Gibran, Gabrin, dan Gabrel duduk di meja makan. Tidak ada yang bersuara ataupun menyinggung kejadian semalam. Mega yang sedang menyiapkan makanan untuk sarapan pun heran dengan tingkah ketiga putranya.
"Sariawan kalian?" tanya Mega menatap mereka satu-satu.
"Laper, Ma. Mama udah belum?" Gibran bangkit membantu Mega membawa makanan dari dapur.
"Bang!" seru Gabrin.
"Kenapa?" jawab Gabrel dan Gibran bareng.
"Ka Val text gue, nih." Gibran dengan cepat menyambar ponsel Gabrin.
"Val? Valerie yang itu?" tanya Gabrel. Gabrin mengangguk menyetujui. Gibran membaca serius pesan dari sang pujaan hati.
"Ngajak ketemu kita, tapi kok dia ngga ngehubungin gue dan dia kok bisa punya nomor lo?" Gibran menatap Gabrin.
"Ya gatau. Gue aja heran," sahut Gabrin. Menampik rasa cemburu yang Gibran kobarkan kepadanya.
"Coba lihat," ucap Gabrel. Dirinya juga penasaran. Gibran memberikan ponsel Gabrin kepada Gabrel. Ternyata Valerie mengajak mereka untuk ketemu di cafe tempat Gibran bekerja dulu. Ngomong-ngomong bekerja, Gibran sudah melunasi hutangnya kepada Gabrel namun mirisnya, Felix belum ada kabar sampai sekarang.
"Bang, jangan-jangan Val dulu ga suka sama gue karena dia suka sama Gaga," ucap Gibran dramatis.
"Makan dulu," sela Mega. Wanita paruh baya itu sudah duduk dan mengamati ketiga putranya yang entah meributkan apa.
"Bisa jadi. Secara kan gue ganteng," tanggap Gabrin percaya diri sembari mengambil lauk untuknya sarapan.
"Siapa sih yang kalian bicarain?" tanya Mega kepo.
"Valerie," jawab Gabrel. Gibran menyantap sarapannya dengan tidak semangat. Dirinya merasa dikhianati adik sendiri. Lebay memang.
"Yang nolak kamu itu, Bang?" Pertanyaan dari Mega seolah sindiran bagi Gibran, hal tersebut membuat Gabrin yang sedang mengunyah pun tidak dapat menahan gelak tawanya.
"Hahaha, Mama aja tau," ledek Gabrin. Gibran menyendokkan nasi penuh dan langsung ia lahap setelah mendengar ledekan adik bontotnya.
"Kalau Bang Gabrel sama Zara gimana?"
"Loh mama belum tau? Udah kandas, Ma." Gabrel menatap Gabrin yang sedang asik menikmati sarapannya. Begitu juga dengan Gibran. Sedangkan Gabrin tidak menyadari tatapan sang kakak. Pagi ini Gabrin sangat semangat meledek kedua abangnya.
Deringan ponsel Mega mengalihkan perhatian wanita tersebut. Ia berjalan ke luar guna mengangkat panggilan. Tanpa babibu, Gibran dan Gabrel sudah menyerang Gabrin. Gabrel memegang dan menahan tubuh Gabrin agar tidak jatuh dari kursi dan Gibran menggelitiki adik nakalnya itu.
"MAMA!!"
***
"CinTa iNI kAdaNG - kAdaNg tAk ADa LoGiKA!!"
"Gaga lo bisa diem gak?! Nyanyi itu mulu, mana teriak-teriak dari tadi," kesal Gibran.
"Uwiw~" tanggap Gabrin.
"Bang, Gaga tuh suruh diem. Berisik banget," adu Gibran ke Gabrel.
"Yok digoyang!!! Satu dua tiga, seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu~"
"Mama, Gaga nih ganggu abang terus. Lagi ngerjain tugas juga."
"Mama udah berangkat," sahut Gabrel. Dirinya sedang rebahan di sofa sambil menikmati bacotan kedua adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bro's
RandomKisah Perkumpulan Anak Download! ❕ © 2020 Meripuff All Rights Reserved ❕