nothing impossible ¦ parte 10

34 6 4
                                    

Setelah berdiam diri beberapa hari di rumah kakek dan neneknya, Syenna langsung memutuskan pulang kekostan kembali. Ya, sama seperti perjalanan sebelumnya dia membeli tiket kereta.

Ponsel miliknya berdering membuat gadis itu langsung mengangkat telepon yang berasal dari Diela.

"Assalamualaikum, Die? kenapa telepon aku? ada yang pentingkah?" tanya Syenna setelah menjawab panggilan dari Diela.

"Wa'alaikumsalam, Syen. Kamu dimana? masih lama ga? nih anak kost pada ngumpul sekarang. Kurang kamu, Kak Jinev, sama Cherry aja. Terra juga belum tapi dia udah otw kesini," jawab Diela.

"Oh, ini aku udah naik kereta kok. Itu pada ngumpul buat apa? kayaknya 30 menit lagi aku baru sampai sana deh," balas Syenna kepada Diela.

"Ini lho sih Mizel katanya mau ngajakin jalan bareng, kita udah nolak. Tapi dia udah beli tiket sama nyewa tempat katanya," jelas Diela membuat Syenna memekik, kaget.

Beberapa orang menoleh kearahnya membuat Syenna menatap lalu membungkukkan sedikit badannya berulang kali untuk meminta maaf karena sudah mengganggu ketenangan.

"Iya nih, kamu kaget bangetkan? sama kita juga. Yaudah nanti langsung ke Cafe milik Senja ya. Kita udah ngumpul, ada Senja juga disini," lanjut  Diela tak lama mematikan sambungan telepon mereka.

Syenna menghela napasnya melihat tingkah Mizel. Mizel itu selalu saja membuat orang-orang di sekililingnya terkejut dengan tindakan yang dia buat.

Walapun terlihat sangat cuek dari luar, sebenarnya Mizel cukup perhatian walaupun tidak terlalu menunjukkan secara terang-terangan. Contohnya seperti ketika temannya membutuhkan sesuatu pasti gadis itu langsung bertanya, "Butuh apa? nanti aku bantu."

☁🌇☁

Jinev langsung keluar dari kamarnya dengan terburu-buru membuat Airy dan Alona, adik dan kakaknya menatap Jinev bingung.

"Mau kemana lagi? kemarin baru aja nyampe udah mau pergi lagi," tanya Alona kepada Jinev yang terlihat buru-buru.

"Mau pergi kak, nih udah ditungguin sama yang lain," balas Jineva seraya mengancingkan jacket berwarna coklat miliknya.

"Yah, baru aja aku mau ngajak Ka Nev jalan-jalan nanti sore," ujar Airy lesu melihat kearah Jinev.

"Lho kamu kenapa ga bilang kemarin? lusa ya kita jalan-jalannya, kakak harus pergi dulu sekarang," tanya Jinev melihat Airy yang sedang duduk disebelah Alona.

"Iya aku lupa bilang kekakak," balas Airy tak lama mereka menoleh kearah Mentari yang baru keluar dari kamarnya.

"Udah pamit sama ibu dan ayah belum?" tanya Mentari kepada Jinev.

Jinev langsung menepuk dahi miliknya lalu berjalan menuju dapur menemui ibunya dan kekamar untuk menemui ayahnya.

"Kamu mau bekel ga, Nev? nanti biar ibu siapin dulu," tanya Melinda, ibu dari 12 anak termasuk Jineva tersebut.

"Ga perlu bu. Aku duluan ya kalo begitu. Assalamualaikum!" ujar Jineva setelah selesai memakai sepatu.

"Wa'alaikumsalam," jawab orang-orang yang mendengar.

AMISTAD || TWICE [ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang