35. SYUKUR DALAM CINTA

299 29 1
                                    

Rasa syukur yang menandakan sebuah kebahagiaan hujan pertama di bulan Januari 2021. Begitu indah harum hujan menyentuh bunga-bunga yang merindukan segarnya. Begitulah rasa cinta pun makin bersemi dengan semua ujian dan cobaan.

Ney yang tersadar dari koma panjangnya selama satu bulan menatap Syam tertidur dengan pulas. Lelah dan tenang terpancar dari raut wajah sang suami.

"Ney kamu." Bisik Dokter Dita yang melihat kode dari Ney bahwa Syam tertidur.

"Rahasiakan dari mas Syam, lepaskan semua alat2 ini Dit aku pengen lihat bagaimana mas Syam reaksinya." Lirih Ney pada dita yang di ikuti oleh Dita.

"Oke tapi prank mu jangan lebai ya aku cuma pengen liat bang Syam bahagia Ney kasian dia satu bulan ini tak bisa setenang ini ditidurnya." Jawab Dita sambil melepaskan peralatannya.

Ney menggerakan tangannya membentuk  ok.

Buru-buru dokter Dita menuju dokter Yuan dan memanggil menuju ruangan Ney.

"Bang, bangun bang. Ada yang harus aku sampaikan." Ucap dokter Yuan membangunkan Syam.

"Eeehhhm iya Yuan ada apa? Ney baik-baik saja kan." Sambil mengumpulkan nyawanya Syam menatap Yuan dan melihat sekitarnya. Syam mulai sadar mengapa semua alat penopang hidup Ney dilepaskan ada apa ini.

"Bang maaf semua alat harus kami lepas bang karena sudah tidak ada tanda-tanda dari kak Ney. Maaf bang aku gagal." Sendu dokter Yuan yang beraktif seperti peraih oscar.

"Yuan jangan bercanda sama abang, kamu bohong kan dek. Dek yuan bilang kita hanya tinggal melewati masa koma Ney, dan dia akan sehat lagi. Dek tolong kalo ini bercanda ini sangat tidak lucu dek." Syam pada Yuan yang masih tetap sendu.

"Dek Ney bangun jangan tinggalkan aku begini de, kamu bilang akan berusaha untuk kita bersama. NESYA MAHENDRA WIJAYA BANGUN JANGAN BUAT AKU MATI JUGA SAAAT INI." Bentak Syam yang sudah tak dapat menahan hati dan pikirannya yang kacau.

Saat Syam akan berpindah posisi Ney menarik tangan Syam dengan lembut.

"Siap Pak Syamsul Hadi Wijaya ada yang bisa saya bantu." Sebuah senyum indah muncul dari bibir Ney yang masih memucat.

"Nesya kamu.... Aaahhhrgggh hampir mas mati karena jantungan tau ga." Geram Syam yang memeluk istrinya sejadi jadinya dan menangis bahagia karena keajaiban terjadi kembali.

"Maafin adek mas, adek cuma mau bikin surprise dan untuk dokter yuan sebenarnya tau dari dita tapi memang actingnya sekelas peraih piala oscar hahahaha." Ujar Ney membuat Syam yang geram memunculkan ke usilannya.

"Oooh jadi kalian kong kali kong ya. Baik karena kamu otaknya maka kamu harus dapet hukumannya dek. Cuuuup." Sebuah ciuman di bibir yang dalam sekejap membuat Ney memerah dipipi.

"Haduuuuh salah aku ikut campur mata suciii ku ternoda ulah kalian. Aaahh jadi baper istri mana istri." Heboh dokter Yuan meledek pasangan unik yang ada didepannya.

"Apalah daya saya dokter yang masih single. Sabar sabar ini ujian jomblo." Ujar dokter Dita yang berada diruangan juga.

"Makanya cepetan pengajuan sama bang Edwin jangan ditunda lagi, biar kita resepsi barengan." Celetuk Ney yang membuat satu ruangan tertawa bersama.

Kebahagiaan dirasakan semua keluarga di Semarang. Keluarga Hermawan dan pangdam Dadang Sunandar langsung terbang ke jakarta  bersama dengan keluarga besan yaitu keluarga Hadi Wijaya.

"Ahhhh bunda Reyna kangen bunda. Hiks hiks hiks Reyna takut kehilangan bunda." Itulah yang terucap oleh Reyna yang dapat merasakan pelukan hangat dari sang bunda setelah 1 bulan bundanya tak dapat merespon semua keluh kesahnya.

"Bunda juga kangen Reyna sudah jangan menangis cantik. Nanti diledekin jelek sama anaknya om hendro gimana?" Jawab Ney sambil menggoda putri kecilnya.

" Iiih bunda gituuu. Oma bunda nakal." Jawab Reyna merajuk dan melaporkan ulah bundanya pada sang oma, mama maria pun tersenyum dan memeluk Reyna dengan sayang membuat Ney iri.

"Iiih mama sekarang yang dipeluk Reyna doank anaknya di anggurin." Ketus Ney merajuk.

"Pah liat anak papa tuuuh masa iri sama anaknya. Lagian ia lah masa mau peluk2 adek kan mama dah punya cucu ya cucu donk yg dipeluk." Jawab mama maria yang makin membuat Ney kesal dan papa mahen serta Syam menimpali.

"Iiih adek ga malu dah ada suami sama anak masih ambekan." Usil papa mahen.

"Eleh eleh sini biar mas yang peluk biar ga iri sama Reyna." Jawab Syam sambil merentangkan tangan menuju Ney.

"Iiiih ga mau mas. Malu tau dah tua mana ada anak2 dan orang tua kita." Tolak Ney memancing tawa ruangan rawat inap Ney.

"Hallo abang Raka apa kabar bundanya ga dipeluk ni." Tanya Ney pada Raka.

"Baik bunda, boleh raka peluk bunda." Tanya Raka takut.

"Boleh donk sayang yang lama juga bolehhh." Jawab Ney.

"Terimakasih bunda kembali untuk kami maaf kan abang belum bisa jaga bunda selalu." Tangis Raka dalam pelukan Nesya membuat Ney mengelus punggung Raka dengan lembut.

"Terimakasih abang sudah sadarkan bunda untuk kembali pada papa, abang dan  kak Reyna. Bunda kembali karena pinta abang pada Allah." Ucap lembut Ney sambil menghapus jejak air mata yang jatuh.

Semua terharu dan bersyukur akan kebahagiaan orang yang mereka cintai. Kembali senyum dan ceria sang Nesya Mahendra Wijaya. Ney masih harus melalui beberapa tritment dan pengecekan 3 hari dari sekarang Ney baru bisa kembali ke rumah Dinas.

Sekembalinya Syam dan Ney dirumah dinas Mabes TNI AD begitu banyak warga yang hadir sekedar bersilaturahmi bersama keluarga baru yang menjadi anggota di Mabes AD. Mama papa Mahen dan Ayah Bunda Wijaya pun masih berada di jakarta, mereka akan mengadakan Syukuran atas kesembuhan dan kepulihan Ney pada hari ini. Undangannya untuk warga kompleks para pimpinan AD dan para yatim Piatu.

Begitu ramai rumah dinas Syam hari ini, setelah pengajian dengan Yatim Piatu selesai dilanjutkan Ramah tamah. Ney mencoba membantu walaupun hanya semampunya.

"Dek Syam akhirnya bergabung juga dengan Persit selamat bergabung di Mabes AD. Dek Syam anak-anak kemana?" Ucap ketua KCK pusat.

"Siap ibu terimakasih. Kebetulan anak-anak sedang bermain dikamar. Maaf ibu mohon bimbingannya untuk saya." Ujar Ney pada Ibu Kasad.

"Selalu dek saya bersyukur ada anak muda yang luar biasa seperti adek. Semoga dapat menjadi contoh bagi para persit yang lain." Nasihat bu Kasad.

"Siap ibu." Jawab Ney obrolan para ibu pun berbaur dari bahasan pengajian hingga bertukar informasi tentang kegiatan.

"Mah,bun, ibu saya masuk sebentar." Ijin Ney.

"Oh iya dek lanjut saja." Jawab bu Kasad.

Ney merasakan sesuatu hal yang aneh pada perutnya yang berusaha memuntahkan apa yang sudah dimakannya. Sampai Syam mendengar Ney yang sedang muntah di kamar mandi kamar mereka.

"Adek kenapa apa yang dirasakan?"

"Ga tau mas tiba-tiba adek kerasa pusing, pengen muntah makanya adek pamit dari ibu kasad untuk ke kamar mandi. Tapi saat dikamar mandi malah muntah semua dan aaaah. Bruuuk" jawab Ney yang belum selesai dan terhuyung ke syam.

"Ya Allah adek kenapa? Mama, bunda tolong." Teriak Syam memanggil kedua ibu sambil menggendong istrinya menuju tempat tidur. Terdengar kegaduhan dan teriakan Syam dari kamar rumah dinas. Membuat kedua ibu berlari menuju kamar.

"Adek kenapa bang, kok bisa pingsan."  Tanya mama, dan bunda Syam mengambil minyak angin untuk merangsang Ney untuk sadar.

*************

Ada yang penasaran ayoooo lanjuuut ya jgn lupa vote dan komen donk gengs terimakasihhh😘😘😘❤️

TIGA SRIKANDI PUTRI ABDI NEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang