10. OLD AGE AND BRONDONG AGE

498 41 2
                                    

"Kak dyah berisik, kak dyah bahkan chat sama danru sunarya dan danru yosi aja billi diem kok. Belom lgi dideketin danru zipur yang pengen cari info tentang kak ney." Jelas billi membuat dangiat kaget.

Nesya kaget dan bingung dengan apa yang billi celetuk, setelah itu meminta penjelasan pada billi dan dyah. Dyah bingung menjelaskan untuk persoalan yang memang dyah sembunyikan karena kak ney selalu menekankan profesionalitas. Dan kak ney paling tidak suka ada kepentingan pribadi yang diselipkan pada kegiatan. Saat ney menunggu penjelasaan dari dyah, tiba2 muncul syam mendekat ke tim giat. Syam mendengar keributan terjadi.

"Kalian semua hutang penjelasan ke saya, setelah ini kita ngumpul untuk eval dan jelaskan apa maksudnya barusan." Pinta ney dengan tatapan yang mengintimidasi dengan tidak menerima penolakan.
"Wah boleh sekalian saya ikut ya kita sebaiknya eval kegiatan 1 minggu ini mumpung malam minggu juga. Tenang saya yang traktir kalian kita mau kumpul dimana emang?" Tanya syam pada mereka bertiga yang bingung.

"Ijin dan, kami kumpul di APREM. Kalo komandan mau ikut lebih baik." Jelas dyah dan billi bersautan, tatapan mereka lega ada sedikit pertolongan dari syam untuk mereka menghindari tatapan menusuk ney.
"Dek ney nanti saya jemput ya setelah giat ini bareng saya aja. Motor adek biar di bawa danton, saya ajak danton, danru 400, danru 402, danru zipur. Mereka naik motor aja, nnti mtor mereka yang bawa dulu." Jelas syam untuk meyakinkan.

"Trus besok pagi bagaimana sampai lokasi. Besok kalian berangkat dengan saya dari makodam, kita kmpul di aula makodam. Bagaimana?" Tawaran menarik dari syam, dyah dan billi mengintrupsi.
"Ijin komandan boleh dengan syarat bensin harus full saat kembali." Jawab billi dengan senyum smirk dan aji mumpung dapat makan gratis dan bensin juga.

"Iiisshh kau bill, suka bener dehhh kalo ngomong." Timpal dyah dengan mengacungkan jempolnya untuk mengiyakan. Raut wajah ney yang biasa terlihat tenang mau bagaimanapun kondisi nya namun saat ini tatapannya menyelidik, karena tiga danru dan Dansatgas kompak mengajak eval di luar area satgas. Ney pun tak menjawab apapun , kunci motor ney berikan pada billi untuk di berikan pada danru. Namun sebelum di ambil billi kunci sudah di hadang oleh serda didi," ijin ndan giat biar saya saja yang membawa motor dangiat". Sedikit mengernyitkan dahi dan ya sudah lah toh ney tak akan di boleh kan bawa motor oleh syam.
"Silahkan bang, hati-hati saja bawa nya bang."

Tiga srikandi menggunakan mobil syam, ney di samping kemudi dyah dan billi di belakang. Syam membukakan pintu depan untuk ney, dan ney hanya mengikuti saja. Perlakuan manis sekecil itu membuat ney semakin melayang dengan impianny yang mengagumi syam. Namun ia pendam semua rasa itu, karena mereka sangat berbeda dan dia merasa masih terlalu anak-anak untuk mendampingi syam.

"Dek, kok diam saja akhir-akhir ini dek ney seperti menghindar dengan saya. Apa saya ada salah?" Tanya syam pada ney, yang merasakan perbedaan sikap ney padanya.

"Ndak kok mas, perasaan mas saja mungkin. Mungkin saya hanya lelah karena kegiatan kita saja sehingga membuat saya sedikit berubah. Lagian mas saya takut terlalu jauh berfikir dan ada yang salah paham dengan hubungan profesional kita. Karena kan saya harus menjaga perasaan mba juga mas." Jawab ney jujur, ney melirik melihat reaksi syam. Syam termangu dan terdiam sejenak, setelah itu terdapat senyum tipis yang menghapuskan gurat kesedihan diwajah syam.

"Terimakasih sudah menjaga perasaan mba, semoga mba disyurga melihat ketulusan mu itu ya ney. Mungkin kalo mba melihat mu saat ini maka mba akan bilang titip raka dan reyna pada mu ney." Jelas syam pada ney, setitik air mata lolos dari mata syam. Tak dapat di artikan air mata itu sebagai tanda kerinduan atau apa pun itu ney merasa membuat syam sedih.

"Maaf mas, saya sudah melukai perasaan mas. Karena saya pikir kedekatan kita akan menjadi masalah untuk pasangan mas dan keluarga bahagia mas, serta raka dan reyna." Jelas ku terluncur kata tulus bahwa aku melihat kebahagiaan mereka walaupun tak lengkap.

TIGA SRIKANDI PUTRI ABDI NEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang