SIAPA YANG NUNGGU ARVIN UPDATE???
Asik baca? Boleh banget. Tapi jgn sampai lupa vote komen yaa, cmiww^^
Yuk bisa yuk, jangan jadi pembaca gelap😞 Biar authornya semangat dan rajin update.Makasih buat yang selalu dukung 🔥
***
"Pah, aku nggak mau di jodohin sama dia." Seorang gadis berucap dengan kesal, saat ia mendengar ucapan Papahnya.
"Tapi ini udah di atur sejak lama," ucap seorang wanita setengah baya.
"Nggak! Pokoknya aku enggak mau. Aku udah punya pacar," ucap gadis itu kukuh.
"Siapa? Siapa pacarmu?"
"Arvin. Aku cinta sama dia, jadi kalian nggak usah jodoh-jodohin aku sama orang lain!"
Setelah berkata tadi, lantas gadis itu pergi meninggalkan dua orang dewasa yang tengah pusing memikirkan tadi.
***
"Mau pulang sekarang?" Dua anak remaja duduk di taman rumah sakit sembari menikmati es krim coklat yang perlahan mulai mencair.
Sang gadis menoleh. "Nggak papa gue pulang?"
Remaja lelaki itu terkekeh kecil. Kemudian membawa punggung tangan itu ke genggamannya. "Nggak papa, lagian ini udah malem. Gue nggak mau lo kecapean terus sakit."
Gadis itu perlahan mulai tersenyum. Hatinya menghangat, belum lagi detak jantungnya yang kian bertambah cepat. "Makasih. Makasih lo udah baik banget ke gue, ya walaupun kadang sifat lo ngeselin. Maaf buat sifat gue ke lo yang cukup hem, tapi lo masih bisa sabar. Gue kadang bingung. Kok bisa lo tahan sama sifat gue yang kayak gini-."
"Ra, asal lo tau. Gue ngelakuin semua itu, karena gue sayang dan cinta banget sama lo. Gue nggak mau kehilangan lo. Gue bakal berusaha gimana pun caranya, ngebuat lo sayang sama gue," ucap Arvin yang begitu tulus dari dalam hatinya. Ia sedari tadi terus menatap manik mata indah gadis di depannya.
"Tapi Vin, gue banyak kekurangan. Gue nggak sesempurna cewek-cewek yang nyukain lo. Lo tau kan, papah gue-," Inara menghela nafas kecil, kemudian terkekeh.
Arvin lantas menarik tubuh gadis itu ke dalam dekapannya. Mengusap punggung Inara dengan lembut, kemudian mengecup puncak kepala gadis itu. "Di dunia ini nggak ada yang sempurna. Tuhan ciptain makhluk hidup berpasangan itu untuk saling melengkapi. Gue juga banyak kekurangan, Ra. Dan gue pengen lo yang ngelengkapin kekurangan gue."
"Dan untuk masalah papah lo, gue yakin dari hati kecilnya, dia sayang sama lo, Ra. Mamah lo juga pasti bangga punya putri cantik dan pinter kayak lo."
Inara mengangguk dalam dekapan Arvin. "Gue ... gue sa-sayang sama lo," ucapnya tergagap.
Deg-! Mendengar itu Arvin menghentikan gerakan tangannya. Ia kemudian melepas pelukan, menatap Inara terkejut. "Apa? Lo tadi bilang apa, Ra? Coba ulangi lagi," ujar Arvin.
Inara membuang muka dengan pipi memerah.
"Ra ... lo apa Ra?"
"S-sa-sayang." Arvin semakin melebarkan senyumnya.
"Sama siapa? Buruan jawab."
"Nggak tau," jawab Inara.
"Ah lo mah, ga usah malu-malu." Kedua tangan Arvin mengampit pipi Inara, membuat gadis itu menatapnya dengan bibir seperti ikan. "Sayang siapa?"
"Woo."
"Hah?"
"Wepas." Inara menyingkirkan tangan Arvin. Kemudian menatap cowok itu malas. Sedangkan Arvin terkekeh geli. Kemudian kembali menarik Inara kedalam dekapannya. "Gue juga sayaangg sama lo."
Inara tersenyum kecil. Saat ingin mengeratkan pelukannya, Arvin justru melepaskannya kemudian menarik tengkuk Inara dan menahannya sedikit lama sembari memejamkan mata.
***
"Arvin kemana, tumben lama banget. Katanya mau ke taman bentar."
"Mas, kamu tau Arvin kemana?" Yang di tanya masih saja duduk di depan laptop. Mengabaikan pertanyaan istrinya. "Dev!"
Barulah pria itu mendongak menatap sang istri. "Udah pulang mungkin."
"Hem, iya juga sih. Serius dia nggak pamit? Coba kamu hubungin, siapa tau masih disini."
Devano menurut. Ia mengambil ponsel dan menelepon putranya yang bandel. Namun beberapa kali ia telepon, panggilan tetap tak terjawab. "Nggak aktif."
"Huh! Semoga aja beneran pulang deh," ucap Zella.
"Aku mau ke kantin bentar. Kamu mau titip apa?" tanya Devano yang sudah bangkit. Ia berjalan mendekati Zella yang duduk di kursi seberang.
"Nasi goreng aja, yang pedes ya?"
Devano menggeleng. "Nggak, jangan yang pedes, yang biasa aja. Minumnya?"
"Jus apel."
"Air putih aja. Udah malem nggak baik minum es," jawab Devano. Membuat Zella membuang muka kesal.
"Udah gitu kenapa nanya?!" Devano tersenyum kecil. Kemudian mencium kening Zella.
"Formalitas aja." Setelahnya pria itu pergi.
"Nyenyenye. Dari dulu nyebelin banget, untung suami. Kalo bukan udah gue gorok tuh mulut."
***
Setelahnya selesai membeli makanan, ia hendak kembali ke ruangan putrinya. Namun langkahnya terhenti saat melihat sosok yang tak asing tengah duduk berduaan. Devano berjalan dengan hati-hati mendekati orang itu. Kemudian menepuk bahu kirinya.
Orang itu terkejut, kemudian membalikkan tubuhnya. "Kampret lo bikin kaget aja."
"Lo sama Noval, ngapain disini?" tanya Devano.
"Bini gue tadi pingsan, ga tau deh abis ngapain. Eh, si Acha gimana keadaannya? Kata si Noval dia keserempet?"
Devano mengangguk. "Udah nggak papa. Oh ya, Al. Gue duluan, Zella udah nungguin," ucap Devano mengusap rambut Noval, anak itu hanya diam. Aldy mengangguk.
"Semoga cepet sembuh ya."
"Thanks."
***
YEEE SIAPA YANG NUNGGUIN KELANJUTANNYA???
ADA KATA-KATA YANG MAU DI UNGKAPIN BUAT PART INI ATAU TOKOH-TOKOHNYA??
JANGAN LUPA UNTUK SELALU VOTE AND KOMEN ‼️ BIAR CEPET UPDATE
FOLLOW natasya03_ BIAR NGGAK KETINGGALAN INFO TERBARU‼️
YANG MAU CEPET NEXT SILAKAN KOMEN‼️
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE ARVIN [GS 2]
Teen Fiction[ WARNING!! CERITA INI DAPAT MEMBUAT ANDA INGIN MEMUKUL ORANG LEWAT KARENA BAPER DAN KESAL‼️ ] Sekuel POSESSIVE DEVANO [ FOLLOW SEBELUM BACA!!! AGAR PART TIDAK HILANG-HILANGAN ] *** Arvin Kevlar Gramantha. Seorang pemuda yang mempunyai kepercaya dir...