Berteriak, menyanyi, berjoget, melompat, semua orang yang di lapangan melakukan itu. Gabrin yang berada di atas panggung pun ikut melompat mengikuti dentuman musik.
"Kane parah Gaga mainnya," teriak Marchel dengan satu tangan diangkat ke atas. Sedangkan sebelahnya lagi ia gunakan untuk merangkul pacarnya.
Jas Gibran sudah entah kemana, menyisakan kemeja putih yang ia gulung sampai siku. Rambutnya yang lumayan panjang ia kibaskan ke belakang.
Suasana tambah ricuh saat Gabrin menyelipkan musik sayonara di tengah dj-nya.
Felix menyodorkan minuman kaleng ke Gibran dan diterima baik oleh cowok tersebut.
"Adek lo, ya?" tanya Felix.
"Yoi. Bentar." Gibran menepuk pelan bahu kiri Marchel tiga kali namun yang di tepuk tidak berkutik. Dengan tidak santainya Gibran menggeplak bahu Marchel, sontak Marchel menoleh. Gibran memang seperti itu, nepuk pelan gaada respon auto tabok.
"Apa?"
"Gue kesana dulu bentar," ucap Gibran menunjuk meja di pojok samping.
"Oke."
Gibran dan Felix duduk sembari menyesap minum di kalengnya.
"Gimana bokap, lo?"
Felix mengangguk pelan dengan mata menerawang, "Thanks. Dia udah sadar tadi pagi."
"Syukur, deh." Hening, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. "Oh iya, gue mau kenalin lo sama mereka."
Marchel and the geng berjalan menghampiri Gibran ketika Gabrin selesai memainkan musiknya.
Belum juga Gibran membuka mulut, Yovan sudah mengulurkan tangannya ke arah Felix yang diikuti teman-temannya.
"Temen sekolah, Gibran?" tanya Diba.
"Teman waktu smp dulu," jawab Felix. Ia pun berasumsi jika teman-teman yang ada di depannya ini bukan teman sekolah Gibran.
"Mereka temen main gue," ujar Gibran seperti paham dengan pikiran Felix.
"Acara selese jam berapa, Gib?" tanya Deha.
"Bentar lagi juga udah selesai. Gak boleh malem-malem soalnya sama pihak sekolah."
"Lo Diba temen Kak Zara kan?" tanya Felix tiba-tiba.
"Lo tau Kak Zara?"
"Pacar sepupu gue dia," jawab Felix sembari menyesap habis minumnya.
"Bentar-bentar yang lo maksud itu Zara siapa?" tanya Gibran.
"Zara Kartika kan?" tanya Felix memastikan.
"Loh!" seru mereka semua kecuali Felix. Mereka semua teman-teman Gibran dan Gabrin memang tau kalau Zara itu pacar Gabrel.
"Dib?" Diba pun menghedikkan bahunya dengan raut wajah yang menunjukkan kalau dirinya juga bingung.
"Hai hai hai!" Gabrin datang dengan jas yang masih melekat di badannya hanya saja kancingnya sudah terlepas.
"Kenapa?" bingung Felix menatap Gibran dan yang lain.
"Gak, gak, gapapa," sela Gibran. Marchel, Diba, Deha, Yovan menatap Gibran. Namun Gibran mengangguk mengode menyuruh mereka diam saja.
"Woi, gue dateng nih. Anjay dikacangin!" seru Gabrin.
"Woi, Ga. Wah gila lo. Keren parah mainnya." Mereka semua bersalaman dan berpelukan ala cowok. Kecuali Diba tentunya.
"Lagi bahas apa? Serius banget kaya ijab qobul," celetuk Gabrin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bro's
RandomKisah Perkumpulan Anak Download! ❕ © 2020 Meripuff All Rights Reserved ❕