirene menghela napasnya.
"Hai Gussy! sekarang kita lagi ada di Pantai Kuta!" ujar Diela memulai vlog.
"Pantai Mawun..," ujar Jineva dan Senja mengingatkan.
"Maaf gussy, ternyata aku salah. Ayo kita ulang openingnya!" balas Diela setelah mendengar ucapan Jineva dan Senja.
"Hai Gussy! sekarang kita lagi ada di Pantai Mawun! Kita udah di Lombok dari kemarin~ lihat deh cantik banget, kan?" kata Diela sembari menunjukkan kondisi Pantai Mawun.
"Nah, di sini kalian bisa ngeliat anak kecil yang juga yang sedang bermain pasir!" lanjut Diela seraya menyoroti Cherry dan Terra membuat keduanya mendengus.
"Di sana ada yang lagi foto dan nyantai juga, terus bla... bla," ujar Diela yang terus mengoceh.
"Diela anteng banget deh dikasih kamera kayak begitu." ujar Jirene menghampiri JSM, alias Jineva, Senja, dan Mizel.
"Mau dong!" ujar Jirene yang mau mengambil es kelapa yang Jineva minum.
"Ga ya! sono sih beli sendiri! ini aja aku dibayarin sama Mizel, ya ga?" sahut Jineva sembari menoleh kearah Mizel, tapi seperti angin lalu, Mizel hanya menoleh kearahnya saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMISTAD || TWICE [ongoing]
Fanfiction"Yakin masih mau pertahanin persahabatan ini? Ini mah udah hancur," Nala bertanya dengan menatap sahabatnya satu-persatu. "Kalo kayak begini terus, gue ga kuat!" lalu dia memegangi dadanya dan air mata terjun kembali kepipi melalui matanya. "Lo gila...