🕊 Bagian 3

2K 179 8
                                    

Ucapkanlah “hasbunallah wa ni’mal wakiil” saat kondisi sulit, sebagaimana contoh dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wasallam

(HR.Bukhari)

“Hanya Allah yang mencukupi dan tempat bersandar kami.”

---

Meja makan itu terasa hening, hanya dentuman antara sendok dengan piring yang terdengar. Kehangatan yang biasanya terasa di dalam keluarga kecil itu, tak mereka rasakan. Hal itu karena Azka sedari tadi terus bungkam tak membuka obrolan sedikitpun.

Kaivan yang memang sudah paham akan perubahan sikap sang papa tidak seperti biasanya, Ia pun menghentikan makan. "Papa marah sama Kaivan sama Mama?" tanya Kaivan.

Medengar itu, sontak saja Anantha dan Azka sama-sama mengalihkan pandangannya ke arah putra mereka. Tak lama, Anantha memilih melanjutkan makan membiarkan Azka yang menjawab.

"Enggak kok, sayang. Kamu lanjut makan aja ya," jawab Azka.

Kaivan menekuk wajahnya. "Papa bohong! Kalau Papa nggak marah, ngapain diem aja dari tadi?" tanyanya lagi.

Azka menghela napasnya pelan kemudian dengan terpaksa mengulas senyumnya. "Papa beneran nggak marah, Kai. Kamu nggak perlu khawatir ya, Papa nggak papa kok."

"Kalau gitu, habis makan, temenin Kaivan belajar sebentar ya," pinta Kaivan.

Azka diam sejenak, Ia mengalihkan pandangannya sebentar ke arah Anantha yang masih terdiam. "Mau ya, Pa ... bentar aja kok," bujuk Kaivan dengan tampang melasnya.

"Maaf ya, sayang. Papa nggak bisa, Papa lagi capek banget besok juga banyak kerjaan di kantor. Kamu belajar sama Mama aja ya," jawab Azka.

Mendengar penolakan dari sang papa, Kaivan mencibik kesal seraya membanting sendok dan garpunya. "Papa udah nggak sayang lagi sama Kaivan!" Setelah mengatakan itu Kaivan turun dari tempat duduknya kemudian berlari ke kamar.

Azka hanya mampu membuang napas kasarnya. Sedangkan Anantha, menatap kepergian Kaivan dengan sedih, Ia menatap suaminya dengan marah.

"Kamu kenapa sih, Mas? Kaivan cuma minta waktu kamu sebentar, apa nggak bisa kamu sempetin sejenak aja?" tutur Anantha.

"Aku udah bilang kan, An. Aku itu capek, mau istirahat!"  jawab Azka dengan nada ketus.

"Biasanya kamu nggak kaya gini, Mas? Secapek-capeknya kamu, kamu nggak akan kaya gini sama Kaivan!"

Semua ini karna kamu, An! Kenapa kamu bohongin aku? Kenapa kamu jalan sama laki-laki lain dan nggak jelasin apapun sama aku? Batin Azka dengan tatapan kecewanya.

Melihat keterdiaman Azka, Anantha berdecak kesal, sebenarnya ada apa dengan Azka? Pikir Anantha.

"Tolong, Mas. Bilang kalau aku ada salah sama kamu, jangan kaya gini!" tutur Anantha.

Azka membanting sendok dan garpunya kemudian melangkah ke kamar, meninggalkan Anantha yang hanya mampu menghela napas kasar.

"Bibi!" panggil Anantha pada pembantu rumah mereka.

Nikah Dadakan 2 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang