MASIH ADA YG NUNGGUIN "POSESSIVE ARVIN" UPDATE?? SEMOGA MASIH💜
MAKASIH YA UDAH MAU NUNGGUIN CERITA INI 😞🖐🏻
AKAN KU USAHAIN BUAT ENDING, TAPI KAYAKNYA MASIH LAMA DEH😞
SEKALI LAGI TERIMA KASIH 💜
***
"EH JANGAN DI LEMPAR-LEMPAR DONG PENGHAPUSNYA!"
"ARVIN SAPUNYA DI TARO BALIK KE BELAKANG!!"
Saat ini suasana kelas 12 IPA 2 riuh rendah. Banyak murid yang bermain sendiri, bahkan para siswi tak jarang bergunjing membicarakan hal yang tak penting.
"Iya, elah ketimbang gitu doang. Tinggal benerin sapu, malah teriak-teriak lo!" seru Arvin, dengan ogah-ogahan memungut sapu di lantai dan mengembalikan ke pojok belakang.
"Caka lo ngapain anjir ke depan?!"
Seorang anak manusia kini berdiri di depan meja guru yang ada di kelas itu, kemudian tangannya mengambil taplak meja, lalu memakainya seperti kerudung. "Ehem ehem, cek cek."
Dia berjalan dengan gemulai menirukan seorang guru. "Selamat pagi anak-anak." Suara Caka terdengar seperti perempuan membuat seisi kelas tergelak.
"Sialan lo ngapain Cak, hahaha bengek gue..."
"Bu Naina sekarang berbatang ya bun, hahaha."
"Itu yang di pojok, kembali ke tempat dudukmu!" seru Caka memerintah Arvin yang kebetulan masih berada di pojok kelas.
Sembari menahan tawa, Arvin kembali ke bangkunya. Caka tersenyum. "Nah bagus. Jadi saya yang ngajar, KALIAN DI PULANGKAN LEBIH AWAL!! YEYY!!"
"YESSS."
"HOBAHH, AKHIRNYA!!" Para murid bersorak kegirangan, sambil terus tertawa.
"Baik Sek—"
"Ada apa ini ribut-ribut?" Ucapan Caka terpotong begitu saja, saat seorang guru cantik dan juga tinggi itu berdiri di ambang pintu kelas sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada. Matanya menatap tajam sesisi kelas.
Semua mendadak hening. Hanya ada suara gesekan kursi dengan lantai yang hanya sebentar. Caka yang masih berada di depan dengan taplak meja yang masih membungkus kepalanya itu, cemas. Keringat dingin terus-menerus turun dari dahinya, padahal AC di kelas dinyalakan.
"Coba ulangi lagi, Caka," ucap guru itu berjalan mendekati Caka yang sudah gemetaran.
"Bu Na-Naina, hehe." Untuk mengucapkan itu saja ia sudah sangat kesusahan. Di tenggorokannya seperti ada batu besar yang mengganjal.
Bu Naina tersenyum, kemudian membenarkan taplak meja yang menjadi kerudung Caka. "Cantik, kamu mau jadi perempuan?"
Sontak Caka menggeleng. "Terus kenapa ini masih di pake, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIVE ARVIN [GS 2]
Teen Fiction[ WARNING!! CERITA INI DAPAT MEMBUAT ANDA INGIN MEMUKUL ORANG LEWAT KARENA BAPER DAN KESAL‼️ ] Sekuel POSESSIVE DEVANO [ FOLLOW SEBELUM BACA!!! AGAR PART TIDAK HILANG-HILANGAN ] *** Arvin Kevlar Gramantha. Seorang pemuda yang mempunyai kepercaya dir...