37. MENUA BERSAMA MU ( END )

661 25 0
                                    

Dalam setiap pijakan hidup pasti memiliki fase yang berbeda. 17 tahun yang lalu seorang gadis tomboy yang hanya mementingkan pendidikannya dan sangat anti untuk kegiatan militer akhirnya harus terjebur pada kegiatan besar bersama dua sahabatnya. Gadis itu pun terlibat cinta lokasi kegiatan dengan seorang om-om. Ya begitulah nyatanya, lucu dan hal yang dianggap mustahil namun terjadi.

Kini ia sudah menjadi ibu bagi ketiga anaknya. Ya Rakana Syamsul Wijaya, Reyna Syamsul Wijaya dan Edelweis Mahendra Wijaya. Saat ini putra pertama keluarga Syamsul Wijaya, yaitu Raka adalah seorang perwira angkatan Darat di kesatuan Kostrad bertugas di bataliyon 500/surabaya berpangkat kapten.

Untuk Reyna telah menjadi dokter di salah satu rumah sakit terbesar di jogjakarta. Ya Reyna mengikuti jejak tante Dita yaitu sahabat bundanya dan dokter pribadi keluarga Syamsul Wijaya.

Untuk si bungsu Edelweis Mahendra Wijaya yang memiliki arti ratu dalam keluarga wijaya yang memiliki sifat, cerdas, serta bijak yang menebarkan keceriaan abadi. Begitulah harapan papa Syam dan Bunda Nesya. Saat ini sudah berusia 16tahun. Putri yang lahir pada 11 oktober 2021 itu sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti sang kakak yaitu seleksi akmil. Edis panggilan kesayangan keluarga mereka. Edis menuruni kecerdasan sang papa dan bundanya yang membuatnya pada usia 16 thn sudah lulus SMA.

"Edis, Reyna ayo makan dulu." Panggil Ney pada kedua putrinya. Yah sudah 5 bulan ini bang Raka belum pulang atau IB dikarenakan sedang sibuk kegiatan dan mempersiapkan perayaan HUT RI di SURABAYA membuat waktu Raka sulit untuk pulang.

"Iya bun sebentar." Jawab kompak Reyna dan Edis.

"Bun papa ga makan siang dirumah bun?" Tanya Reyna pada Ney.

"Sepertinya tidak kak tadi ijin ada rapat di Mabes." Ujar Ney pada anak-anaknya. Ya saat ini Ney masih berada di mabes AD, saat ini Syam menjadi Asrena Mabesad. Dengan pangkat Letjend TNI Syamsul Hadi Wijaya,S.tr.Han.M.Eng.Phd. Dan taun depan Syam akan memasuki masa pensiun bertugas. Dan mereka akan kembali ke jogjakarta.

"Bun, bukannya papa taun depan pensiun ya kok masih sibuk?" Tanya edis pada Ney.

"Nak selama papa belum pensiun dan selama merah putih masih membutuhkan papa, maka tanggung jawab pertama papa adalah pada negara. Dan kita wajib bangga pada papa karena tidak semua orang dapat mengabdikan dirinya pada negara. Keluarga kita memang berkorban banyak waktu yang hilang untuk kebersamaan kita. Namun pengorbanan itu terbayar dengan banyak nya orang yang terselamatkan di perbatasan. Begitu banyak sumber daya alam yang kembali ke negara kita karena digagalkan para abdi negara itu sayang. Tak jarang mereka merelakan nyawa mereka untuk melindungi puluhan bahkan ratusan orang disana." Jelas Ney pada edis.

"Waw betapa hebat papa dan para abdi negara itu ya bun. Bun kalo misal edis ikut kayak papa dan abang masuk ke militer bunda setuju ga?" Tanya edis yang begitu polos tanpa tendensi.

"Adek serius?" Tanya Reyna meyakinkan.

"Iya kak, kakak tau sendiri adek suka beladiri dan sejak smp abang dan papa sering ajak adek latihan menembak. Apa ga sebaiknya adek lanjutkan ke Taruna Akmil." Jawab Edis yakin.

"Eeemh kalo bunda tidak masalah dek, tapi adek harus bilang sama papa, dan abang dlu. Mereka juga harus setuju dengan keputusan. Dan satu hal lagi adek harus mandiri, tidak akan ada lagi bantuan dari papa, bunda, kakak, abang apalagi opa. Jadi apapun hasilnya adek harus terima." Tegas Ney pada sang putri.

"Siap bun, laksanakan." Jawab Edis ala militer.

"Assalamualaikum ada apa ni rame banget kayaknya." Sapa Raka yang baru memasuki ruang makan.

"Waalaikum salam bang adek kangen." Edis berlalu berhambur kepelukan sang abang. Ya bagaimana tidak manja Edis selalu di manja oleh kakak dan abangnya sejak kecil.

TIGA SRIKANDI PUTRI ABDI NEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang