Sekarang mah banyak Setan nya disini😊
Kalau kalian suka cerita ini, ayo rekomendasikan ke temen-temen kalian‼️ dan Jangan pelit untuk Vote and Komen 🔥
Udah siap baca? Berarti udah siap buat ramein partnya ‼️🥰
***
"Vin lo bawa kaos olahraga gak?"
Arvin menolehkan pandangannya ke arah Caka, sembari menunjukkan atasan kaos olahraga miliknya.
"Eh Vin, katanya kelas kita mau di barengin sama kelas 12 IPA 3, berarti kelasnya Inara dong ya," ucap Caka, tangannya sembari membuka kancing seragam.
Arvin cepat-cepat memakai kaosnya. "Serius? Emang Pak Narto kemana?"
Caka mengangkat bahunya acuh. Tangannya terulur mengambil sebotol air mineral diatas meja kemudian meminumnya beberapa tenggakan.
"KUMPUL SEMUA."
Arvin menepuk bahu Caka. "Yok."
Keduanya berjalan bersama menuju lapangan outdoor. Pandangan Arvin seketika teralih pada gadis cantik dengan rambutnya yang terkuncir kuda.
"Oke, semuanya, dengarkan saya. Untuk sementara kelas IPA 3 di gabung dengan IPA 2. Di karenakan, Pak Narto selaku pengajar kelas 12 IPA 2 ada kepentingan mendadak," jelas Pak Agung panjang lebar.
Arvin menggeram kesal, karena banyak mata buaya yang menatap gadisnya dengan kagum. Apalagi leher putih Inara yang terekspos jelas. Ingin rasanya dia mencongkel para mata sialan itu, beserta orang-orangnya.
"ARVIN!! KAMU MENDENGAR PENJELASAN BAPAK ATAU TIDAK!?"
Cowok itu langsung mengalihkan pandangannya ke depan. Seraya menyeru, "DENGAR PAK."
Sementara seorang gadis mendengus malas. Kenapa juga harus dengan kelas cowok itu. Memangnya tidak ada kelas lain, apa.
"Oh ya, Arvin, tumben sekali kamu cuma berdua. Yang agak kalem satu lagi kemana? Kan biasanya kalian selalu bareng, udah kayak tiga serangkai tak terpisahkan." Pak Agung menanyai.
"Oh, lagi sakit pak. Kalem? Kalem dari mananya orang pecicilan begitu. Bapak tumben nanyain temen saya, kangen ya pak haha. Ciee ... Pak Agung kangen nih yee," ledek Arvin. Membuat semua terkekeh kecuali dua orang.
"Ogah. Cepat! Mulai pemanasan nya."
•••🐞•••
"Halo sayangku, ngapain disini, hm?" tanya Arvin, yang tiba-tiba duduk di samping gadisnya. Saat berjalan menuju kantin, ia tak sengaja melihat Inara duduk sendiri di bagian pojok. Langsung saja dia menghampiri, dan duduk di sebelahnya.
Inara merotasikan matanya, malas. "Punya mata kan?"
Arvin kembali terkekeh, merapatkan duduknya dengan Inara, kemudian mencubit kedua pipi gadis itu. "Utututu ... galak banget sih, cantiknya aku. Jadi pengen cium."
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE ARVIN [GS 2]
Roman pour Adolescents[ WARNING!! CERITA INI DAPAT MEMBUAT ANDA INGIN MEMUKUL ORANG LEWAT KARENA BAPER DAN KESAL‼️ ] Sekuel POSESSIVE DEVANO [ FOLLOW SEBELUM BACA!!! AGAR PART TIDAK HILANG-HILANGAN ] *** Arvin Kevlar Gramantha. Seorang pemuda yang mempunyai kepercaya dir...