Lancar

59 3 0
                                    

🌟🌟🌟

Kalian pasti tahu bagaimana caranya untuk menghargai penulis pemula ini.

Jadi jangan lupa tinggalkan jejak kalian di cerita ini.

Happy Reading

🌟🌟🌟

Melihat Freya pingsan, mereka semua langsung buru buru ke rumah sakit terdekat, Arka yang menyetir dengan sesak yang sudah menumpuk di dadanya.

Setelah sampai mereka langsung membawa Freya ke dokter yang keahliannya menangani pasien yang mempunyai penyakit seperti Freya.

Karina dan Radhika yang langsung menyusul kebandung juga telah sampai di sana, Freya masih di periksa oleh dokter, terlihat raut wajah mereka yang sangat takut, ntah kenapa perasaan dhavin sangat tidak enak, seakan akan terjadi hal buruk

Dokter yang memeriksa Freya sudah keluar dari ruangan, dan langsung menyuruh orang tua Freya untuk ikut keruangan dokter tersebut.

Setelah dari ruangan dokter Karina langsung mengajak arka ke tempat yang aga jauh dari ruangan Freya, memberitahu keadaan putri satu satunya, ini bisa di sebut kabar buruk, karena kata dokter tadi Freya harus melakukan pencangkokan hati,namun belum ada orang yang mau mendonorkan hati untuk Freya.

Arka kembali dengan perasaan sesak yang bertambah ,ingin menangis namun tak bisa, rasa sesak itu seperti menyiksanya, ntah arka harus bagaimana lagi, arka langsung terduduk diam di kursi depan ruangan Freya, dhavin langsung menghampiri arka menanyakan bagaimana  keadaan Freya.

Setelah mendengar apa yang di katakan arka ,dhavin langsung merasa lemas, air mata nya langsung turun tanpa henti, dhavin menangis sambil menundukkan kepala nya, ia belum sanggup untuk kehilangan Freya.

Dhavin langsung berdiri dan mengintip di pintu kaca ruangan Freya, melihat banyak alat alat medis yang menempel pada tubuh gadisnya itu semakin menambah rasa sesaknya saja, ntah kenapa dhavin langsung mengingat bayangan senyum Freya saat bersamanya,dhavin cepat cepat menjauh dari ruangan Freya karena sudah tidak kuat lagi berada di sana.

Ternyata rasa nya lebih sakit daripada saat ia di campakan oleh Freya, dhavin menangis sesenggukan di taman rumah sakit, tiba tiba ada yang menepuk punggungnya.

" anjir cengeng amat " ucap Chiko bermaksud bercanda pada dhavin lalu ikut duduk di samping dhavin

" Gw yakin Freya bakalan bertahan, ga usah putus asa Lo " Ucap Chiko memberi semangat

Dhavin tidak menjawab hanya diam saja menatap kedepan, pikirannya sangat kosong hingga bingung harus bagaimana.

Keesokan harinya, Alana yang baru saja bangun langsung kaget saat ada kabar jika Freya masuk rumah sakit, gadis itu langsung menuju Indonesia,Saat sudah sampai Alana buru buru menuju rumah sakit Diaman Freya berada.

Sementara itu keadaan di rumah sakit sedang aga kacau, karena arka yang bersikeras ingin mendonorkan hatinya untuk Freya, namun di tentang oleh orang tuanya.

" Ma, pa, udah biar arka aja, ini udah darurat ma " ucap Arka sambil menatap kedua orang taunya sangat serius.

" Mama kan udah bilang dulu, belum tentu operasi nya berjalan dengan lancar, mulus tanpa kendala, jangan dianggap enteng arka " tegas Karina

" Tapi ma, siapa coba yang mau donorin hatinya? Siapa? Arka ga mau liat Freya terus terusan kaya gitu"

Dhavin yang langsung menarik arka agar tidak terjadi keributan lagi.

" Bang gw tau Lo pasti ga tega liat Freya kaya gtu, gw juga sama, tenangin diri lo, walaupun sebenernya gw juga belum bisa tenang dari semenjak Freya di bawa kerumah sakit " tutur dhavin

" Freya bakal baik baik aja, pasti bakal ada yang mau donorin hatinya buat Freya " ucap dhavin menenangkan arka

Dari jauh Alana melihat kejadian antara arka dan Karina, sempat terdiam namun ia langsung buru buru menuju ruangan Freya, walaupun hanya bisa melihat dari jauh.

*****

Sudah dua hari Freya di sana, namun sejauh ini dokter belum memberikan kabar jika ada yang ingin mendonorkan hatinya untuk Freya.

Dhavin yang sedang duduk terdiam, penampilan nya masih sama saja seperti dua hari yang lalu, di sini hanya tinggal ada arka,dhavin serta orang tua Freya,yang lain ada di villa milik keluarga Chiko.

Tiba tiba dokter memanggil orang tua Freya,untuk mengajak berbicara, Karina dan Radhika pun langsung mengikuti dokter itu ke ruangan nya.

Sementara dhavin dan arka masih di sana ,selalu berdoa yang terbaik untuk Freya, tak lama kemudian Radhika serta Karina kembali, lalu langsung mendekat ke arah arka.

" Kenapa ma ?" Tanya Arka dengan perasaan campur aduk

Dhavin yang ada di samping arka pun ekspresi nya sangat serius

Karina tersenyum " udah ada orang yang mau donorin hatinya buat Freya " tutur Karina lalu langsung menangis terharu di pundak arka

Arka yang mendengarnya langsung ikut menangis di pelukan mama nya, dhavin pun begitu, rasa lega itu akhirnya muncul.

Karena persiapan pencakokan hati untuk Freya sudah siap, kini tiba waktunya untuk Freya menjalaninya.

Semuanya sudah menunggu di depan ruangan operasi kecuali Alana, ntah kemana Alana pergi, setelah gadis itu menjenguk di hari itu ia tak terlihat lagi sampai sekarang.

Dhavin sudah berdiri lalu duduk lagi, mondar mandir duduk lagi, namun dokter belum juga keluar dari sana, sangat lama menurut dhavin,namun ia tetap bersyukur ada orang yang mau membantu Freya.

Tak lama kemudian dokter sudah keluar dari ruangan itu, semuanya langsung mendekat ke arah dokter itu.

" Gimana dok ?" Tanya Radhika dengan penuh harapan jika pencangkokan hati untuk putrinya berhasil

Dokter itu tersenyum " Alhamdulillah semuanya lancar " jawab dokter itu

Kini semuanya bisa benar benar bernafas lega, walaupun Freya belum sadarkan diri tetapi operasi nya sudah berjalan dengan lancar jadi dhavin merasa sangat lega.

Dhavin sedari tadi bertanya tanya siapa orang yang mendonorkan hati nya untuk Freya, dokter bilang orang itu tidak mau memberi tahu identitas nya .

🌟🌟🌟

Haiii, hayo tebak siapa yang donorin hatinya buat Freya? Udah mau mencapai bagian akhir nih,nanti kalian kangen Freya dhavin ga ? Ato kangen sama Farrel?

Jangan lupa vote setelah membaca karena itu gratis ya, sampe ketemu di part selanjutnya.

Freya [ COMPLETE ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang