🧶[Bonus Chapter] - Fin

41.8K 2.8K 356
                                    

2 Tahun Kemudian

Gerbang besar itu terbuka cukup lebar, menampilkan seorang yang kini tampak bugar dengan badan yang terlihat sedikit berisi keluar dari dalam sana. Senyumnya terpampang jelas saat melihat dua orang yang kini tengah menunggunya tidak jauh dari gerbang yang baru saja dia lewati. Tas kecil yang dibawanya diperbaiki ketika melihat satu orang datang padanya.

"Milk!" seorang anak laki-laki berlari kencang dan langsung melompat ke pelukan laki-laki dewasa yang kini tengah menggendongnya dalam dekapan yang hangat, sosok laki-laki dewasa itu sangat menunggu momen-momen saat ini.

"Milk! Aku sangat senang kau sudah kelual! Ingat, sering-seringlah belmain denganku!"

"Aku juga sangat senang melihatmu Jisung jagoan kecilku, tentu saja aku akan mengajakmu bermain kapanpun kau mau." ucap Mark mencubit pipi Jisung yang cukup tembab, dan itu membuat Mark sangat gemas.

Ya, dia adalah Mark yang baru saja keluar dari rumah tahanan. Masa kurungannya berkurang karena menjadi narapidana yang berperilaku baik, terlebih lagi kasus itu kembali melakukan persidangan jika dapat diingat salah satu korban meninggal dunia. Luka lama yang cukup menyakitkan. Sedangkan dari kasus itu, masa kurungan Mina bertambah, karena salah satu korban yang meninggal kare dirinya, itu dihitung dalam kasus pembunuhan, bukan sekedar kasus penyerangan biasa.

"Aku bukan jagoan kecil! Aku sudah besal! Aku bisa menjaga papa dengan baik!" protes Jisung kecil menggembungkan pipinya karena kesal.

"Baiklah-baiklah, kau adalah jagoan besar. Aku salah. Sekarang kita temui papamu."

Jisung yang berada dalam gendongan Mark hanya mengangguk dan mengeratkan pegangannya pada leher Mark, mereka berdua berjalan ke arah Haechan yang kini tengah tersenyum ke arah mereka berdua.

"Kau tampak sangat sehat hyung." sapa Haechan terlebih dahulu.

Mark menurunkan Jisung dari gendongannya karena sang bocah kecil merengek ingin masuk ke dalam mobil.

"Hmmm aku sangat sehat, kau bisa lihat sendiri. Yang aku kerjakan di dalam sana hanya tidur, makan, berdoa, dan melakukan kegiatan kecil__lalu, bagaimana denganmu? Kau dan mae?" tanya Mark dengan tangan yang diusapkannya di belakang tengkuk. Sedikit canggung memang.

"Sehat, kedai yang kami bangun atas dukungan dari ayah dan mommy juga berjalan stabil. Aku bisa hidup dengan aman dengan mae, walau mommy bersikeras agar kami tinggal di rumah."

"Kenapa kau tidak mau untuk tinggal saja di sana?"

Haechan menggeleng.

"Tidak, kurasa itu terlalu sulit. Lagipula ayah dan mommy dapat datang sesekali untuk menemui Jisung, lagipula Jisung tetaplah cucu mereka, sudahlah. Sekarang ayo kita pulang, sebelum itu kita pergi dulu ke suatu tempat."

Mark mengangguk.

"Ya kau benar, aku sudah sangat merindukan dia juga. Aku perlu menemuinya." Mark mengusak surai Haechan yang berwarna kecoklatan, Haechan terlihat semakin cantik pikirnya.

Haechan, Mark, dan Jisung kini sudah sampai pada satu tempat yang menyimpan luka yang tidak ingin diingat lagi bagi mereka berdua. Tapi tempat ini mengenang bagaimana sosok seseorang yang dulu pernah ada dalam kehidupan mereka.

Pemakaman.

Dengan bunga yang dibawa oleh Haechan, mereka sudah sampai di sebuah batu nisan yang bertuliskan nama Jeno di sana. Mark berjongkok dengan tangan kanan menyentuh gundukan tanah yang berada di depannya.

[06][pt. 1] Beautiful PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang