Pundung

17.1K 1.5K 107
                                    

Let's get it!

JaemRen in your areah~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


"Nyam nyam enwak banget."


"Pelan pelan makannya sayang, nanti tersedak."


"Hehe, salahin makannya enak."


"Kalau tersedak aku tidak tang—"


"UHUK UHUK, aduh perih Jaem." Berteriak heboh sambil menepuk-nepuk lengan Jaemin. Salah sendiri tidak menyiapkan minuman dan lagi tidak memesan minum.


"Aduh sakit Injunnie, iya tunggu akan kuambilkan." Jaemin segera berdiri dan pergi ke dapur. Dan naasnya tekonya belum diisi. Jadi ia hanya bisa meneguk ludah kasar.


"Cepat Jaemin!"


"Iya iya tunggu." Dengan perasaan bersalah ia meraih gelas dan menyalakan air keran. Menuangkannya segelas penuh.


"Ini."


"Ish lama!" Secepat kilat menghabiskan air yang baru saja Jaemin ambilkan. Diam-diam Jaemin meringis, sungguh ia bisa menjamin dirinya akan terus merasa bersalah.


"Injunnie."


"Apa?" balas Renjun sambil melanjutkan makannya. Sedangkan Jaemin sudah tak nafsu makan, dihantui rasa bersalah.


Tapi melihat keadaan Renjun yang sedang senangnya makan dirinya jadi tidak tega untuk mengatakan yang sesungguhnya.

"Em tak jadi, kau makan saja."


Salah satu alis Renjun tertarik ke atas. "Kau tidak makan lagi?"


"Sudah kenyang."


"Ei berlaga sekali, yasudah aku habiskan. Hush hush sana pergi daripada kau ngiler." Mengusir dengan tangannya juga, Jaemin mengangguk, kakinya terasa berat.


Berusaha untuk tidak memandangi pemuda Huang yang tengah sibuk memasukkan makanan saat baru saja menelan. Seperti mesin penyedot debu saja. Herannya Renjun makan banyak tapi tubuhnya tetap ramping. Nampak tak pernah diberi makan.


Melupakan perasaan bersalahnya, malah sibuk dengan pipi menggembung kekasihnya. Tanpa sadar ia terkekeh. Jaemin jadi lapar, tapi dalam konteks berbeda. Ia ingin menggigit mochi di depannya itu. Ngaung.


Dan pikirannya mulai berkelana.


"Woi! Na Jaemin!"


"Hehe, cantik sekali, ngaung."


"Aw! Sadar oi Jaemin! Sadar!" Badannya digoyangkan kencang berharap supaya si pemilik nama segera sadar. Takutnya ada makhluk halus yang mengambil alih tubuh pemuda Na.


"Eh Injunnie? Lho kenapa dirimu sudah menggunakan baju?" Tangannya bergerak cepat, tubuh mungil Renjun diputar-putar membuat si empu menjerit kesal karena sekarang kepalanya terasa pusing.


"Hah?! Gila kau! Sudah berhenti aku pusing!"


"Jangan jangan kau berpikir kotor saat aku makan ya?! Ngaku!" Tuduh Renjun dengan telunjuk kanannya berada tepat di depan wajah Jaemin.


"Aku tidak memikirkan apa-apa kok."


"Dih, bohong."


"I–iya kok." Raut wajahnya mulai tidak meyakinkan.


Renjun menyipitkan mata. Lalu mendekatkan bibirnya pada telinga Jaemin. Membisikkan sesuatu membuat Jaemin mendelik, tapi selanjutnya di sudut bibirnya sedikit berair. Bahasa simple-nya, ngiler.


"Uh mau mau, ayo buka bajumu."


PLAK!


"Nah jadi benarkan kau berpikir kotor tadi?"


"Eh tidak, itu kan sesuai apa yang kau bisikkan." Jaemin tak terima.


"Dih, aku bilangnya aku mau mandi jadi harus buka baju."


"Tapi kan sebelas duabelas."


"Ck sudah ya, tidak perlu mengelak lagi."


"Iya iya aku mengaku, huh." Bahu semangat Jaemin seketika menurun. Lalu menggelungkan tubuhnya di sofa dengan posisi membelakangi Renjun.


Pundung dia tuh.


Padahal sendirinya yang salah.


Bagaimana lagi.


Seme selalu salah.


Tbc

A/n nuninu~

Fluffy • JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang