lapangan sekolah

37 8 0
                                    

🌟🌟🌟

Kalian pasti tahu bagaimana caranya untuk menghargai seorang penulis.

Jadi jangan lupa tinggalkan jejak kalian di cerita ini.

Happy Reading

🌟🌟🌟

Dhavin memutuskan panggilannya lalu ia men video call freya, dan mereka belajar bersama sama.

*****

Senin pagi ini langit terlihat cerah, tetapi hari ini hati freya tak terlihat cerah, ia sedang bingung ingin meminjam dasi kemana lagi, ya freya tak membawa dasinya karena bangun terlambat.

Freya sedang mondar mandir di depan kelas nya, dan alana hanya bisa melihat gadis itu kebingungan.

" Duh.. Alana gimana nih? Dasi gw gak di bawa " Ujar freya bingung sambil tetap mondar mandir.

" Iye gw tau, lo dari tadi ngomg itu mulu sampe bosen gw denger nya " Jawab alana lalu terkekeh, freya memang sudh berkali kali berucap seperti itu.

" Gimana lan, bisa bisa gw di hukum" Ujar freya cemas, ia takut jika ia di hukum, bukan takut karena hukumannya, tapi ia takut jika sedang di hukum ia akan jatuh pingsan dan merepotkan banyak orang.

" Kenapa? " Tanya dhavin yang baru saja datang

" Tuh freya kaga bawa dasi " Jawab alana yng tetap duduk di kursi depan kelas.

" Yaudh pake punya gw aja " Ujar dhavin lalu melepaskan dasi miliknya dan memberikannya kepada freya

" Eh... Gak vin, nanti malah lo yang di hukum " Tolak freya halus dan tak menerima dasi milik dhavin.

" Udah gpp, daripada lo yang di hukum, kesehatan lo lebih penting frey, jangan pikirin gw pikirin diri lo sendiri dulu, tenang aja gw kuat kalo cuma di hukum kek begono mah" Ujar dhavin lalu terkekeh

" Gpp lah vin, mending lo aja yang pake " Tutur freya yang tetap menolak pinjaman dasi dari dhavin.

Tiba tiba dhavin mendekat ke arah freya.

" Ma... Mau... Ngapain " Ujar freya gugup

" Udah diem " Jawab dhavin

Dhavin langsung saja memasangkan dasi miliknya di leher freya, sangat pelan namun rapih.

" Tapi vin" Ujar freya saat dhavin memasangkan dasi

Alana yang melihat tingkah kedua orang di depannya itu hanya bisa mendengus kesal, pagi pagi sudah di suguhkan pemandangan menyebalkan itu.

" Udah lah freya pake aja kali, masih mending ada yng mau bantuin lo " Ujar alana ketus lalu meninggalkan dhavin dan freya ke lapangan.

" Dih kenapa? " Bingung dhavin saat memasangkan dasi

" Nah selesai, lain kali kalo mau berangkat cek dulu barang² nya takut ada yang ketinggalan " Ujar dhavin menatap freya

" Iya iya "

" Yaudh je lapangan yu, udah mau mulai " Ajak dhavin lalu menarik tangan freya agar cepat kelapangan.

Dhavin langsung bergabung ke barisan cowok sedangkan freya bergabung ke barisan cewek , tak lama kemudian seorang guru berbicara.

" Untuk siswa mau pun siswi yang tidak memakai peralatan upacara dengan lengkap, silahkan untuk maju ke depan"

Freya menjadi merasa bersalah terhadap dhavin, gara gara jeteledorannya dhavin jadi dihukum, ia jadi kesal pada dirinya.

Freya [ COMPLETE ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang