26. KEPUTUSAN MENGEJUTKAN❤️

303 28 0
                                    

Setelah semua berkumpul di kamar rawat Ney, Syam menyampaikan keinginannya pada orang tua Ney.
Keinginan yang membuat semua terkejud kecuali Dita dan Edwin.

"Pah mah, Syam ingin mengambil keputusan sebelum semuanya hancur karena kesalahpahaman. Pah restui Syam untuk menikahi Nesya dalam waktu dekat. Syam akan menerima apapun yang terjadi kedepannya pada Ney, Syam ga akan sanggup berpisah dari Ney. Apalagi menjauh darinya, mohon ijinkan Syam menjaganya menjadi bagian hidup dari Syam. Walaupun sesaat," lembut Syam menghadap calon mertuanya.

"Nak apa tidak terburu-buru apalagi kondisi Ney begini pasti dia akan merasa berdosa membebani hidup mu dengan kondisinya. Seandainya kamu tidak bisa menantinya papa rela melepas mu untuk bersama orang lain yang pasti bisa membahagiakan mu." Ujar pak Mahen mencoba membuat Syam realistis tentang kemauannya.

"Pah Ney adalah Sinar senja yang dikirim Tuhan untuk menemani Syam menuju peraduan malam. Mana bisa Syam meninggalkan Ney dalam keadaan begini. Justru keadaan begini meyakinkan Syam untuk mendampingi Ney hingga akhir perjalanan cinta kami. Syam ga sanggup menunggu lagi mohon ijinkan Syam membuat pengajuan untuk menikah dengan Ney walaupun dengan kondisi Ney belum sadar. Agar Syam dapat merawat Ney dengan kesungguhan Syam pah mah mohon restunya." Jelas Syam meyakinkan kembali kebulatan tekadnya pada Ney.

Mama maria menangis melihat tekad Syam yang tetap menikah dengan sederhana bersama Ney. Namun bagaimana Ney dalam alam mimpinya.

"Opa, apa benar itu opa?" Tanya Ney mengejar sesosok manusia yang sangat bercahaya.

"Iya nak ini opa mu, Ney cantik bagaimana kabar?" Tanya opa pada Ney.

"Baik opa, apa opa akan bawa Ney bersama opa?" Tanya Ney yang memeluk lengan sang opa begitu lembut.

"Nak apa kamu ingin ikut opa, bagaimana dengan orang-orang yang mencintai mu sayang. Begitu tidak adilnya dirimu kepada mereka, papa mama mu baru sebentar merasakan kebahagian dan kebersamaan dengan mu. Sejak kecil Ney bersama opa, apa tak boleh mama papa merasakan bersama Ney. Lalu lelaki yang mencintai mu, bagaimana dengan hatinya mau kau hancurkan sebelum berbunga kah nak. Dan anak2 lelaki itu setiap malam meminta pada Tuhan, untuk memberikan kesempatan kehidupan kembali kepada mu nak. Mereka menangis karena baru saja mereka merasakan memiliki bunda yang menerima mereka tulus dan kini Tuhan akan mengambil tanpa merasakan kehangatan itu untuk selamanya. Apa kamu mau mengecewakan orang yang kamu sayang Nak?" Tanya opa pada Ney membuat Ney ragu melangkah.

"Nak ambil kesempatan mu untuk sembuh dan biarkan dirimu bahagia bersama mereka. Pada saatnya nanti kamu akan bersama kembali dengan opa. Bahagialah sayang❤️." Jawab opa.

"Bagaimana caranya Ney kembali?" Tanya Ney pada sang opa.

"Nak lihat cahaya besar itu dan dengar suara lelaki itu yang memanggil nama mu. Dan jangan lupa nak bahagiakan Syam, karena istrinya sudah mempercayakan kebahagiaan Syam dan anaknya kepada mu. Liat lah di belakang opa." Opa menunjuk keberadaan seorang wanita yaitu Kanaya yang begitu cantik dan bercahaya. Ney hanya dapat melambaikan tangan dan tersedot arus cahaya untuk menuju kedimensi lain.

Perdebatan yang ada di kamar rawat Ney membuat Syam tetap mendampingi Ney dengan Setia.
Syam sudah mengurus surat pengajuan pernikahan kantor yang mendapatkan surat sakti dari Pangdam untuk memperlancar semua proses pengajuan yang dilakukan oleh  Syam. Tak terasa sudah tiga minggu Ney terbaring, dan selama itubruang perawatan Ney tak pernah sepi dari penunggu. Walaupun Daffa dan Yosi sudah tak dapat lagi keluar lama dari bataliyon dikarenakan sesi latian dan persiapan untuk keberangkatan mereka dalam misi penjagaan perbatasan.

Dita, Dyah, Billi, Edwin, Syam dan pasti orang tua Ney selalu menemani Ney dan selalu menemani Ney dengan doa serta cerita berharap ada respon.

"Dek kamu tau Raka dan Reyna selalu tanya kondisi mu. Mereka ingin kesini selalu menemani mu namun aku mencegahnya, aku takut mereka tak sanggup melihat mu dalam kondisi seperti ini. Dek aku sudah urus semua berkas pengajuan kita. Maafkan aku, aku tak mau kamu meninggalkan ku dengan alasan yang bodoh. Kebahagiaan ku bersama mu, apabila tidak bersama mu lebih baik aku menjalani semuanya tanpa senyum seperti dulu sebelum dengan mu. Dek mungkin aku terlalu bodoh mencintai mu. Namun inilah Syam, kamu adalah jawaban doa-doa ku dulu. Kanaya adalah cinta pertama ku dan kamu adalah pengobat luka cinta serta cinta terakhir yang aku miliki. Allah ingin kita bersama maka akan aku lakukan sesuai perintah Allah." Gumam Syam yang masih terdengar oleh Ney. Syam menggenggam jemari tangan Ney dan merasakan ada sebuah pergerakan kecil yang mencengkeram tangan Syam kembali.

Syam syok dengan respon yang ada, ia mencoba meyakinkan apakah benar itu adalah Ney yang kembali mendengarkannya.

"Massss Syam...eeehhh." Ney bergerak perlahan dan membuka matanya.

"Ney sebentar ku panggilkan dokter." Ujar Syam panik, Syam menekan emergency buttom untuk memanggil dokter. Tak lama Dita masuk ke ruangan Ney.

"Ney coba liat aku, kamu masih tau aku Ney." Tanya Dita pada Ney, Ney mengangguk dan menjawab dengan lirih.

"D I T A. " Jawab Ney dengan lemah dan terbata.

"Bang ini mukjizat Allah, Ney kembali doa kita terkabul bang. Ney sudah melewati masa kritisnya bang, namun masih harus banyak istirahat dan langkah yang harus kita lakukan masih tetap saya rekomendasikan, saya hanya ingin Ney bisa kembali dengan total bang." Ujar Dita pada Syam.

"Saya akan kabari keluarga Ney, dan kamu tolong kabari Edwin dan yang lain." Pinta Syam pada Dita, dijawab dengan anggukan sebagai tanda setuju.

Tak berselang lama Dyah, Billi, dan Edwin sudah merapat ke ruang rawat Ney.

"Dek terima kasih sudah berjuang untuk kembali bersama kami. Dek saya sudah tau apa yang kamu inginkan kebahagiaan saya tanpa kamu. Namun tak akan mungkin karena kamu adalah nafas hidup saya, kebahagiaan saya adalah hidup bersama nafas saya." Ujar Syam meyakinkan Ney, dijawab dengan senyuman kecil yang dapat membuat Ney begitu cantik dalam kepucatannya.

"Mas, saya tak akan meninggalkan mas dan anak-anak kecuali memang waktu saya sudah habis. Saya siap dampingi mas." Lirih Ney menjawab keinginan Syam. Perlahan Syam memeluk Ney dengan lembut. Sambil menanti kedatangan orang tua Ney Syam dan Ney melakukan solat berjamah dengan bantuan Syam untuk menggunakan perlengkapannya. Begitu syahdu suasana yang terjadi membuat para teman yang memandang mereka dari luar dapat menitikan air mata dengan ke khusyukan mereka dalam melaksanakan solat berjamaah.

TIGA SRIKANDI PUTRI ABDI NEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang