31. Dia Cemburu

1.4K 68 30
                                    

WELLCOME ‼️

WELLCOME ‼️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Loh, kalian? Caka mana? Enggak ikutan ke bawah?" tanya Zella yang sedang menemani Acha dan Noval bermain.

Kedua remaja itu malah terkekeh geli, mengingat kejadian barusan. Arvin berjalan, dan duduk di lantai depan tv, diikuti Awan.

"Heh! Bunda tanya loh." Teguran Zella, kembali menyadarkan mereka. Keduanya lantas berdehem.

"Caka tidur bun, ngorok di karpet," jawab Arvin.

"Kok nggak di kasur? Badannya nanti sakit loh."

Belum sempat Arvin menjawab, seseorang turun menuruni anak tangga dengan muka bangun tidur. Bahkan orang itu sempat menguap lebar.

"Hahahaha." Acha tertawa, kemudian disusul dengan tawa lainnya. Arvin dan Awan bahkan sampai memukuli sofa karena saking ngakak nya. Sementara Noval hanya terkekeh kecil melihat muka abangnya yang sudah seperti badut jalanan.

Dahi Caka berkerut bingung. Ia memandang semua orang dengan aneh. "Kenapa pada ketawa? Emang ada yang lucu?" tanya Caka.

Acha dan yang lain belum berhenti menertawakan. "Bang Caka mirip badut, hahaha." Acha berujar demikian.

Zella meredakan tawanya. Kemudian menatap kedua remaja yang sedang terbahak sembari menggelengkan kepalanya heran.

"Pasti ini kalian ya, yang usil?"

Arvin tertawa hingga terbatuk. "Ekhem, bukan bun, bukan kita kok, pffft."

Kemudian arah pandangnya pada Awan. Cowok itu menggeleng sambil menahan tawanya. Kemudian Zella berdiri dan menghampiri Caka yang tampaknya masih kebingungan.

"Kamu ngaca ya, sekalian cuci muka," ucap Zella tersenyum.

"Hah? Emang ada apa sih bun?"

"Udah sana, nanti kamu tau sendiri." Zella mendorong tubuh Caka ke arah toilet di dapur.

"Hahaha ngakak banget anjir."

"Bang Arvin ya, yang bikin itu ke bang Caka?" tuduh Acha, menunjuk Arvin dengan barbie nya.

"Heh, bukan lah. Ya kan, Wan?" Awan hanya mengangguk, membetulkan.

"AAAAA!!!" Suara teriakan terdengar jelas di indera pendengaran mereka. Mereka yakin, pasti itu suara Caka.

"SIAPA YANG NGERJAIN GUE!!"

"Mampus Wan. Kabur, kabur." Arvin segera menarik tangan Awan untuk kabur. Keduanya keluar rumah. Meninggalkan Caka yang uring-uringan sendiri.

***

Pagi telah datang, di sebuah kamar seorang pemuda, terlihat sangat berantakan. Banyak bantal serta selimut yang tergeletak di lantai, juga ada kertas yang berceceran membuat siapa saja yang masuk pasti akan menginjaknya.

POSESSIVE ARVIN [GS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang