Hari Libur

2.9K 446 52
                                    

Haha, oke, jadi dichapter sebelumnya ("Kata Jaemin...")

Itu hanya ide cerita yang kutulis karena tiba-tiba aja ngerasa sedih aja perihal Jaemren (⌒_⌒;) aneh emang, moodku bisa terjun bebas.

...

Entah aku lupa atau ngga pernah bilang 'kalau dari chapter ke chapter selanjutnya itu ngga mesti nyambung, jadi kadang bisa loncat waktu.' 

Jadi anggap saja chapter ("Kata Jaemin...") itu sebagai penggalan dari pahitnya sebuah hubungan mereka. 

Mungkin sebuah spoiler tentang masa depan mereka dibook ini. 👀

Tenang, masih 'mungkin'. Belum tahu nantinya gimana. Haha.


Let's get it!

JaemRen in your areah~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


"Bweswok itu hwari apwa?" tanya Renjun disela mengunyah makanannya.


"Ditelan dulu, baru ngomong." Jaemin memperingati.


Renjun mengangguk lalu menelan. "Besok itu hari apa?"


"Hari senin."


"Ooo." Kaki Renjun yang sedikit menggantung digoyangkan pelan sampai tak sengaja mengenai tulang kering Jaemin. "Maaf ya."


"No problem, nanti ke rumah eomma, mau?"


Dibalas gelengan. "Di apartement, aku ingin berdua saja denganmu."


"Tumben?"


"Yasudah kalau—"


"Iya iya."


Selesai makan dan mencuci piring dilanjutkan bermalas-malas ria di depan televisi.


Jaemin duduk bersender dengan  Renjun yang tiduran di pangkuannya.



"Mau kartun."


"Ini kan kartun."


Renjun menggeleng membuat paha Jaemin geli. "Jangan begitu, geli.


"Oke, kemari kan remotenya." Renjun mulai mencari saluran yang menampilkan kartun kesukaannya. Semenit kemudian, bibirnya mengerucut. "Tidak ada."


"Memang nama filmnya apa?"


"Moomin."


"Untung tidak ada."


"Heh?!" Renjun langsung duduk dan memandang Jaemin kesal.


"Habisnya dulu saat kau lihat itu, akunya diabaikan."


Memutar bola mata malas lalu Renjun membawa tubuhnya untuk duduk dipaha Jaemin.


"Pinjam ponselmu dong."


"Buat?"


"Nonton moomin lucu!" seru Renjun semangat.


"Kau ini umur berapa? Enam tahun?"


"Bisa jadi, cepat sini kemarin."


"Jangan dibanting, baru nih."


"Iya." Tangan Renjun langsung menekan-nekan layar ponsel, mengetikkan nama moomin di kolom pencarian.


Video baru terputar lima menit, tapi tiba-tiba terhenti.


"Jaringannya jelek pasti," gumam Renjun sabar menunggu. Menyenderkan punggungnya didada bidang Jaemin.


Selalu nyaman.


"Kuotamu habis, ya?"


"Coba lihat." Jaemin mengecek operator. "Yah, nol. Kau sih kualitas videonya besar, 144 saja cukup."


"Hah bosan, ish geli Na." Renjun menjauhkan tengkuknya yang ditiup pelan.


"Wanginya enak, sini aku cium lagi."


"Keenakan kau."


"Hehe, sini peluk saja."


Hap!


"Ei, anda tertipu." Renjun dengan cepat menghindar membuat Jaemin ikut beranjak.


"Tidak kena wleee, sini tangkap, nanti hadiahnya—"


"Apa hadiahnya?"


Hap!


Renjun mendengus. Padahal niatnya ingin lari-larian tapi karena sibuk bicara, Jaemin lebih dulu menangkap.


"Kau maunya apa?"


"Menikah yuk denganku."

Tbc

Fluffy • JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang