🕊 Bagian 1

5.2K 222 13
                                    

Sesungguhnya jika Allah menghendaki kebaikan bagi sebuah keluarga maka Allah akan memasukkan kelembutan kepada mereka.

( HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 523 )

----

Laki-laki penuh wibawa serta karismanya yang begitu mempesona, terlihat memasuki gedung kantor. Sesekali Ia tersenyum tipis membalas sapaan dari karyawannya pagi ini. Seperti hari-hari biasanya, laki-laki itu tetap menjalankan aktivitasnya di perusahaan besar miliknya.

"Pagi, Pak Azka. Saya ingin mengingatkan jadwal Bapak hari ini," tutur sekertarisnya sesaat Ia telah duduk manis di ruangannya.

"Bacakan!"

"Pagi ini Bapak ada meeting sama pimpinan PT. Jaya Kusuma Bapak Handoko di perusahaan kita, dilanjut nanti siang pertemuan sama investor baru kita yang direncakan di cafe permata, dan setelah ashar Bapak harus menemui klien kemarin yang sempat Bapak tunda. Sekian, Pak," terang perempuan itu.

Azka mengangguk paham. "Ada lagi?" tanyanya.

"Ini ada berkas kerjasama dari PT. Nugraha Atmaja, silahkan ditandatangani, Pak!" Azka mengambil bolpointnya kemudian menandatangani berkas tersebut.

"Ada lagi?" tanya Azka.

"Tidak ada, Pak."

"Kalau begitu silahkan keluar dan saya minta tolong siapkan ruang meeting 2 jam lagi!" pesan Azka.

"Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi." Azka mengangguk, lantas sekertaris itu melangkah meninggalkan ruangan.

Ia membuka ponselnya, membaca pesan singkat yang belum sempat Ia buka tadi. Seketika sudut bibirnya tertarik menghilangkan wajah datarnya, walau sudah beberapa tahun hidup bersama, perhatian kecil seperti ini tak pernah membuat Azka bosan sedikitpun.

Mas, tadi aku udah minta Pak Joko buat nganterin sarapan buat kamu, sebentar lagi mungkin sampai. Jangan lupa dimakan ya, jaga kesehatan : )

----

Di sisi lain, perempuan berusia 35 tahun tersebut tengah mengistirahatkan tubuhnya setelah mengantarkan putranya sekolah serta membenahi rumah. Di rumah bertingkat dua ini memang mempunyai 2 pembantu rumah tangga. Namun, perempuan berwajah manis tersebut tetap akan turun tangan menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.

Anantha. Ya, dialah perempuan itu. Di umur yang sudah tak terbilang muda, Anantha lebih memilih untuk fokus pada statusnya sebagai seorang istri sekaligus menjadi seorang ibu. Walaupun Azka sudah berulang kali menyarankan agar Anantha mengurus butik milik keluarga Azka saja, Anantha tetap menolak dengan alasan tak mau sampai waktunya dengan keluarga berkurang.

Terlebih lagi, putranya Kaivan masih sangat rewel jika bukan dia yang mengurus, hal itu juga menjadi alasan mengapa Anantha tak mau jika Azka mencarikannya pengasuh.

Drttt ... Drttt ... Drttt ....

Anantha mengalihkan pandangannya ke meja di hadapannya. Terlihat menyala disertai getaran, tertera nama Linda di sana. Tak banyak berpikir, Anantha langsung menggeser tombol hijau tersebut.

Nikah Dadakan 2 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang