Jealous (2)

5.5K 610 33
                                    

Let's get it!

JaemRen in your areah~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"Mana ice cream nya?" tanyanya murung. Sudah tiga jam menunggu kalau permintaannya tidak dituruti akan ia habisi orang di depannya.

"Tutup, yang lain saja."

"Toko lain? Call."

"Eh, bukan begitu, ayolah kau sudah makan banyak dua hari lalu."

Renjun berdecak. Memilih berjalan terlebih dahulu. Meninggalkan Jaemin dengan wajah lesunya. Dia kan hanya tidak ingin kekasihnya pilek. Nanti yang repot ujung-ujungnya juga dirinya.

"Injunnie~" Segera berlari mengejar. Tapi saat hampir sampai ia dicegat oleh seseorang.

"Sunbaenim," panggil gadis dengan surai sesiku dan bandana putih. Bibirnya tersenyum begitu juga matanya.

"Siapa ya?"

"Perkenalkan aku Jehyo Bae dari jurusan bahasa semester empat."

Jaemin hanya mengangguk, sesekali melihat punggung kekasihnya yang semakin menjauh. Aduh, jika seperti ini si mungil akan tambah merajuk.

"Maumu apa?"

"Ingin meminta tolong sunbaenim, ada matkul yang aku belum terlalu paham."

Kening Jaemin mengerut. Perasaan dia bukan asisten dosen atau mahasiswa pintar. Tapi kenapa gadis di depannya harus menemuinya?

"Sepertinya kau salah orang." Jaemin pergi, tapi baru dua langkah ia kembali berbicara. "Jika ingin meminta bantuan, saya tidak bisa, sibuk soalnya." Alasan saja, sibuk darimananya selain menjadi budak cinta Huang Renjun.

Jehyo mendengus saat Jaemin berlari menjauh. Apalagi panggilan itu. Membuat dirinya mendelik. Sunbaenim-nya bocah sekali ternyata.

"Injunnieee hueee~" Pura-pura menangis karena Renjun terus mengabaikannya. Bahkan ia sekarang pergi ke toko ice cream sendiri. Membeli secup besar. Membuat Jaemin melongo.

"Aku juga mau."

"Kau kan tak suka susu," ketus Renjun sambil terus memasukkan sendok berisi ice cream ke mulutnya.

Jaemin menghela nafas berat. Kalau begini ia hanya bisa diam melihat kekasihnya makan. Lucu sih, tapi jika ice cream nya sebanyak itu ya tidak baik.

"Jangann." Jaemin langsung menghentikan aksi Renjun yang ingin membersihkan sudut bibir dengan lengan bajunya. Digantikan dengan tangannya. Renjun diam, lalu membuang muka setelah Jaemin selesai.

"Aku mau pulang."

"Masih banyak ice creamnya."

"Pulang."

"Oke oke." Keduanya keluar dari toko.

"Ini helm—"

"Aku duduk di depan."

Jaemin terkejut. Duduk di depan? Ia tak salah dengar? Weei, jarang-jarang Renjun ingin itu. "Injunnie, kau tidak sakit kan?"

"Ck, yasudah aku ingin naik bus saja."

"Ya jangan, sebentar." Jaemin lebih dulu duduk di jok. "Sini." Menepuk sisa tempat di depannya.

Renjun tidak langsung naik, ia malah melihat sekitarnya.

"Hei, melihat apa? Ayo naik sebelum panas, nanti kau hitam." Renjun mendengus, bisa-bisanya Jaemin bercanda saat dirinya saja sedang bad mood. "Hadap ke depan sayang, bukan ke aku."

"Mau seperti ini."

Jaemin mengangguk saja, toh dia juga senang kalau Renjun jadi manja. Memeluk bak koala dan Jaemin pohonnya.

"Pegangan terus, nanti kau terbang." Sebelum menghidupkan mesin, Jaemin melingkarkan tangan Renjun di perutnya. Tak lupa mengelus pucuk kepala Renjun sayang dan membubuhkan kecupan.

"Berangkat~"

Renjun diam diam tersenyum samar. Dia tahu kalau sedari tadi ada yang memperhatikan dari jauh. Dengan sengaja ia mengeratkan pegangan dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jaemin.

"Na Jaemin itu hanya milik Huang Renjun," batinnya penuh kemenangan saat melihat wajah sebal dari gadis yang masih saja berdiri di jauh sana.







Renjun sepertinya lagi cemburu~
























































Omake :

"Menyebalkan padahal kalau aku sakit ya dia yang kesenangan, banyak modus, sok sok transfer kekuatan, kalau ingin peluk yang tinggal peluk."

Renjun mendumal sambil berjalan di koridor. Ia melirik ke belakang Memastikan Jaemin masih mengejarnya. Karena tidak ada suaranya jadi ia penasaran.

"Eh, dia malah bicara dengan perempuan." Tatapnya sebal.

"Bicara apa sih mereka. Dia cantik sekali, jangan-jangan —wei memang, tapi sepertinya ada yang sedang merencanakan sesuatu." Menduga-duga sendiri, tapi benar sih. Feeling-nya kuat ternyata.

Saat Renjun sudah di ujung koridor. Suara berat yang dibuat mendayu itu kembali terdengar.

"Injunnieee hueee~" Langkahnya mulai kembali mendekat.

Terkadang Renjun malu karena tingkah absurd Jaemin, benar-benar tak tahu tempat. Banyak mengundang atensi. Tapi di sisi lain ia juga senang.

Setidaknya Jaemin begitu sayang padanya.

Membuat hati Renjun selalu menghangat jika di dekat Jaemin.


























End

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Di draft sudah habis, belum nulis lagi :'

Tapi kalau mau lanjut komen aja,

End

or

Tbc?

Fluffy • JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang