Komunikasi

3K 491 13
                                    

Let's get it!!!

JaemRen in your areahhh~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


Masih sama saja.


Semua usaha Renjun terabaikan.


Jaemin masih menghindarinya, bahkan saat kedua pasang onyx mata bertemu. Segera membuang muka.


Renjun mengerucutkan bibir, rasanya ingin menangis saja.


"Hiks."


Ketikkan Jaemin terhenti, tapi kembali menari diatas papan ketik.


Renjun tidak tahu ia salah apa. Saat Jaemin ditanya, tak ada jawaban. Tapi jika seperti ini terus, lebih baik ia menghubungi mamanya.


Berjalan cepat menuju kamar guna menelphon Mama Huang.


"Mama."


"Iya sayang, ada apa dengan suaramu?" Padahal Renjun sudah berupaya membuat suaranya tak terdengar serak.


"Jaemin melukaimu, ya?"


Renjun menggigiti bibir bawahnya. "Mama sehat, kan?"


"Sehat, kau?"


"Iya. Ma, sudah ya, Jaemin memanggil."


"Iya, kalau rindu main saja ke rumah."


"Hu'um." Renjun memutuskan sambungan. Ia berbohong pada mamanya.


Jaemin sama sekali tidak memanggilnya. Bersuara saja tidak.


"Jaem." Renjun berdiri di depan pemilik nama.


"Aku manggil lho."


"Ck." Laptop ditutup paksa. "Katakan, sebenarnya apa salahku?"


"Dengar ya, kalau ini menyangkut Xianlu, berarti kau salah paham. Aku hanya menganggapnya meimei, tidak lebih."


"...."


"Jaemin!" Renjun mendorong dada Jaemin lalu duduk di atas perutnya. "Lihat aku!" Mencengkeram rahang Jaemin karena membuang muka.


"Aku tidak suka diabaikan, aku benci didiamkan, aku." Renjun merasa nafasnya tersengal. Ia menghadap ke atas. Seperti ada air yang akan tumpah.


"Aku, aku hanya cinta Jaemin." Tangisannya tumpah, Renjun berusaha menyekanya, tapi terus saja keluar. Membasahi kemeja milik Jaemin.


Pemuda Na yang diam semakin diam. Menatap si mungil yang menangis dari bawah. Tangannya terasa kelu saat ingin terulur guna merengkuh.


Sebenarnya ia ini kenapa? Bisa-bisanya mengabaikan kekasihnya?


Jaemin juga bingung pada dirinya sendiri.


"Hiks, jangan abaikan aku, aku hiks." Renjun menunduk. Wajahnya sekarang pasti benar-benar jelek.


Egonya harus dirobohkan. Jaemin bangkit. Langsung saja memeluk erat tubuh kesayangannya.


Tangis Renjun semakin pecah.


"Maafkan aku."


"Maaf karena egois."


"Maaf karena mengabaikanmu."


"Maaf karena ragu padamu."


"Maaf, maaf, maaf."


"Injunnie, jangan membenciku ya. Aku tidak bisa hidup kehilanganmu. Aku takut."


"Hiks." Renjun menghapus sisa air matanya. "Aku juga salah, maaf tak memberitahu saat kau bertanya."


Berakhir Jaemin membawa Renjun ke kamar. Memeluk erat si mungil seperti tak ada hari esok. Dan jangan lupakan ia membubuhi wajah cantik Renjun dengan kecupan sayang berkali-kali.


"Terimakasih ya sudah mau menerimaku."


"Aku juga terimakasih sudah mau menyayang dan mencitaiku sepenuh hati."


Tbc

Fluffy • JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang