Garis Kehidupan

3.7K 353 83
                                    

Jangan asal scroll. Baca baik-baik, Catatan diakhir cerita juga dibaca ya~

Terimakasih.


Let's get it!

JaemRen in your areah~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


Nafasnya tersendat, sepertinya takdir memang tidak memperbolehkan mereka bersatu. Lelaki dan lelaki seharusnya memilih perempuan untuk dinikahi. Jadi garis kehidupan dengan cara bagaimana pun tidak akan pernah bisa diubah.


Derai air mata dipikirkan jatuh membasahi pipi.


Sudut bibir menurun dengan kesedihan.


Jika dari awal takdir hanya ingin mempermainkannya, lalu kenapa mereka harus bertemu?


Kenapa mereka harus terjerumus pesona satu sama lain dengan persamaan gender?


Kenapa tidak pada perempuan saja?


Dalam kalbu tak berhenti untuk menyalahkan diri sendiri, kenapa ia tidak pintar?


Tawa palsu mengalun.


Jikalau takdir memang hanya ingin memberikan kesempatan untuk menitipkan jodoh orang, lebih baik dia tidak pernah menemui titipan tersebut.


Seharusnya ia mengikuti jalan yang sudah ada. Menyukai seorang gadis dan hidup bersama sampai akhir hayat.


Penyesalan selalu ditampik.


Kubangan dosa yang diselami, terasa menyenangkan.


Di sana, ia bertemu dengan sosok cantik tiada tanding. Senyum mempesona dengan dimple mungil. Suara halus menenangkan hati. Dan jangan lupakan manik mata yang seakan menarikmu dalam jeratan tanpa jalan keluar. Bahkan jika jalan itu ada, kau akan lebih memilih terkurung selamanya.


Kesayangannya, cantiknya, senyumannya, tawanya, manisnya, mungilnya, dunianya, tenangnya.


Semuanya ada pada Huang Renjun.


Pemuda manis yang menjadi alasan kenapa Jaemin memilih membelot.


Apapun konsekuensinya dimasa depan. Jaemin akan terima. Selama dirinya bisa mengikat Huang Renjun dalam dekapan.


Egois akan cinta terlarang.


Jaemin tak peduli.


Yang penting ia bahagia. Berkali-kali lipat karena ditemani si manis.


"Nana." Suaranya mampu menenangkan hati.


"Ya, sayang?" Dalam pangkuan, Jaemin memberikan senyum terbaik. Dibelainya pelan surai Renjun yang mulai memudar bersamaan tubuhnya.


"Jika takdir saat ini tak merestui. Di kehidupan selanjutnya, aku berharap bisa menjadi gadismu. Membuatmu tetap tinggal denganku, hidup dan mati."


"Sayang." Panggilan Jaemin menyadarkan tatapan sayu Renjun. Tangan Renjun terangkat untuk mengelus pelan pipi dominannya.


"Terimakasih sudah menyematkan marga Na, tidak ada kebahagiaan seluar biasa ini yang pernah terjadi dalam hidupku."


Jaemin mengangguk lalu menggeleng ribut.


"Banyak kebahagiaan luar biasa dimasa depan yang masih harus kita gapai. Kumohon bertahan untukku dan aegi, ya?"


Renjun berusaha mati-matian membendung air mata. Aegi-nya mungkin juga tidak seharusnya hidup diperutnya.


"Nana, maafkan semua kesalahanku ya?"


"Bahkan kau tidak pernah berbuat salah padaku, aku yang banyak salah padamu. Maaf."


"Iya."


"Injunnie, aku sayang dirimu, sangat."


"Injunnie juga sayang Nana." Dimple mungil terbentuk. "Hidup lebih baik tanpaku, ya? Cari pendamping perempuan, jangan berakhir seperti kita sekarang."


Jaemin menggeleng. Air mata lolos, jatuh kepipi berisi Renjun.


"Kalau kau pergi, aku akan menyusul."


Renjun tak membalas. Menarik tengkuk Jaemin mendekat.


Sebelum Renjun pergi, ia ingin mendapatkan ciuman selamat tinggal.


Jaemin merasa bibir Renjun mulai dingin. Tak peduli, bibirnya tak hanya mendarat, tapi juga memberikan lumatan posesif.


Jaemin benar-benar tak rela Renjunnya pergi.


Hidupnya sudah ia berikan sepenuhnya untuk Renjun.


Tak ada kata 'lebih baik' kalau Renjunnya saja pergi meninggalkan.


Tangan Jaemin mengepal.


Renjunnya sudah pergi.


"Sayang Nana." Kalimat terakhir sebelum balasan lumatan terhenti.


"Injunnie." Dada Jaemin sesak.


Berikan pistol milik Saeya daripada Jaemin harus hidup sendiri.


"Sayang, maaf, aku belum bisa menjadi pasangan yang baik."


"Apabila takdir tak mengijinkan bersama karena gender kita yang sama. Maka aku berharap, dikehidupan selanjutnya aku bisa menjadi gadismu. Dan berjanji akan mengikatmu hidup dan mati. Kata perpisahan tidak akan pernah ada. Jaemin dan Renjun harus menjadi satu."


Permohonan Jaemin yang semoga didengar dan dikabulkan.








Official Sad Ending.






Started : Sun, 21 March '21
Finished : Thu, 6 May '21



A/n Sekali lagi, kuingatkan jangan dihapus dulu book ini dari library, kalau menuh-menuhin, lebih baik diarsipin aja dulu.

Spoiler : Akan ada spin off.

Di sini juga ada yang mau kujelasin, tapi karena pas ditulis kok banyak banget, jadi kutaruh di chapter depan aja sebelum spin off.

Sekian, sampai jumpa chapter depan~

Oiya, kalian tak penasaran kah kenapa gendernya Winwin kutulis 'TG'?


©VLNurulimams

Fluffy • JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang