🧶Kisah Kedua belas

26.9K 2.7K 228
                                        

"Mau kemana?" tanya Mark saat dia melihat Haechan sudah menenteng tas dan sudah berada di ruang tengah.

Haechan menoleh karena mendengar suara Mark yang bertanya padanya, Mark sudah berpakaian rapi siap untuk pergi ke kantor. Hari ini ia menggunakan kemeja putih dengan jas berwarna navy, senada dengan celana kain yang dia kenakan membawa kesan dewasa pada dirinya.

"Hyung boleh aku meminta izin padamu?" tanya Haechan kembali, bukannya menjawab. Mark kini tengah memperhatikan penampilan Haechan yang sedikit lebih rapi dari biasanya. Haechan menggunakan kaos putih biasa dengan kemeja polos yang melapisi luarnya. Setidaknya Haechan tidak terlihat lusuh seperti biasanya.

"Mau kemana?" tanya Mark lagi sambil melewati Haechan dengan fokusnya yang teralihkan ke dalam tas yang dia bawa, Mark seperti sedang mencari sesuatu namun tidak ia temukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kemana?" tanya Mark lagi sambil melewati Haechan dengan fokusnya yang teralihkan ke dalam tas yang dia bawa, Mark seperti sedang mencari sesuatu namun tidak ia temukan.

"Mau berkunjung ke rumah, aku ingin mengecek keberadaan mae dan ayah, pekerjaan di rumah juga hari ini tidak terlalu banyak. Bibi Bongcha sudah mengurusnya."

Mark melirik ke arah Haechan, namun ia tidak berucap satu katapun. Ia lebih memilih membongkar dalam tasnya kembali, sudah sedari tadi Mark cari namun tidak ia temukan. Mark mulai jengah, ia menghela nafas panjang karena tidak menemukan berkas yang dia butuhkan. Seingatnya dia sudah masukkan ke dalam tas miliknya.

"Hyung sedang mencari apa?" Haechan mencoba bertanya karena melihat kegelisahan dari Mark.

"Kau melihat map yang berisikan berkas yang tadi malam aku kerjakan?" akhirnya Mark yang keras kepala bertanya pada Haechan.

"Ah___soal itu." Haechan membuka tas yang dibawanya kemudian mengeluarkan sebuah map hitam.

"Kenapa bisa ada di sana?"

"Aku menemukan map ini di dalam lemari. Takutnya hyung lupa jadi aku bawa lebih dulu karena hyung masih mandi di dalam." Ya tadi malam untuk pertama kalinya mereka tidur sekamar, tapi hanya tidur membelakangi satu sama lain. Haechan akhirnya menyodorkan map itu yang kemudian diambil oleh Mark tanpa ucapan terimakasih.

"Ya sudah aku berangkat kau juga akan pergi kan."

"Jadi hyung mengizinkanku?"

"Ha? Kau tidak perlu meminta izin padaku. Untuk apa kau meminta izin? Aku tidak peduli jika kau pergi atau tidak." jawabannya dengan nada datar, Mark dengan sikap aslinya kembali muncul membuat Haechan menjadi berkecil hati. "Tunggu apalagi? Sekarang pergilah! Jangan katakan jika kau menungguku untuk mengantarkanmu?" tanyanya dengan satu alis yang dinaikan.

"Dia tidak menunggumu hyung, dia sedang menungguku. Karena Haechan akan pergi bersamaku." dari belakang tubuh Haechan, Jeno datang dengan membawa kunci mobil di tangan kanannya.

"Kau? Kau tidak pergi kuliah?"

"Tidak, hari ini aku kosong."

"Tch__kenapa kau harus repot-repot mengantarkan si pembuat masalah ini? Dia merepotkan saja." tunjuknya pada Haechan yang kini hanya diam tanpa ikut campur dalam pembicaraan dua orang yang berada di depannya ini.

[06][pt. 1] Beautiful PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang