🕊️ Bagian 17

826 77 10
                                    

Bukan salahku, jika aku menaruh curiga terhadapnya.

-Anantha-

---

Suara heels bewarna hitam itu memecahkan kesunyian, rambut hitam yang tergerai bebas tersebut terlihat bergoyang mengikuti gerakan kaki. Perempuan berbalut dress hitam tanpa lengan serta panjang sebatas paha itu mendongak ketika langkahnya terhenti di depan sebuah pintu kamar bernomor 2**.

"Kalau bukan karna ancaman itu, gue nggak sudi ke sini!" gerutunya.

Dengan helaan napas berat, Ia mengetuk pintu tersebut. Hanya dengan tiga kali ketukan, pintu bercat hitam mengkilap itu terbuka dan menampilkan seorang laki-laki berwajah tampan bersetelan Hoodie hitam hingga celana jens senada.

"Silahkan masuk, cantik!" ucapnya.

Mendengar itu, perempuan tersebut memutar bola matanya jengah. Dengan sangat terpaksa Ia pun masuk ke kamar hotel.

"Jadi, gimana? Kamu mau datang ke sini karna setuju kan sama tawaran aku?" Laki-laki itu bertanya.

"Cukup, Daniel! Jangan pernah sekali-kali lo memperlakukan gue layaknya perempuan murahan! Gue masih punya harga diri," tegasnya.

Laki-laki bernama Daniel tersebut terkekeh, seakan menertawakan apa yang perempuan itu ucapkan. "Apa kamu masih belum sadar kalau kamu itu murahan hm? Apa perlu aku menyadarkan kamu kalau rencana busuk kamu ini sudah cukup mencerminkan kalau kamu itu murahan?" ejeknya.

"Tutup mulut kotor lo! Gue ke sini cuma mau bilang, kalau gue nggak akan pernah melayani lo, satu kalipun! Lo harus tau, lo udah bukan siapa-siapa gue lagi, hubungan kita udah selesai. Makanya, lo sama sekali nggak ada hak buat maksa gue!" tegasnya.

"Apa perlu aku bilang langsung ke dia, biar kamu mau nurut sama aku? Kamu tau sendiri kan, dia laki-laki yang nggak suka dikhianati, terlebih lagi sama orang terdekatnya. Jadi, kamu tinggal pilih, layani aku atau semua rencana kamu gagal!" ancam Daniel yang membuat perempuan itu hanya mampu terdiam dalam kebingungan.

Sial! Umpatnya.

"Aku janji, kalau kamu mau dengan senang hati melayani aku, aku sama sekali nggak akan kasar sedikit pun sama kamu. Dan aku bisa jamin, kamu tidak akan hamil!" tutur Daniel.

Perempuan itu masih diam, Ia cukup bingung keputusan apa yang harus Ia ambil. Ia tau Daniel bukanlah laki-laki sembarangan, dia pasti akan melakukan apapun agar apa yang Ia inginkan bisa didapatkan.

"Ayolah, sayang ..." goda Daniel sembari membelai lengan perempuan itu.

"Lepas brengsek!" sentaknya.

"Jangan kasar-kasar dong, sayang."

Perempuan itu menatap jijik Daniel, jika saja bukan karena seseorang, Ia tidak akan mungkin mau menuruti ajakan menjijikan laki-laki brengsek di sampingnya ini.

"Jadi, gimana sayang? Kamu mau kan?" tanya Daniel.

"Tapi, lo harus janji sama gue, jangan pernah ikut campur dan ngerusakin rencana gue, paham?!" Mendengar itu, Daniel tentu saja tersenyum senang.

"Kamu tenang aja, sayang. Semua akan baik-baik aja kalau kamu mau nurut sama aku," ucapnya.

---

Nikah Dadakan 2 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang