🧶Kisah Keempat

27.5K 2.9K 279
                                    

DENGAN senyum yang terpancar dari bibirnya, Mark melambai ke sosok wanita yang baru saja memasuki restoran yang memang khusus dia pesan untuk malam ini. Buru-buru dia memasukan kotak beludru yang sudah dia siapkan jauh jauh hari. Hanya untuk kekasih yang dia cintai, Kang Mina.

"Maaf sayang aku terlambat, apa kau menunggu lama?" ucapnya dan langsung duduk di kursi yang berada di depan Mark.

"Tidak, aku juga baru saja datang." Mark tersenyum, padahal dia berbohong. Jika saja dia tidak menunggu sang kekasih, sudah satu jam yang lalu dia akan pergi meninggalkan restoran ini.

Mark mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan, ia dan Mina perlu memesan makanan.

"Setelah makan, ada sesuatu hal yang ingin aku sampaikan padamu." Mark terus saja tersenyum, ia meraih tangan sang kekasih untuk dielusnya pelan menggunakan jempol miliknya.

" Mark terus saja tersenyum, ia meraih tangan sang kekasih untuk dielusnya pelan menggunakan jempol miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benarkah? Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu. Dan ini sangat penting."

"Baiklah, jika begitu kita pesan makanan dulu. Nanti kita mengobrol lagi, aku sudah lapar ingin makan sesuatu."

Mina mengangguk pelan, Mark dan Mina mengambil buku menu yang sudah disodorkan oleh pelayan yang datang ke meja mereka, memilih menu makanan terlebih dahulu, baru nanti mereka akan melanjutkan pembicaraan yang ingin disampaikan oleh masing-masing.

Haechan kini sedang menyiram bunga yang terdapat di halaman belakang rumah, ini salah satu tempat favoritnya di sini. Melihat bunga-bunga itu mekar membuat hatinya sedikit lebih membaik. Untung saja, Taeyong memberikan tugas mudah kali ini.

"Eh kenapa macet?" Haechan menepuk-nepuk selang air yang digunakannya.

Dia menatap ujung selang itu dan pandangannya ia arahkan mengikut panjang selang yang sedang ia pakai, siapa tahu ada sesuatu yang menyangkut pikir Haechan. Dan ternyata, di keran penghubung ada seseorang yang sedang melepas selang yang sedang digunakan oleh Haechan.

"Ya hyung! Tolong aku! Kenapa diam saja!" Di ujung sana, Sungchan tengah kewalahan karena air yang keluar dari keran sangat keras.

Buru-buru Haechan berlari dan menghampiri Sungchan yang sudah basah kuyup terkena air, ternyata kerannya patah, pantas saja airnya tidak berhenti keluar. Haechan akhirnya berlalu untuk pergi ke dalam gudang untuk mengambil kunci pipa dan satu penutup pipa.

"Hyung!"

"Ah ya tuan tunggu sebentar."

Dengan cekatan, Haechan memperbaiki keran yang rusak itu. Entah bagaimana caranya Sungchan dapat menghancurkan pipa itu. Dia juga basah kuyup dibuatnya.

"Sudah." ucap Haechan kemudian berdiri, sepertinya dia harus membereskan kekacauan ini nanti.

Haechan menatap ke arah Sungchan, melihat tuan mudanya ini sudah basah seluruh tubuhnya akibat ulahnya sendiri.

[06][pt. 1] Beautiful PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang