Syenna Lovaniore
Hari ini ada jadwal dimana kami akan berkumpul bersama-sama nantinya. Diela sudah pulang dari Jakarta dan jadwal kumpul ini bermaksud untuk merayakan kedatangannya kembali.
Beberapa hari ini kita tidak berkumpul karena kesibukan kita masing-masing. Seperti saat ini aku yang sedang sibuk mengobrol dengan teman sekelasku.
Aku dengar dosen yang mengajarku hari ini tidak bisa hadir karena istrinya melahirkan anak ketiga mereka. Katanya anak mereka yang ketiga ini berjenis kelamin perempuan, karena dua sebelumnya itu laki-laki.
Hari ini rencananya aku bakal ketemuan dulu dengan Jineva di kantin kampus. Setelah itu kami baru berangkat kekostan bersama-sama.
"Eh kau tahu ga Jinev katanya itu disukain sama Reygan," ujar Valeria membuatku menoleh menatapnya.
"Reygan anak mana? kok aku kayaknya pernah dengar nama itu ya," balasku menatap Valeria.
"Itu lho yang anggota BEM, tahu ga? yang temannya Elang yang ketua BEM itu," balas Valeria membuatku mengangguk.
Aku baru mengingat wajah Reygan orang yang dimaksud oleh Valeria tadi, tapi katanya Reygan suka sama Jinev??
"Kamu tahu dari mana kalau Reygan itu suka sama Jineva?" tanyaku membuat Valeria berpikir.
"Dari anak kampus lain. Reygan ketahuan banget suka kepergok waktu natap Jinev gitu waktu mereka lagi ada jadwal bareng di kelas," balas Valeria membuatku kaget.
Tapi yang bisa aku pastikan dari ini adalah, Jinev pasti tidak akan sadar bahwa ada orang yang menyukainya. Sekalipun orang itu berada di dekatnya.
Aku langsung keluar dari kelas, aku memutuskan untuk menemui Jineva. Dia pasti sudah menungguku daritadi karena hari ini jadwal dia sedang kosong.
"Hai, udah lama?" tanyaku duduk berhadapan dengan Jinev yang sedang fokus dengan ponselnya.
Jinev langsung mengangkat kepalanya lalu menggeleng, "Aku belum lama kok. Kamu kok udah keluar aja?" tanya Jinev membuatku terkekeh.
"Seharusnya siang ini sampe nanti seharusnya ada jadwal, tapi dosenku berhalangan hadir dan memilik memberikan tugas. Tugasnya sudah dishare digrub kelas kita," balasku, Jinev hanya mengangguk saja.
"Kau mau makan dulu? kalau iya aku juga bakal mesan," ucap Jinev membuatku mengangguk.
Kami berdua menunggu makanan kami tiba sembari mengobrol. Jineva bukan orang yang sibuk dengan ponsel miliknya jika sedang ada orang yang mengajaknya mengobrol, sifatnya yang ini membuatku sangat menyukainya. Dia selalu menghargai siapapun, walaupun terkadang apa yang orang di depannya obrolkan itu tidak berguna sekalipun.
"Kau ada kelas sama yang namanya Reygan?" tanyaku kepada Jineva membuatnya menoleh lalu mengangguk.
"Ada apa kau menanyainya?" tanya Jineva menatapku sekilas lalu menengguk air dari tumbler miliknya.
"Apakah kau dekat dengannya? maksudku lebih dari teman gitu," lanjutnya membuat Jineva memasang wajah bingungnya dengan kerutan dikeningnya.
"Seperti orang pacaran gitu? kalau iya jawabannya engga," balas Jineva singkat sembari tersenyum tipis.
"Tapi kau tahu tidak kalau—" ucapku terpotong oleh Jinev.
"Reygan suka sama aku? udah banyak yang ngasih tahu aku tentang itu. Aku ga bakal percaya," balas Jineva sembari mengacungkan ibu jarinya.
Dan inilah sifat yang tidak terlalu aku suka dari Jineva. Dia ga bakal percaya kalau dia belum lihat, dengar, atau tahu dari sumbernya langsung.
"Sudah aku duga pasti bakal seperti ini, tapi bukannya Reygan itu yang suka bawain makanan kekost?" tanyaku yang langsung diangguki Jinev.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMISTAD || TWICE [ongoing]
Fanfic"Yakin masih mau pertahanin persahabatan ini? Ini mah udah hancur," Nala bertanya dengan menatap sahabatnya satu-persatu. "Kalo kayak begini terus, gue ga kuat!" lalu dia memegangi dadanya dan air mata terjun kembali kepipi melalui matanya. "Lo gila...