Wakil BEM ¦ parte 19

18 4 0
                                    

Jirene Adara Emir, POV

Gila! ini aku bisa-bisa diomelin sama Elang karena telat. Wakil BEM mana yang telat saat rapat seperti ini?!

Ck, ini tumben banget si jalanan di Bandung macet seperti ini, duh ilah bisa-bisa waktu aku nyampe nanti mereka semua udah pada pulang lagi.

Kemarin digrub chat di suruh kumpul jam sepuluh pagi, tadi pas berangkat dan liat jam udah jam-hah?! GILA YA! INI MAH MASIH KESISA 1 JAM LAGI! Gawat, berarti tadi aku salah liat jam.

Kalo udah tiba lagi si ini bisa-bisa aku nungguin yang lain, sekarang baru jam 9!

Aku langsung mencium tangan papaku yang kemarin baru saja pulang. Padahal pas aku masih di Lombok dia masih ada di hotel Jakarta lho, Bos Ninja emang nih.

"Pak Bos, aku rapat dulu ya!" ujarku sembari memberikan hormat ala-ala penaikan bendera.

"Ada uang jajan ga? nanti pulangnya mau dijemput atau engga?" tanya ayahku yang tak lain adalah Emir.

"Uang yang kemarin papa transfer waktu aku di Lombok masih ada kok!" balasku yang diangguki olehnya.

"Pulangnya kapan? biar papa jemput nanti bareng adikmu les." ujar papaku seraya menurunkan kaca mobil.

"Ga perlu bos, aku juga ga nentu pulangnya jam berapa." balasku yang diangguki oleh papaku.

Setelah melihat mobil papaku yang sudah menjauh, aku langsung melangkah kearah ruang BEM. Kata Elang si kita mau membahas tentang OSPEK.

Setibanya di sana aku langsung mengernyitkan dahi, seberapa pagipun aku datang entah kenapa Elang selalu menjadi yang pertama ada di dalam ruangan ini.

Aku berjalan sembari menarik bangku yang tepat berada di sebrang Elang. "Ngapain sih ngeliatin gue kayak begitu?!" tanyaku tidak suka membuat Elang terkejut.

"Ya karena gue punya mata, masa gue ga boleh liatin lo si?" balas Elang yang terdengar cukup menjengkelkan ditelingaku.

Aku langsung duduk dan membuka aplikasi pesan-antar. "Ngapain? mau mesen minuman? Ga perlu, tadi Dimas sama Fikri udah mesen. Itu digrub, pesanan yang gue pesen buat lo benerkan?" balas Elang seraya menatapku.

Sial, kenapa dadaku jadi deg-degan ya? Aku langsung buru-buru mengecek pesan di grub. Bagaimana bisa Elang tahu minuman kesukaanku itu yogurt smoothie?

"Makasih." ujarku padanya yang langsung diangguki.

Tak lama Sella datang, disusul oleh Dimas dan Fikri yang membawa paperbag dengan logo putri duyung. Dua lelaki itu langsung membagikan minuman diatas meja.

30 menit menunggu, akhirnya rapat BEM dimulai. Elang langsung menyampaikan progress yang sudah ia rancang dikepalanya.

"Idenya bagus, tapi gimana kalo OSPEK tahun ini kita buat berbeda?" usulku membuat semuanya memusatkan perhatiannya kearahku.

"Berbeda kayak gimana tuh?" tanya Ambon, sebentar ya jangan hujat aku. Tapi emang itu panggilannya.

"Kita buat games seru, kan? Selain pengenalan dan sambutan, tujuannya supaya mereka makin akrab satu-sama lain. " lanjutku melanjutkan usulan.

"Boleh tuh, tapi kira-kira games apa ya yang bagus?" balas Dinna yang masih menatapku.

"Gimana kalo tentang ilmu pengetahuan gitu? bagus, kan? Tapi yang dasar-dasar aja gitu gausah yang berat-berat banget." Fikri ikut memberi usulan yang disetujui oleh semua.

Rapat diakhiri dengan Elang yang menyuruh Sella dan Bayu untuk mengetik propasal. Akhirnya rapat kali ini bubar dengar cepat.

Aku membereskan bekas minuman yang masih tersisa dimeja rapat, lalu Elang merapihkan kertas-kertas yang tadi ditulis untuk menyampaikan ide-ide dan masukkan yang berasal dari anggota.

AMISTAD || TWICE [ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang