Udah siap baca? Berarti udah vote dong🥰
Bantu ramaikan kolom komentar yaa, biar Arvin makin rame kiww ><
***
"Aduh enak banget ya jam segini baru pulang, habis dari mana kamu!" Bentak Sang Mamah Tiri.
Inara yang baru saja menapakkan kakinya didalam rumah itu menghembuskan nafasnya malas. Ia hanya terlambat 5 menit. Itupun tadi dikarenakan Arvin yang memaksanya untuk mampir ke sebuah restoran.
"Itu cucian piring numpuk! Cepat cuci," perintah Rahma, memandang Inara dengan tatapan sengit.
Inara terus berjalan menuju kamarnya. Menghiraukan teriakan medusa tua itu. Tak lama setelah kepergian Inara, Sindy memasuki rumahnya. Berjalan menuju ibunya dan memeluknya.
"Mamah ngapain teriak-teriak?"
"Si udik itu gak mau bersih-bersih!" Rahma kemudian melihat wajah putrinya dengan tatapan penuh kasih sayang. Sangat berbeda saat dengan Inara.
Dia mengusap rambut anaknya, "Kamu pasti cape ya? Sana mandi pake air hangat terus istirahat. Nanti mamah bangunin kalo udah waktunya makan malam," ucap Rahma, begitu lembut.
Sindy tersenyum senang, kemudian mengecup kedua pipi mamahnya, "Iya, love you mah."
"Love you too, sayang."
***
Pukul 10 malam, Inara terbangun dari tidurnya karena tenggorokannya terasa kering. Gadis itu berjalan ke arah pintu dan membukanya. Saat ingin keluar kamar, ia tak sengaja melihat Sindy yang keluar kamar dan berjalan mengendap-endap, dengan menggunakan pakaian yang cukup terbuka.
"Mau kemana dia?" Gumam Inara.
Gadis itu ikut keluar kamar secara perlahan. Membuntuti Sindy dari belakang. Saat Sindy hendak menoleh ke belakang, ia cepat-cepat bersembunyi dibalik pilar. Sampai saatnya Inara bernafas lega.
Ia kembali melanjutkan langkahnya menguntit Sindy. Saat medusa kedua itu sudah keluar rumah, Inara mengintipnya dari balik jendela.
Bisa ia lihat, jika Sindy memasuki sebuah mobil mewah berwarna hitam. Inara sempat berfikir sejenak, ia merasa tak asing dengan mobil itu. Tapi itu mobil siapa.
Saat hendak berbalik, dirinya dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang berdiri tepat di belakangnya tadi.
"Astaghfirullah... Bibi ngagetin Inara aja ish! Tadi Inara kira itu hantu," pekik Inara, memegangi letak jantungnya.
"Maaf non, tadi juga bibi kira siapa. Lagian non Inara ngapain malem-malem liatin jendela?" Tanya Bi Ani.
Inara menggaruk pelipisnya bingung, "Nggak papa, tadi Inara kayak liat ada bayangan dibawah. Takutnya ada maling hehe."
"Serius non? Malingnya dimana sekarang? Biar bibi geprek kepala dia," ujar Bi Ani marah.
Inara justru terkekeh, "Nggak ada bi, ternyata cuma kucing item lewat."
Bi Ani bernafas lega, "Huuh, syukur deh kalo cuma kucing. Bibi bakal salahin mang Tisna kalo beneran ada maling, soalnya dia gak becus jadi satpam."
"Haha udah, mending kita istirahat. Udah malem juga kan," ucap Inara.
"Iya, non Inara udah minum obatnya kan?"
Inara menjadi diam. Senyumnya seketika luntur dari wajah cantiknya. Bi Ani yang menyadarinya pun langsung merasa bersalah.
"Aduh bibi minta maaf ya. Non Inara tapi harus rajin minum obatnya," ucap Bi Ani.
Inara tersenyum tipis, "Iya, Inara udah minum kok obatnya."
Bi Ani mengangguk, "Bibi ke kamar duluan ya non, atau non Inara mau bibi antar ke kamar dulu?"
"Nggak usah, masa ke kamar doang harus di anterin haha," jawab Inara tertawa.
"Permisi non." Bi Ani pergi, meninggalkan Inara sendiri di ruang bawah.
"Obat.."
"Oh iya tadi si medusa mau kemana sih. Gila, seksi banget. Positif thinking aja Inara, mungkin dia mau jadi jalang."
Gadis itu membawa kakinya kembali melangkah menuju kamar. Rasa hausnya tiba-tiba hilang, di gantikan rasa kantuk yang teramat.
***
Hai hai gaes!! Komentar untuk part kali ini???
Ayok kalau kalian suka cerita ini jangan lupa untuk rekomendasikan ke temen-temen kalian ‼️
Tinggalkan VOTE and KOMEN juga supaya aku tau kalau kalian baca cerita ini✨
Follow this is account natasya03_ untuk mendapatkan info lebih lanjut ✔️
Papayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE ARVIN [GS 2]
Teen Fiction[ WARNING!! CERITA INI DAPAT MEMBUAT ANDA INGIN MEMUKUL ORANG LEWAT KARENA BAPER DAN KESAL‼️ ] Sekuel POSESSIVE DEVANO [ FOLLOW SEBELUM BACA!!! AGAR PART TIDAK HILANG-HILANGAN ] *** Arvin Kevlar Gramantha. Seorang pemuda yang mempunyai kepercaya dir...