rumah baru ¦ parte 4

53 7 0
                                    

Dienala Claudia.

Hari ini bunda mengajakku dan Afdan menuju sebuah perumahan yang letaknya sangat jauh dari rumah kami.

"Bunda ini rumah siapa?" tanya Afdan dengan mukanya yang polos

"Ini rumah kita sayang, kamu suka ga? Nanti kita gausah tinggal sama ayah lagi," balas bundaku sembari tersenyum tulus.

Afdan pun mengangguk antusias, "Horee akhirnya kita ga akan tinggal sama ayah lagi!"

Aku tersenyum melihat tingkah adikku. Bunda lalu membuka rumah tersebut dengan kunci yang sudah ia persiapkan. Setelah pintu terbuka, Afdan langsung menyerbu masuk menuju ke dalam rumah.

"Bunda akan bercerai dengan ayah?" tanyaku yang langsung diangguki bunda.

"Bunda sudah mengurusnya dari kemarin, bunda juga sudah menyewa pengacara supaya hak asuh ada ditangan bunda," balas bunda seraya mengelus rambutku dengan sayang.

"Afdan berarti pindah sekolah ya bun?" tanyaku yang langsung diangguki bundaku.

"Bunda mau masukin Afdan kesekolah favorit di dekat sini, lalu tentang semuanya yang ada di rumah nanti kita bawa yang penting-penting saja ya nak," lanjut bunda kepadaku.

"Gapapa kok bunda," balasku sembari tersenyum lebar.

"Bunda! Kak Diela! Kalian kok ga masuk-masuk si!?" kata Afdan yang sudah berdiri di depan pintu seraya berkacak pinggang.

Aku dan bunda yang melihat tingkah Afdan hanya tertawa, semakin hari adik lelakiku itu semakin menggemaskan.

"Ya sudah ayo kita masuk, kalian mau nasi goreng sama sop buah ga? Kalo mau bantuin bunda buat yuk!" ajak bunda seraya merangkulku dan Afdan.

"Yeay makan nasi goreng buatan bunda!!!" seru Afdan yang di sambut gelak tawa dariku dan bunda.

☁🌇☁

Suara ketukan pintu yang disusul dengan suara lembut dari bunda membuatku berjalan menuju pintu dan membukakannya.

"Bunda perlu apa?" tanyaku menatap bunda.

"Bunda mau ngobrol sama anak perempuan bunda yang cantik ini," balas bundaku membuatku terkekeh.

Bunda dan aku langsung duduk di kasur, bunda terus-terusan mengelus punggung tanganku membuatku bingung.

"Kamu di sana ga ada yang jahatinkan?" tanya bunda yang langsungku beri gelengan.

"Bunda tenang saja, disana aku ketemu yang baik-baik kok," balasku dengan tersenyum gigi.

"Kamu mau cerita ga tentang sahabat-sahabatmu disana? Bunda lagi banyak waktu luang buat kamu nih," lanjutnya sembari mengedipkan satu matanya.

"Bunda inget ga sama Syenna?" tanyaku menatap bunda yang langsung diangguki.

"Yang anaknya lucu itukan?" tanya bunda yang langsungku angguki.

"Dalam waktu dekat ini Syenna akan mengunjungi makam orangtuanya yang sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena kecelakaan," lanjutku membuat bunda langsung menutup mulutnya kaget.

"Lalu Syenna gimana?" tanya bunda cemas.

"Baik-baik aja kok, tapi Syenna jadi lebih pendiam aja sejak saat itu. Tapi setelahnya Syenn diasuh oleh nenek dan kakeknya dan kuliah dengan beasiswa yang dia dapatkan,"

"Ah, bunda udah lama ga meluk satu-satu sahabat kamu itu," kata bunda sembari cemberut, "Kapan-kapan kalo ada waktu Afdan sama bunda nanti ke Bandung deh."

AMISTAD || TWICE [ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang