15. Halusinasi

1.4K 100 42
                                    

Hai!! Ada yang nunggu Arvin up? Sksk ga ada?

Vote dulu yuk..🥺 udah? Makasih 💙
Ramaikan paragraf yang tersedia ✨✨

Semoga gak mengecewakan ;)

Semoga gak mengecewakan ;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Arvin memasuki rumahnya dengan langkah santai. Jaket hitamnya ia sampirkan di bahu sebelah kiri sedangkan tas nya di bahu sebelah kanan. Rambutnya yang sedikit acakan menambah kadar ketampanan pemuda itu.

"Beneran kak"

Arvin menghentikan langkahnya, itu seperti suara uncle nya. Siapa lagi kalau bukan Leon, adik dari bundanya.

"Itu nggak mungkin Le"

Dan yang menanggapi tadi, adalah ayahnya. Arvin kembali melangkah, mendekat ke sumber suara. Ia melihat ketiga orang itu sedang berbincang di ruang keluarga.

Merasa ada yang mendekat, ketiga orang itu menolehkan kepalanya. "Loh Arvin, kamu baru pulang?"

Arvin mengangguk sembari tersenyum, cowok itu duduk di samping Leon. "Uncle udah pulang dari luar?"

Leon malah tertawa, "Kalo belum pulang, mana mungkin uncle bisa disini"

Arvin hanya mengelus tengkuknya malu. "Iya sih, oh ya tadi Arvin sempet denger ayah bilang nggak mungkin, emang ada apa?"

Zella menatap Devano datar, lalu kembali menatap Arvin. "Nggak papa, kamu ke atas aja, ganti baju"

"Tapi kan—"

"Arvin!" Suara ayahnya terdengar sangat berat, berarti ayahnya itu sedang dalam keadaan marah.

Arvin membuang nafas kesal. Sementara Leon mengelus bahu remaja itu. "Kamu dengerin aja kata bunda dan ayah kamu"

Cowok itu mengangguk pasrah. Ia berjalan dengan malas menuju kamarnya.

"Gak mungkin orang yang mati bisa hidup lagi" sangkal Zella. Wanita itu masih belum mempercayai apa yang Leon ceritakan tadi.

"Kak Zel, beneran kak. Waktu ada jadwal buat ketemu client aku kan kita janjian di kafe. Nah disitu aku kaya liat Shasa kak, serius" sergah Leon, terlihat jelas dari raut mukanya yang sangat frustasi.

Devano menepuk pelan bahu adik iparnya. "Mungkin itu cuma halusinasi kamu aja"

"Tapi kak, aku—"

"Kakak tau kamu sayang banget sama dia, susah buat lupain dia. Tapi kamu juga harus sadar kalo dia emang udah gak ada di dunia ini Leon"

***

"Mereka bahas apaan sih, bikin kepo aja" ketus Arvin yang masih kesal.

Pikirannya kini beralih pada gadis yang berstatus babu nya. "Mending gue telfon dia aja deh, dari pada kesel sendiri"

POSESSIVE ARVIN [GS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang