🕊️ Bagian 12

996 111 10
                                    

DEAR COWOK❗

Kalian harus tahu, perempuan itu dipenuhi akan kehormatan.
Dari keluarga manapun Ia berasal, entah kasta tinggi atau biasa saja, yang namanya perempuan itu tetap makhluk yang penuh akan kehormatan.

Ia bisa menjadi sangat mahal,
Ia bisa dengan sekejap menjadi seorang ratu,
Bahkan, Ia pun bisa menjadi sesempurna mutiara.
Namun, hal itu dapat terjadi jika perempuan tersebut berada dalam genggaman dan didikan orang yang tepat.

Wahai laki-laki, perlu kalian semua ketahui. Perempuan itu bukan sesuatu hal yang bisa kalian jadikan sebagai bahan pelampiasan nafsu. Perempuan itu berharga, perempuan itu dilindungi bukan dicaci maki, perempuan itu dijaga bukan disakiti, dan perempuan itu dihormati bukan dirusaki.

----

Jarum jam terlihat menunjukkan pukul 23.30 menit, sudah hampir 3 jam Ia menunggu suaminya segera kembali ke kamar untuk tidur. Namun, sampai sekarang laki-laki itu tetap berkutat dengan pekerjaannya. Perempuan tak lain adalah Linda tersebut akhirnya bangkit dari berbaringnya untuk memutuskan menyusul sang suami, Jeff.

Namun, baru saja tangannya ingin meraih pegangan pintu, pintu bercat cokelat mengkilap tersebut telah lebih dulu dibuka dari luar.

"Mau kemana?" tanya Jeff.

"A--aku tadi mau nyamperin kamu, Jeff. Ini udah malem, lebih baik kamu tidur, jangan terlalu gila kerja. Kamu juga harus mikirin kesehatan kamu juga, Jeff." Mendengar itu, Jeff tampak diam.

Tak berselang lama, Jeff berlalu dari hadapan Linda tanpa menjawab kalimat perempuan itu. Menerima sifat Jeff yang sekarang berbeda, membuat Linda hanya mampu menghela napasnya pelan.

Tidak! Ia tidak boleh pasrah begitu saja, Ia harus membuat Jeff kembali bersikap manis kepadanya, pikir Linda. Ia pun berbalik badan kemudian menyusul Jeff yang telah duduk menyandarkan punggungnya di kepala ranjang dengan pandangan fokus ke ponsel.

Dengan pelan, Linda duduk di tepian ranjang, memberikan jarak antara dirinya dengan laki-laki itu.

"Jeff, kamu masih kecewa sama aku? Karna aku nggak akan bisa ngasih kamu seorang anak?" Mendengar itu, Jeff sontak saja menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh ke arah Linda.

"Buat apa kamu nanya itu? Akukan udah sering bilang, Lin.
Jangan pernah bahas itu lagi," tutur Jeff.

"Ya aku nanya kaya gini karna kamu juga, aku akan diam nggak akan bahas ini lagi kalau sikap kamu ke aku biasa aja, Jeff. Tapi, semakin ke sini sifat kamu dingin sama aku. Aku tau, aku udah mematahkan semua harapan kamu untuk menjadi seorang Ayah. Tapi, tolong jangan benci aku, jangan jauhi aku, Jeff. Kalau kamu sayang sama aku, seharusnya kamu bisa menerima semua kelebihan dan kekurangan aku." Linda menjeda kalimatnya ketika buliran bening dari kelopak matanya luruh membasahi kedua pipinya.

"Tolong jangan seperti ini, Jeff. Kamu nggak tau, gimana sakitnya hati aku menerima sikap dingin kamu kaya gini, kalau aku tau Allah nggak mengizinkan aku menjadi seorang Ibu, mungkin aku sudah mewanti-wanti kamu sejak awal untuk tidak menikah sama aku, Jeff. Tolong jangan bersikap seperti ini, aku mohon ...."

Jeff terdiam, kini tatapannya telah menatap lurus pintu kamar mereka. Ia tak kuat jika harus melihat kedua mata Linda yang dibanjiri air mata. Ia tau yang Ia lakukan ini salah. Namun, hatinya masih belum bisa menerima semua kenyataan ini.

Nikah Dadakan 2 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang