🕊️ Bagian 19

768 78 15
                                    

Dari Nabi SAW., beliau bersabda: Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman: "Hai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhai bagimu sebuah pahala kecuali surga." (HR. Ibnu Majah)

---

Langkahnya memelan, perasaan cemas menyelimuti hatinya. Setelah bertemu dan berbicara dengan Jeff, Anantha tidak memutuskan untuk pulang melainkan ke kantor suaminya, Azka. Lagi pula, di rumah hanya ada pembantu rumah, tukang kebun, dan satpam.

Anantha mengembuskan napasnya pelan sebelum Ia mengetuk pintu ruangan Azka, Ia sangat berharap laki-laki itu tidak sibuk. Sebab, sepulangnya Ia dari restoran, Ia sangat ingin mengajak Azka untuk berbelanja bahan makanan berdua. Aneh bukan?

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Anantha tersenyum simpul mendengar suara berat suaminya, tanpa menunggu lama, Anantha segera membuka pintu bercat hitam mengkilap tersebut.

"Mas!" Panggilan itu membuat Azka langsung saja mendongakkan kepalanya di susul oleh kerutan di dahinya.

"Lho, sayang? Kamu di sini?" tanya Azka.

Anantha mengangguk pelan kemudian berjalan lesu ke arah Azka. Perempuan itu duduk di kursi depan Azka seraya memasang wajah lelahnya.

"Kamu dari mana, An? Kok kaya capek gitu mukanya?" tanya Azka.

Anantha menggeleng, Ia memundurkan punggungnya hingga bersandar di kursi. "Kamu sibuk, Mas?" tanya Anantha.

"Lumayan, sayang. Kemarin kan Mas nggak ke kantor, ya pastinya kerjaan kemarin ketunda, kamu ngapain ke sini?" tutur Azka.

"Ya emang kenapa kalau aku ke sini? Kamu nggak suka?" tanya Anantha dengan nada yang tiba-tiba berubah galak.

Mendengar jawaban tak santai dari sang istri, tentu saja Azka semakin dibuat bingung, terlebih lagi raut wajah Anantha memperlihatkan kelelahan.

"Kalau nggak suka ya udah aku pulang!" Baru saja Anantha ingin bangkit dari posisi duduknya, Azka dengan cekatan mencekal lengan istrinya.

"Jangan gitu dong, sayang. Kan aku juga belum jawab, duduk dulu ya," bujuk Azka yang membuat Anantha berhasil menurut.

Azka menutup laptopnya dan merapikan berkas-berkasnya. Ia kemudian berdiri melangkah mendekat ke arah Anantha. "Kamu sakit?" Anantha menggeleng.

"Terus kenapa?" tanyanya.

Anantha diam tak menjawab, Ia tidak mungkin mengatakan jika dirinya baru saja bertemu dengan Jeff. Apalagi mengatakan kalau Jeff masih mencintainya, itu sangatlah tidak mungkin.

Melihat Anantha yang bungkam, Azka menyentuh punggung tangan istrinya. "Kita duduk di sana aja ya," ajak Azka seraya membimbing Anantha duduk di sofa tak jauh dari meja kerjanya.

Azka mencondongkan tubuhnya menghadap Anantha, dengan lembut Ia mengusap pipi kanan perempuan itu. Hal tersebut tentu saja membuat Anantha tersentuh, perlakuan manis Azka terhadapnya sedari dulu memang tidak pernah berubah sedikit pun.

Nikah Dadakan 2 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang