20. KENYATAAN TERPENDAM

317 29 0
                                    

Dalam setiap kehidupan terdapat kisahnya masing-masing ada sisi indah dan sisi sedih, dan mungkin ini yang saat ini Ney rasakan. Ia sangat terpuruk dengan keadaannya yang ia ketahui hari ini. Ya bersama Edwin yang mendampinginya saat ini mereka menuju di sebuah tempat makan kesukaan Ney yaitu MCD. Edwin dan Ney memesan makanan dan minuman sambil menghabiskan malam mengingat kebiasaan mereka di masa lalu.

"Sya are you oke?" Tanya Edwin pada Ney.

"Aku baik-baik aja kok bang, hanya sedikit kepikiran bang gimana bilang ke mama dan papa tentang kondisi ku. Bang apa abang bisa bantu aku?" Tanya Ney pada Edwin.

"Apapun untuk kamu Sya, dan kamu pun tau aku ga pernah bisa menolak keinginan sejak dulu." Jawab Edwin lembut.

"Bang, apa abang mau bantu aku untuk putusin hubungan ku dengan Syam. Aku ga mau buat dia lebih sakit dari dulu, dia pernah kehilangan Kanaya orang yang dia cinta setelah dia melahirkan anaknya. Dan akan lebih baik dia putus saat ini sebelum semuanya sudah terlanjur dalam pernikahan. Pasti aku akan semakin membuat semuanya sedih. Abang pura-pura lah mencintai ku untuk selalu menjaga ku. Biar dia berfikir aku selingkuh dibelakangnya dan dia yang memutuskan hubungan ini. Aku tak akan sampai hati kalo aku yang harus memutuskan hubungan ini." Jelas Ney pada Edwin.

"Jangan gila kamu dek, kamu mencintainya dengan sangat. Dan kamu ingin melepaskannya hanya karena kamu sakit. Sakit mu bukan yang tidak bisa disembuhkan. Ayoo kita transplan untuk menyembuhkan mu." Jawab Edwin tegas.

"Bang, abang dengar sendiri kemungkinannya hanya 50% aku bisa bertahan hidup. Dan apa yang bisa aku lakukan, melihatnya terpuruk di kematian ku. Membuatnya hidup tapi tak hidup hanya karena cinta yang ku pertahankan. Apakah aku tak menjadi sangat egois karena cintaku membuatnya tersiksa seumur hidupnya karena kematian ku. Bang aku pun tak mau kehilangannya, aku tak mau jauh dari nya. Dia lelaki pertama yang membuatku menyelipkan namanya dalam setiap doaku pada Allah. Setelah abang pergi dari samping adek, dialah yang menjaga Sya dan membuat Sya selalu tersenyum. Abang tau Sya mencintai dia sama seperti Sya mencintai abang. Namun Sya fikir abang hanya menganggap Sya adalah adik abang, maka Sya hilangkan rasa cinta itu sejak abang tinggalkan Sya sendiri." Jawaban Ney dengan tak dapat lagi air mata ditahannya.

"Sya benarkah apa yang abang dengar ini, ternyata rasa abang tak bertepuk sebelah tangan. Abang pergi karena abang ingin menghilangkan rasa ini yang akan menghancurkan hubungan yang kita bina puluhan tahun. Namun ternyata abang terlalu naif dan bodoh mendahului keinginan Tuhan. Dan sekarang yang ada hanya penyesalan. Dek aku akan mengikuti keinginan mu, namun bukan karena aku ingin mengambil kesempatan dalam kesulitan mu. Namun aku ingin membuat mu bahagia apapun yang bisa ku lakukan untuk membuat mu bahagia. Tapi aku minta jangan pernah kamu sendiri saat kamu menemui dokter Dita, biarkan aku menemanimu berjuang melawan penyakit mu." Jawab Edwin yang menahan rintikan air mata yang luruh. Nesya berhambur kepelukan Edwin, tangisan yang ia tahan pun pecah dalam rengkuhan hangat abang yang selama ini selalu menjaganya namun menghilang karena kediaman mereka tentang perasaan.

"Bang andai ada sebuah permintaan apa abang akan wujud kan anggap ini permintaan terakhir ku bang." Ujar Ney mengiba dalam pelukan Edwin.

"Apa Ney?" Jawab Edwin.

"Bang coba buka hati abang untuk dokter Dita, dia orang yang baik dan selalu penyayang pada siapapun. Aku akan sangat bahagia apabila melihat abang bersanding dengan dokter Dita sebelum aku meninggalkan kalian semua." Haru Nesya yang menahan perasaannya, sejujurnya ia tak rela melepaskan orang-orang yang ia sayangi namun ini yang harus ia lakukan karena untuk kebahagiaan mereka.

"Dek boleh abang cerita tentang rasa abang dulu ke Ney, biar nanti abang bisa pertimbangkan permintaan kamu Sya." Jawab Edwin pada Ney.

"Boleh bang, Sya selama ini menanti kejujuran abang namun abang menghindar." Jawab Ney melemah.

"Huuufft dek jujur aku mencintai mu semenjak aku SMA sampai aku menyadari benar-benar menyukai mu saat acara makrab di tahun terakhirku di akmil. Saat kamu datang dengan begitu manis dan memberi surprise menjadi rekanitaku , padahal kamu bilang kamu menolak datang dan sudah membuat ku kesal. Dan ternyata kamu hadir disana untuk aku, saat itu rasa ku semakin kuat membuat ku semakin egois. Bahkan teman lettingku yang memandangmu dengan tatapan kagum saja langsung ku ancam dengan posesifnya. Aku berfikir sikap ku salah, kamu adik ku bukan istriku kenapa begitu marah aku dengan tatapan mereka. Setelah itu aku mencoba menenangkan diri setelah praspa aku fokus dengan karirku karena aku ingin menghilangkan rasaku padamu karena kebodohan ku yang tak berani menjatuhkan pertanyaan rasa ini pada mu Sya. Namun semenjak kamu sudah memilih Syam, dan aku lihat tatapan mu penuh cinta saat membicarakan tentangnya. Aku yakin kan diriku aku akan menjaga mu dengan nyawa ku. Dan kalo kamu meminta ku membuka hati ku untuk dokter Dita, Sya aku akan lakukan ini untuk pengorbanan cinta kita. Kau bahkan bisa mengorbankan cintamu untuk Syam, masa aku tak bisa mengorbankan cinta ku untuk mu. Aku akan menjaga Dita seperti apa yang kamu mau Sya." Jawab Edwin dengan lembut dan meluruhkan air mata yang mereka tahan. Air mata pun tumpah ruwah dalam pelukan mereka malam ini. Malam yang panjang dan berat untuk mereka, mereka saling merelakan cinta karena cinta mereka.

"Bang...😭😭😭 Bahagialah dengan dokter Dita saat Sya ga ada, abang ga boleh menangis karena Sya akan selalu ada dalam setiap senyum abang yang begini." Ney membuat senyum bulan sabit pada kedua sisi pipi Edwin yang membuat senyum Edwin merekah.

"Sya harus janji sama abang, Sya akan jadi Bridemaid abang yang paling cantik. Dan Sya harus nurut apapun kata dokter Dita, abang akan selalu pantau Sya kalo abang harus berangkat tugas lagi. Abang akan pantau Sya dari Dita nanti, dan tolong bantu abang bahagia sama Dita ya Sya. Dan juga bantu abang bilang ke papa mama tentang Dita." Ujar Edwin dengan mengusap rambut pendek Nesya.

"Iya bang nanti Sya yang akan bilang ke om dan tante. Dan besok minggu biarkan Ney naik ke merapi sama anak2 ya bang, mungkin disitu adalah momen terakhir aku ingin membuat Syam bahagia sebelum aku akan melepaskannya untuk selama-lamanya. Semoga Allah memaafkan kesalahan yang ku buat ini. Dan semoga dia bahagia dengan yang lain yang dapat mendampinginya hingga sisa hidupnya." Jawab Ney dengan menitikan sebuah air mata.

TIGA SRIKANDI PUTRI ABDI NEGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang