🕊️ Bagian 23

730 82 21
                                    

•PERBEDAAN AIN DAN HASAD

- tidak semua orang yang hasad menimpakan ain, tapi orang yang ain pasti menimpakan hasad.
- Ain datang dari rasa takjub dan kagum. Hasad datang dari rasa iri dan dengki.
- Hasad tidak dapat menimpa diri sendiri dan harta sendiri, sedangkan ain bisa menimpa diri dan harta milik sendiri.
- Hasad bisa mempengaruhi sesuatu yang sudah terjadi dan sesuatu yang belum atau diharapkan terjadi.
- Sedangkan Ain hanya bisa mempengaruhi sesuatu yang sudah terjadi.

Sumber : Kajian grup majelis ruqyah syariyyah.

PS : Ingat gais, memujilah sesuatu dengan selalu melibatkan Allah dan rasa syukur terhadap-Nya. Sebab, tak ada sesuatu hal yang indah kecuali atas izin-Nya. Masya Allah ...

---

Perempuan berwajah sedikit oval tersebut tengah sibuk menata beberapa perlengkapan suaminya. Mulai dari 3 setel pakaian santai, dan 3 setel pakaian formal hingga perlengkapan lainnya. Wajahnya pagi ini tak menunjukkan raut kebahagiaan sedikitpun, Ia sedari subuh tadi terus terlihat datar tanpa ekspresi. Ya, bisa dibilang suasana hatinya tengah tidak baik-baik saja.

"Sayang, kamu kok dari tadi diem terus? Ngomongnya cuma sama Kaivan sama aku enggak," tutur Azka yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Baju buat kamu pake berangkatnya udah aku siapin, semua barang-barang kamu juga udah selesai aku masukin ke koper. Aku ke bawah dulu nyiapin sarapan!" ucap Anantha tanpa membalas ucapan Azka tadi.

Tanpa menunggu jawaban dari laki-laki itu, Anantha lantas melangkah keluar kamar. Hal itu membuat Azka merasa ragu untuk pergi, Ia tau Anantha sebenarnya tidak menginginkan dirinya untuk ke Bandung terlebih lagi bersama Andhara. Namun, istrinya itu masih saja tetap teguh menyuruhnya pergi.

"Cewek mah gitu, sok-sokan nyuruh pergi padahal dalam hatinya nggak mau. Nggak habis thinking gue sama sifat cewek, doyan banget bikin cowok ngerasa serba salah," gumam Azka entah pada siapa.

Di bawah, Anantha masih terlihat sibuk meletakkan beberapa sarapan di meja makan.

"Pagi, Mama!" sapa Kaivan dari arah tangga.

Melihat Kaivan telah rapi dengan seragam sekolahnya, Anantha akhirnya tersenyum walau hanya seulas senyum tipis.

"Pagi, anak Mama yang ganteng, Kaivan udah siap?" tutur Anantha.

Kaivan duduk di kursi seraya menganggukkan kepalanya. "Udah dong, Ma. Sekarang Kaivan mau sarapan, laper!"

"Iya, sayang. Kaivan mau sarapan pake apa?" tanya Anantha.

"Eum, tapi Papa mana, Ma? Papa belum siap?" tanyanya.

"Masih di kamar, Van. Mending kamu--"

"Pagi Anak Papa!" Suara itu seketika membuat Kaivan menolehkan kepalanya ke belakang,.

"Papa buruan! Kaivan udah laper nih!" tutu Kaivan yang dibalas kekehan kecil oleh Azka.

"Iya, sayang." Azka pun lantas duduk di hadapan Kaivan tepatnya di samping Anantha yang masih terlihat menyiapkan sarapan untuk Kaivan.

Nikah Dadakan 2 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang