29. Nggak Mau di Peluk

1.4K 75 23
                                    

Haiii kangen gk nih sama Arvin dkk😹

Gasss langsung baca🔥🤟🏻

Gasss langsung baca🔥🤟🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

29. NGGAK MAU DI PELUK

Setelah beberapa jam menunggu hujan reda di dalam rumah Inara, akhirnya Arvin pamit pulang. Namun sebelum itu, ia melihat ke arah Inara. Gadis itu malah membuang muka.

"Permisi tan, om."

Cowok itu berjalan keluar rumah perasaan campur aduk antara sedih, marah, dan terkejut. Sedih karena gadis itu tadi mengacuhkannya, marah karena Inara memilih pulang bersama Skala, dan terkejut saat dia mengetahui bahwa Sindy dan Inara itu saudara tiri.

Sesampainya di garasi rumahnya, Arvin berjalan ke dalam rumah sambil menenteng helm.

Arvin masuk ke dalam, dan di sambut oleh Bundanya. Zella menghampiri anak lelakinya itu dengan wajah khawatir.

"Astaga Arvin, sayang, kamu abis dari mana aja? Bunda sampe telfon temen-temen kamu buat nanyain kamu loh. Hampir aja bunda telfon ayah buat bantuin cari kamu," tutur Zella memegang rahang Arvin dengan kedua tangannya.

Arvin mengenggam tangan Bundanya kemudian ia cium. "Arvin baik-baik aja kok bun, bunda enggak usah khawatir. Tadi, Arvin anterin temen dulu, kasian kehujanan."

"Gimana nggak khawatir, orang kamu nya enggak kasih kabar. Makanya lain kali ngabarin dulu, ke ayah atau bunda."

Arvin terkekeh mendengar ocehan Bundanya. "Iya ibundaku, maafkan anakmu yang tampan ini yaa haha."

Zella mendengus. "Ya udah, kamu mandi sana. Bunda udah siapin air hangat."

"Makasih. Arvin sayang sama bunda," ucap Arvin kemudian mencium pipi Zella.

Zella hanya menggelengkan kepalanya sembari terkekeh melihat anaknya berjalan menjauh. "Bunda juga sayang sama kamu."

***

Seperti biasa, malam ini, Arvin duduk di kursi yang ada di balkon sambil menikmati pemandangan malam yang sangat memanjakan mata. Apalagi dengan di temani secangkir coklat panas dan beberapa snack.

Sedang asik menikmati terpaan angin, bunyi dari ponselnya mengacau. Dia berdecak kemudian mengangkat panggilan tersebut dan mengaktifkan earphone.

"Apa?" tanya Arvin.

"Kita ke rumah lo ya? Gue sama Caka lagi otw nih," balas Awan yang sedang berkendara di mobil menuju kediaman Gramantha's.

"Dilarang kesini kalo enggak bawa apapun."

"Ck! Santai aja, kita abis dari supermarket tadi sekalian beli titipan Mommy Letta."

"Oke lah."

"VIN LO BUATIN KITA MINUM YANG ENAK YA," pekik Caka. Awan yang berada disampingnya bahkan sampai tutup telinga.

"Berisik lo Cak. Uda diem aja, noh liat adek lo aja anteng," lontar Awan.

"Iya dah, terserah lo. Gue mah apa atuh."

"Heh lo berdua kok malah ribut. Jadi kesini nggak?" tanya Arvin ngegas.

"Jadi lah."

"Si Noval ikut?"

"Iya, tadi di paksa sama Caka yang enggak berperikeabangan," jawab Awan.

"Haduh, bisa ribet kalo si Acha tau," tutur Arvin.

"Dah dulu, gue masih di jalan."

"Ya udah, hati-hati lo pada," ucap Arvin. Kemudian sambungan terputus.

Dia beranjak dari duduknya kemudian pergi ke bawah. "Yah, Bun. Acha mana?"

Devano yang sedang memeluk Zella dari belakang itu berdecak kesal. Merasa momen romantisnya di ganggu oleh anaknya. Terpaksa ia melepas pelukan, kemudian menghadap ke belakang.

"Lagi nonton tv, kenapa? Biasanya aja gelutan, giliran enggak keliatan, di cariin," lontar Devano.

Arvin menyengir. "Hehe, oh ya, nanti Awan, Caka, sama Noval mau main kesini."

Wajah Zella mencerah. "Wah, serius?"

"Iya. Arvin ke Acha dulu. Ayah sama Bunda inget umur yaa haha." Arvin tertawa kemudian pergi meninggalkan orang tuanya.

"Tuh dengerin. Inget umur," ketus Zella.

Devano kembali memeluk tubuh istrinya dari belakang dan membenamkan wajahnya di lekukan leher Zella.

"Gini-gini juga aku masih kuat," ucap Devano dengan mengecupi leher istrinya.

"Heh! Omonganmu itu." Zella memukul lengan suaminya.

"Kenapa, hm?"

"Udah minggir dulu. Aku mau bikin minum, kayaknya mereka udah sampai."

"Nanti aja, aku masih kangen kamu," kata Devano. Zella memutar tubuhnya, kemudian menatap mata elang itu dengan lembut. Kedua tangannya memegang rahang tegas suaminya.

"Ayaah, awas dulu ya. Nanti lagi," ucap Zella tersenyum lembut.

Devano menghela nafas kemudian mengangguk. Sebelum menyingkir, ia sempatkan mencium kening Zella.

"Oke, aku nanti minta itu aku."

***

"ASSALAMUALAIKUM WAHAI PENGIKUT KU!" teriak Caka saat memasuki rumah Arvin.

Plak!

""Adawss … sakit njir."

"Makanya salam itu yang bener!" ujar Awan.

"Waalaikumsalam. Halo kak Awan, Halo kak Caka, HALOO NOVAL!!" Acha berteriak di akhir kalimatnya.

Gadis kecil itu langsung berlari ke arah Noval dan memeluknya seperti biasa. "Yeee, akhirnya Acha ketemu Noval lagi."

Sementara yang di peluk hanya menampilkan wajah datarnya tanpa membalas.

"Duh kasian yang enggak di anggap, haha," ejek Caka berpura-pura sedih.

Acha melepas pelukannya kemudian menatap Caka. "Kak Caka, Noval nya suruh bales pelukan Acha dong."

"Enggak mauan dia mah."

"Buruan masuk. Bunda udah siapin semuanya," ucap Zella.

***

Finally aku bisa selesain part ini🥲🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Finally aku bisa selesain part ini🥲🔥

Gimana? Review dong untuk part kali ini..‼️

Mau next lagi gak??

Rekomendasikan cerita ini ke temen-temen kalian biar mereka ikutan baca juga 🤟🏻

Follow natasya03_ untuk mendapatkan info yang terbaruu🔥

Buruan spam komennya biar cepet up!! Sebelum itu jangan lupa vote🐳

Papayyy👋🏻

POSESSIVE ARVIN [GS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang