6. PERTEMUAN PERTAMA

704 48 0
                                    

Author Pov

Pagi ini begitu cerah untuk memulai aktifitas yang padat, pagi yang indah serta senyuman yang indah di sambut oleh ney dan syam pada hari ini. Semangat yang mereka tanamkan untuk hari pertama persiapan Satgas gabungan yang akan di kumpulkan hari ini. Waktu mereka hanya ada 3 minggu untuk menyelesaikan tantangan terbesar dan terberat untuk satuan yang berkolaborasi dengan masyarakat. 😀😀😀

Hari ini Dansatgas dan Dangiat akan bersama satgas yang ditunjuk sebagai satuan gabungan untuk melaksanakan apel pembukaan di lapangan desa tempat pelaksanaan giat tersebut. Ney yang bersama dengan rekan2 HIPPAKAD dan Syam yang bersama dengan Satgas TNI yang membantu terlaksana nya giat ini, 1 regu dari 402, 1 regu dari kodam, 1 regu dari yonzipur, 1 regu dari balak, 1 regu dari 400, 1 regu gabungan kesehatan dll. 1 pleton Saka Wirakartika, 1 pleton FKPPI, dan kepanitiaan dari HIPPAKAD serta bantuan serta sengkuyung dari masayarakat dari tingkat pemda kab hingga RT RW.

Semua pasukan sudah bersiap apel pembukaan di lapangan desa Pingen kabupaten semarang. Apel yang di buka langsung oleh Kasdam 4 saat itu menjadi perhatian khusus dikarenakan ada pemasangan banlengan Dansatgas dan Dangiat yang di wakilkan oleh syam dan ney.

Syam Pov

Pagi ini tak seperti biasa semangat ku berkali-kali lipat sepanjang perjalanan dengan mobil dinas aku mendengar lagu yang membuat ku nyaman, lagu yang di bawakan oleh afgan berjudul panah asmara. Saat aku berfikir aku suka pada ney, namun ku tepis jauh2 karena ney terlalu muda dan selisih kami yang membuat ku tidak yakin apalagi kami pertama bertemu kemaren dan hari ini kami akan jadi partner kerja.

Saat tiba dilokasi sedang dilakukan persiapan yang akan dilakukan apel pembukaan oleh Kasdam 4.
"Pagi ney, gimana hari ini sehat kalian?" Tanya ku pada ney and tims, yang langsung mendapatkan senyuman dari ney yang saat itu menggunakan baju PDL HIPPAKAD dan menggunakan Celana kain hitam sama seperti dua rekannya. Waaah Ya Allah jaga hati dan jantungku ini, senyumnya tak baik untuk jantung ku saat ini.

"Pagi mas bagaimana hari ini apakah semalam cukup istirahat, sepertinya semalam kami yang tak bisa tidur karena mempersiapkan giat hari ini." Jelas ney, membuat ku makin mengagumi sifatnya yang begitu dewasa dan bertanggung jawab dengan segala hal yg di bebankan kepadanya.

"Wah ternyata panglima tidak salah memilih kalian sebagai tim giat karena kalian sangat total dan loyal menyiapkan semuanya." Ujar ku memuji mereka bertiga yang masih sangat muda dan sangat luar biasa loyal dgn satuan.

"Kami ga ada apa2 nya om kalo di bandingkan dengan kak ney, karena kak ney menyiapkan keseluruhan hingga pagi tdr setelah solat subuh hanya 1 jam, lalu bangun kami meluncur kesini menyiapkan untuk acara apel pembukaan ." Jelas Dyah dengan menatap ney dan seolah memberiku kode untuk menanyakan keadaan ney.

"Iya tuuuh om kak ney sampe lupa sarapan sampe sekarang belum makan untuk mempersiapkan upacara pembukaan padahal pembukaan masih 1 jam lagi." Terang gadis yang berjilbab yang ku ingat namanya billi. Mereka bertiga bukan seperti orang asing ditatapan ku karena mereka bahkan bisa membagi hal yg harus bisa mereka organisir. Contoh giat n protokoler ney, personil Dyah yang mengatur dan memetakan, serta Billi bagian alokasi logistik dan asupan.

"Ney benar kah itu kamu belum sarapan?" Tanyaku pada ney memastikan.
"Ndak ko mas sudah tadi sama roti sepotong sama teh." Jawab ney mengelak pertanyaan ku.
"Apaan tadi ibu bilang ke kita suruh ingatkan kak ney makan sebelum acara." Jelas Dyah, ney menutupi kenyataan mungkin tak mau dianggap tak bertanggung jawab dengan giat yang dipasrahkan kepadanya. Membuat ku berinisiatif mengajaknya sarapan di warung makan sederhana didekat lapangan.

"Ayo ikut aku kamu harus makan,jangan sampai jadi Dangiat buat kamu sakit karena kamu ga makan. Bagaimana kamu bisa mengatur acara kalo kamu tidak bisa mengatur badan mu sendiri." Jelas ku pada ney yang tidak mendapat penolakan dari sang empunya. Aku tak sadar menarik tangan nesya dari lapangan hingga tempat makan itu, dan tersadar saat Billi berdehem dengan keras.
"Eeeehm kayaknya udah sampe tempat makan ga perlu gandengan juga." Celetuk billi yang mengingatkan aku tentang tangan ku yang menarik nesya dengan lancang.

Aku dan nesya kami terdiam dan aku mengalihkan perhatian ku pada pesanan makanan kami yang sudah datang. Kami makan dalam kondisi hening aku dan ney berkutat dengan pikiran kami masing-masing. Aku berkutat dengan perasaan malu dan salting yang ku pendam. Saat aku sedang fokus dengan makanan, ternyata kami di perhatikan oleh Billi dan Dyah yang dengan kompak menggoda kami. "Cieeee mukanya merah niii yeeee." Ujar mereka dengan kompak. Aaah sudah lah mau bagaimana lagi nasi sudah jadi bubur.

Syam end Pov

Ney Pov

Karena fokus ku pada giat aku tak sadar ada seseorang yang sedang mencari informasi tentang ku dan kondisi ku. Hingga setelah itu aku merasakan tangan ku di gandeng oleh seseorang yang menjadi lawan bicara ku tadi, menuju pada sebuah tempat makan sederhana dengan muka yang fokus pada punggungnya yang menarik ku. Hingga saat tiba dilokasi makan aku tersadar karena sebua celetukan Billi yang membuat ku langsung menarik tangan ku dan menarik kursi untuk duduk di sebrang mas syam.

Ya saat ini kita makan dalam keheningan dengan fokus pikiran masing2, aku merutuki betapa bodohnya aku tak bisa menutupi ke kaguman ku pada nya hingga terdengar.
"Ciiieeeee mukanya merah ni yeee." Ujar Billi dan Dyah bersamaan.
"Apaan siiiih ga ada kok jangan ngarang kalian, kasian mas syam nanti timbul gosip kasian istrinya." Elak ku terang2an didepan mereka berdua dan mas syam, namun raut wajahnya berubah saat aku mengatakan begitu didepannya. Saat mas syam akan menjawab, muncul dua anak kembar yang cantik dan ganteng yang mengundangnya papa. Anak itu disertai seorang perempuan yang mirip dengan mas syam namun usianya sepertinya tak jauh beda dengan ku.

"Eeeh anak2 papa dah dateng, kalian kesini sama tante dina ya?" Tanya mas syam pada anak2ny yang kembar itu. "Iya pah, karena hari ini kami libur jadi pengen liat giat papa disini lagian ini kan ga jauh dari tempat kakek." Jelas sang kakak laki2.
"Ney kenalkan mereka berdua anak saya Raka dan Reyna usia nya 9 thn, dan yang mengantar mereka adik saya dina yang se usia dengan mu." Jelas mas syam dengan semangat dan tersenyum. Aku mengulurkan tangan ku dan memperkenalkan diri pada mereka.
"Saya Nesya, dan ini kak Dyah dan kak Billi salam kenal untu Raka dan Reyna. Salam kenal juga untuk Dina." Jelas ku memperkenalkan tim ku pada tim family dari mas syam.
"Saya Dina adik mas syam salam kenal mba ney. Wah ini toooh Dangiat yang diceritakan mas syam kemarin CANTIK, pantesan semangat banget berangkatnya pagi ini." Jelas dina membuat otak cerdas ku jadi loading ada yang kulewatkan sepertinya.

Ney end pov

Author Pov

Peluit tanda apel akan di mulai di bunyikan semua personil menempatkan diri pada posisi apel. Penyerahan APD simbolis oleh pelaksana pada Satgas, lalu penyematan tanda Satgas. Amanat Kasdam selaku Pembina apel. Lalu dilanjutkan peletakan batu pertama untuk mengawali pembukaan giat dalam rangka sumpah pemuda ini. Billi mengkoordinasikan logistik dengan bagian konsumsi desa yang akan dibantu oleh masyarakat sekitar.

Dyah mengecek dan absensi personil setelah apel dikarenakan jarak yang dekat memungkinkan personil hilang saat pelaksanaan giat maka dyah di plot untuk checking anggota berjangka.
"Mba sini loooh jangan ngabsen aja gabung kerja sama kita." Celetuk salah satu anggota satgas. Dyah pun mendekat dan bergabung dengan mereka yang saat itu sedang melangsir matrial untuk bahan pembuatan cor beton jembatan.

TIGA SRIKANDI PUTRI ABDI NEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang